Liputan6.com, Jakarta - Di tengah-tengah jadwal latihan yang padat, pebulu tangkis tunggal putri Hanna Ramadini tetap menjalankan ibadah puasa. Anggota tim Pelatnas Cipayung ini mengaku punya kiat khusus dalam menjaga kondisi tubuhnya selama berpuasa.
Baca Juga
- Fakta Menarik Drama 6 Gol Portugal dan Rekor-rekor Ronaldo
- Sempat Diganggu Badai, Chile Gasak Kolombia
- Mourinho Segera Temui Bos Madrid, Ada Apa?
"Yang paling utama itu adalah niat, kalau niatnya kuat Insya Allah bisa. Setelah latihan pagi, saya nggak ngapa-ngapain kecuali mandi dan salat. Habis itu langsung tidur, jadi latihan sorenya masih kuat," kata Hanna yang hingga hari ke-15 Ramadan baru batal tiga kali di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, baru-baru ini.
"Kalau sahur, saya bangun pukul 04.00 WIB, salat subuh dan langsung tidur lagi karena saya harus latihan pagi-pagi sekali. Saya biasanya makan lima buah kurma saat sahur dan lima lagi saat buka puasa. Selain itu, saya juga minum sari kurma serta suplemen yang sudah disiapkan dr. Laila (Hamid, Ahli Gizi PBSI) yang berisi vitamin dan isotonik," papar pebulu tangkis 21 tahun itu.
Advertisement
Para pelatih pun mengizinkan anak-anak didiknya untuk berpuasa selagi mereka memang mampu. Tetapi, tidak ada perlakuan khusus bagi mereka yang tengah berpuasa. Maklum saja, beberapa atlet memang tengah memasuki program persiapan menuju turnamen seperti Olimpiade Rio de Janeiro pada Agustus mendatang. Untuk Hanna, ia tengah bersiap jelang turnamen Chinese Taipei Open Grand Prix Gold 2016 pada akhir Juni ini.
"Kata mas Bambang (Supriyanto, Kepala Pelatih Tunggal Putri PP PBSI), boleh saja puasa asalkan kami kuat. Saya juga lihat-lihat kondisi dan intensitas program latihan, kalau sudah tidak kuat, terpaksa saya membatalkan puasa. Saya pernah batal karena waktu itu kepala saya pusing, badan lemas, dan panas. Selama puasa, berat badan saya turun 3 kg," ujar Hanna.
Hanna juga mengaku rindu akan suasana Ramadan di tengah-tengah keluarganya. Sudah dua tahun belakangan pemain dari klub Mutiara Cardinal Bandung ini tak pernah merasakan Ramadan bersama keluarga.
"Mudah-mudahan tahun ini bisa puasa bersama keluarga. Kebetulan turnamen Chinese Taipei Open selesainya beberapa hari sebelum Lebaran, jadi masih sempat puasa di rumah," tutur pemain kelahiran Tasikmalaya, 21 Februari 1995 ini.