5 Tahun Pasca Covid-19, China Kembali Diserang Wabah Virus HMPV

Wabah virus HMPV menyerang China lima tahun pasca-Covid-19, memicu lonjakan kasus dan kewaspadaan global.

oleh Nurul Diva diperbarui 03 Jan 2025, 11:30 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2025, 11:30 WIB
Contoh ilustrasi anak dengan masker
Perubahan cuaca hingga penerapan pola hidup bersih yang sehat serta adanya berbagai bakteri dan virus menjadi faktor peningkatan kasus pneumonia pada anak. (Foto: Unsplash.com/Taylor Brandon)

Liputan6.com, Jakarta Lima tahun setelah dunia dilanda pandemi Covid-19, China kembali menghadapi lonjakan kasus virus pernapasan yang memicu kekhawatiran global. Virus ini dikenal sebagai Human Metapneumovirus (HMPV) dan telah membanjiri rumah sakit di berbagai wilayah di negara tersebut.

Laporan media sosial dan pemberitaan menyebutkan bahwa rumah sakit, khususnya yang menangani anak-anak, kewalahan menghadapi kasus pneumonia yang meningkat. Selain HMPV, virus lain seperti Influenza A dan Mycoplasma pneumoniae turut menyebar cepat, memperburuk situasi di tengah tingginya angka pasien.

Kondisi ini membuat otoritas kesehatan di China mulai memperkuat sistem pemantauan dan pengendalian penyakit, dengan tujuan mencegah penyebaran yang lebih luas dan mempersiapkan langkah penanganan yang lebih efektif di masa depan. Berikut informasinya, dirangkum Liputan6, Jumat (3/1).

Apa Itu Human Metapneumovirus (HMPV)? Penyakit yang Menyerang Pernapasan

Mengutip timesnownews.com, Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus RNA dari keluarga Pneumoviridae yang menyerang saluran pernapasan dan pertama kali diidentifikasi di Belanda pada tahun 2001. Virus ini sering menimbulkan gejala serupa flu biasa, namun dapat berkembang menjadi infeksi pernapasan serius seperti pneumonia, terutama pada kelompok rentan.

HMPV umumnya menyerang anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem imun lemah, terutama selama musim dingin hingga awal musim semi. Penyebaran yang cepat dan kemampuannya meniru gejala Covid-19 membuat virus ini menjadi perhatian utama di tengah pemulihan pasca-pandemi.

Sejak pertama kali ditemukan, HMPV telah menyebar secara global dan menjadi salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan yang membutuhkan rawat inap, khususnya bagi pasien dengan gangguan paru-paru atau kondisi kesehatan kronis.

Gejala Infeksi Virus HMPV, dari Batuk sampai Timbulkan Ruam di Kulit Tubuh

Menurut laman ANTARA, infeksi HMPV menimbulkan gejala yang beragam, mulai dari ringan hingga berat, bergantung pada kondisi kesehatan individu yang terinfeksi. Gejala umum meliputi:

  1. Batuk kering atau berdahak yang terus-menerus dan menyebabkan iritasi saluran pernapasan.
  2. Demam ringan hingga tinggi yang sering disertai dengan keringat berlebihan dan kelelahan.
  3. Hidung tersumbat atau berair, disertai sakit tenggorokan yang menimbulkan ketidaknyamanan saat menelan.
  4. Mengi atau suara napas yang berbunyi seperti siulan, terutama saat menghembuskan napas.
  5. Sesak napas yang dapat memburuk dan memerlukan perawatan medis intensif.
  6. Ruam ringan di kulit pada beberapa kasus, menandakan reaksi sistem imun terhadap virus.

Pada kasus yang lebih parah, HMPV dapat menyebabkan komplikasi serius seperti bronkitis, pneumonia, atau kambuhnya asma, sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit untuk menghindari risiko fatal.

Menyebar Melalui Percikan Air Liur

HMPV menyebar melalui droplet atau percikan air liur saat batuk dan bersin, serta melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Virus ini dapat bertahan pada permukaan selama beberapa jam, meningkatkan risiko penularan di tempat umum dan fasilitas kesehatan.

Kelompok yang paling rentan terhadap infeksi ini adalah anak-anak di bawah usia 14 tahun, lansia, dan individu dengan gangguan pernapasan kronis. Anak-anak sering kali membutuhkan perawatan medis karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum sepenuhnya berkembang.

Lonjakan kasus HMPV di China menunjukkan betapa cepatnya virus ini menyebar di wilayah dengan populasi padat, terutama saat musim dingin yang meningkatkan risiko infeksi pernapasan.

Langkah Pencegahan dan Penanganan HMPV

Hingga saat ini, belum tersedia vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV, sehingga langkah pencegahan menjadi fokus utama. Pencegahan meliputi mencuci tangan secara rutin, memakai masker di tempat umum, dan menghindari kontak dengan individu yang menunjukkan gejala pernapasan.

Penanganan gejala melibatkan penggunaan obat pereda demam, ekspektoran untuk batuk berdahak, dan terapi oksigen pada kasus yang lebih parah. Pasien dengan gejala berat atau komplikasi seperti pneumonia harus dirawat di rumah sakit untuk pemantauan dan penanganan intensif.

Otoritas kesehatan di China juga memperkuat sistem pemantauan untuk mendeteksi kasus baru secara dini dan mencegah penyebaran yang lebih luas, sambil meningkatkan kapasitas laboratorium untuk memproses sampel pasien dengan lebih cepat.

Dampak dan Respons Global terhadap Wabah HMPV

Lonjakan kasus HMPV di China menimbulkan kekhawatiran global terkait kesiapan sistem kesehatan menghadapi wabah penyakit baru. Negara-negara lain mulai memantau kasus serupa dan memperketat pengawasan epidemiologis.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengeluarkan peringatan untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap penyebaran virus ini, terutama di kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi dan akses terbatas ke layanan kesehatan.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa belum ada laporan kasus HMPV, namun pemantauan terus dilakukan untuk mencegah penyebaran jika virus ini muncul di wilayah domestik.

Apa itu virus HMPV?

HMPV adalah virus pernapasan yang menyebabkan gejala seperti flu dan berisiko menyebabkan pneumonia.

Apakah HMPV berbahaya?

Ya, terutama bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem imun lemah karena risiko komplikasi pernapasan.

Bagaimana cara mencegah infeksi HMPV?

Pencegahan meliputi mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak dari individu yang terinfeksi.

Apakah HMPV sudah ditemukan di Indonesia?

Hingga saat ini, belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia, tetapi pemantauan tetap dilakukan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya