Bola.com, Jakarta - Tim nasional Indonesia U-20 tengah mempersiapkan diri untuk berpartisipasi dalam Piala Asia U-20 2025 yang akan berlangsung di China. Kompetisi sepak bola yang sangat bergengsi di benua Asia ini dijadwalkan mulai dari tanggal 12 Februari hingga 1 Maret tahun ini.
Tim yang dikenal dengan julukan Garuda Muda ini ditempatkan di Grup C Piala Asia U-20 2025. Timnas Indonesia U-20 akan bertanding melawan Timnas Uzbekistan U-20, Timnas Iran U-20, dan Timnas Yaman U-20 dalam fase grup.
Baca Juga
Di bawah arahan pelatih Indra Sjafri, tim ini diharapkan dapat mencapai babak semifinal Piala Asia U-20 2025. Jika berhasil, Garuda Muda akan memperoleh kesempatan untuk berlaga di Piala Dunia U-20 2025.
Advertisement
Berbagai persiapan telah dilakukan oleh Timnas Indonesia U-20 menjelang kompetisi ini. Salah satunya adalah dengan menyelenggarakan turnamen mini yang diberi nama Mandiri U-20 Challenge Series, yang berlangsung dari 24 hingga 30 Januari 2025 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Masih Memerlukan Perbaikan
Turnamen Mandiri U-20 Challenge Series diikuti oleh empat tim, yaitu Yordania, Suriah, India, dan Indonesia selaku tuan rumah. Dalam kompetisi tersebut, Tim Garuda Muda mengalami dua kekalahan dan meraih kemenangan besar dengan skor 4-0 melawan India.
Melihat hasil dari turnamen ini, performa Timnas Indonesia U-20 dianggap belum mencapai tingkat yang optimal. Beberapa kekurangan perlu diperbaiki menjelang Piala Asia U-20 2025. Pandangan ini diungkapkan oleh pengamat sepak bola, Kesit Budi Handoyo, melalui kanal YouTube Liputan6.
"Secara overall dari tiga laga memang penampilannya belum optimal. Ini harus diakui secara jujur karena kalaupun Indonesia menang lawan India. India kita tahu adalah tim yang paling lemah dari dua lawan lainnya," ujarnya.
Menurut Kesit, "Secara permainan Indonesia belum begitu terlihat padu, masih ada koreksi intinya yang harus dilakukan Indra Sjafri baik itu penyelesaian akhir kemudian build up serangan dari posisi bertahan ke menyerang." Ini menunjukkan bahwa ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki oleh pelatih Indra Sjafri, terutama dalam penyelesaian akhir dan transisi serangan dari bertahan.
"Ada persoalan mendasar yang sangat elementer beberapa passing pemain ternyata akurasinya belum bagus, ada kesan terburu-buru. Dalam waktu singkat saya kira itu yang harus diperbaiki," ulas Kesit. Hal ini menandakan bahwa masalah dasar seperti akurasi umpan dan ketergesa-gesaan harus segera ditangani untuk meningkatkan performa tim.
Advertisement
Beberapa Pemain Memadai
Kesit Budi Handoyo mengamati bahwa formasi yang diterapkan oleh Indra Sjafri dalam tiga pertandingan yang telah dilalui masih bersifat sementara dan bersifat eksperimen. Namun, ada beberapa pemain yang dinilai telah menunjukkan performa yang baik.
"Komposisinya kan berubah-berubah, ada eksperimen yang dilakukan dan saya pikir wajar untuk melihat bagaimana kemudian tim ini mendapatkan pemain yang bisa lebih padu, chemistrinya bisa lebih terjalin," katanya. Menurutnya, perubahan komposisi ini adalah bagian dari upaya untuk menemukan kombinasi pemain yang lebih solid dan harmonis.
Beberapa pemain yang sering menjadi andalan di lini belakang, seperti Doni Tri, Alfharezzi Buffon, Iqbal Gwijangge, dan Toni Firmansyah, tetap menunjukkan konsistensi. "Jens Raven okelah karena habis cedera jadi penampilannya belum terlihat optimal," tambahnya. Meskipun demikian, Jens Raven masih belum mencapai performa terbaiknya setelah pulih dari cedera.
Kesit juga menyebutkan bahwa Ragil merupakan bagian dari kerangka tim U-20 yang lebih stabil, sedangkan yang lainnya masih dalam tahap percobaan dan pergantian yang dilakukan oleh Indra Sjafri. "Kemudian ada Ragil menurut saya ini komposisi kerangka dari tim U-20, selebihnya masih coba-coba silih berganti dilakukan Indra Sjafri sehingga kita belum melihat yang fix yang mana," sambung Kesit Budi Handoyo. Hal ini menunjukkan bahwa tim masih dalam proses pencarian formasi yang paling efektif.
Konsisten
Kesit Budi memiliki harapan besar agar Timnas Indonesia U-20 dapat tampil lebih konsisten dalam ajang Piala Asia U-20 2025. Hal ini dikarenakan performa mereka masih belum stabil. Selama turnamen sebelumnya, mereka hanya mampu mencetak empat gol, yang dianggap masih kurang memuaskan.
Kesit menyoroti bahwa meskipun saat melawan India permainan tim terlihat baik, namun jumlah gol yang dicetak belum maksimal. Menurutnya, "Saat menghadapi India oke tapi dari permainan empat gol itu kurang. Penyelesaian akhir masih jadi kendala."
Kesit juga menambahkan bahwa ketika melawan Suriah, permainan sebenarnya cukup baik, namun belum menunjukkan formasi pemain yang optimal. "Lawan Suriah sebenarnya oke tapi karena pemain yang diturunkan belum sepenuhnya baku, pemain utamanya ini yang mana," ujarnya.
Ia menekankan bahwa grafik performa tim masih belum stabil. Kepercayaan diri tim meningkat ketika berhasil mencetak gol melawan India, yang menjadi motivasi bagi tim untuk bermain lebih lepas. Meskipun begitu, Kesit menyatakan, "Rasa percaya diri itu muncul ketika Indonesia bisa menciptakan gol lawan India, itu yang menjadi pemantik Indonesia tampil lebih lepas walau secara keseluruhan belum bisa dikatakan itulah penampilan terbaik."
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)