Pengamat: Keberhasilan Timnas Indonesia Mengalahkan Filipina di Piala AFF 2024 Bergantung pada Lini Tengah

Menurut Alexander Saununu, lini tengah tim yang dilatih oleh Shin Tae-yong masih memiliki banyak kekurangan.

oleh Fardi Rizal diperbarui 20 Des 2024, 17:23 WIB
Diterbitkan 20 Des 2024, 17:18 WIB
Piala AFF 2024 - Pemain Timnas Indonesia: Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, Rafael Struick, Hokky Caraka, Marselino Ferdinan
Pada Piala AFF 2024, Timnas Indonesia diperkuat oleh Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, Rafael Struick, Hokky Caraka, dan Marselino Ferdinan.

Bola.com, Jakarta Dalam sepak bola, lini tengah dianggap sebagai area yang sangat penting bagi sebuah tim. Keberhasilan atau kegagalan sebuah tim sering kali ditentukan oleh seberapa kuat para gelandang bermain di area ini.

Demikian juga untuk Timnas Indonesia, diperlukan gelandang yang energik dan bekerja keras jika mereka ingin memenangkan pertandingan melawan Timnas Filipina di pertandingan terakhir penyisihan Grup B Piala AFF 2024 yang akan berlangsung di Stadion Manahan Surakarta pada hari Sabtu, 21 Desember 2024 mendatang.

Menurut pengamatan Alexander Saununu, lini tengah tim yang diasuh oleh Shin Tae-yong ini masih memiliki beberapa kekurangan.

"Saya lihat Shin Tae-yong lebih mengandalkan kolektifitas tim. Sehingga peran lini tengah tampak kurang maksimal. Apalagi Timnas Indonesia tak punya gelandang bertahan murni sebagai filter pertama menghadang serangan lawan," katanya.

Masih Belum Optimal

Piala AFF 2024 - Ilustrasi Timnas Indonesia Vs Filipina
Ilustrasi pertandingan Timnas Indonesia melawan Filipina di Piala AFF 2024 (Bola.com/Adreanus Titus).

Setelah menyelesaikan tiga pertandingan, performa lini tengah Timnas Indonesia yang dipimpin oleh Muhammad Ferarri terlihat efektif ketika mereka berhasil mengalahkan Myanmar dengan skor 1-0. Namun, saat menghadapi Laos dan berakhir dengan hasil imbang 3-3, lini tengah tersebut menunjukkan kelemahan yang mudah dieksploitasi oleh lawan.

Akibatnya, penyerang Myanmar dengan mudah dapat menembus langsung ke jantung pertahanan dan berhadapan langsung dengan kiper Daffa Fasya.

"Indonesia bisa membalas tiga gol ke gawang Myanmar, tapi prosesnya tidak melalui lini tengah. Mereka hanya memaksimalkan bola-bola mati dari lemparan ke dalam Arhan Pratama dan tendangan pojok," ujarnya.

Strategi ini menunjukkan bahwa meskipun lini tengah kurang berfungsi optimal, mereka masih mampu memanfaatkan peluang dari situasi bola mati untuk mencetak gol.

Alami Cidera saat Lawan Vietnam

Mantan gelandang Timnas Indonesia menyatakan bahwa saat pertandingan melawan Vietnam, situasinya lebih buruk lagi.

"Timnas Indonesia bermain terlalu ke bawah. Sehingga kita terus ditekan Vietnam. Ada satu dua momen Indonesia bisa bikin gol, namun dukungan dari tengah kurang," jelasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa strategi bertahan yang terlalu dalam membuat Indonesia kesulitan mengimbangi permainan Vietnam. Padahal, ada beberapa kesempatan untuk mencetak gol yang terlewatkan karena kurangnya dukungan dari lini tengah.

Alexander Saununu menambahkan bahwa dalam pertandingan krusial melawan Filipina nanti, gelandang Timnas Indonesia harus bermain lebih kompak dan berani menguasai bola. Filipina memiliki pemain naturalisasi dari Eropa yang memiliki keterampilan tinggi.

"Lini tengah harus aktif dalam transisi menyerang dan bertahan. Jika ingin menang, maka harus ada gelandang yang membantu kerja para penyerang," tuturnya.

Oleh karena itu, peran gelandang menjadi sangat penting untuk mendukung serangan dan pertahanan tim, terutama menghadapi pemain lawan yang memiliki kemampuan individu yang baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya