Liputan6.com, Jakarta - Haji adalah ibadah umat Islam yang termasuk dalam Rukun Islam. Karenanya, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi bertekad untuk menjadikan perjalanan penuh tantangan untuk melaksanakan ibadah haji nyaman dan aman bagi seluruh jemaah melalui sebuah gagasan yang dinamakan Makkah Road atau Jalan Menuju Mekkah.
Tantangan yang dimaksud adalah perjuangan jemaah calon haji sudah dimulai sejak pertama tiba di bandara Arab Saudi.
Baca Juga
Saat itu, para jemaah calon haji harus menjalani proses pemeriksaan paspor, visa, dan pengambilan sidik jari yang memakan waktu cukup lama. Belum lagi jumlah jemaah yang tiap tahun semakin meningkat.
Advertisement
Menurut Menteri Media Kerajaan Arab Saudi, Dr Awwad bin Saleh Al Awwad, Makkah Road adalah gagasan dan metode untuk memfasilitasi jemaah haji dalam melakukan perjalanan ibadah mereka agar lebih nyaman dan aman sejak keberangkatan mereka dari tanah air.
"Pelayanan istimewa tersebut diterapkan pertama kali untuk jemaah haji asal Indonesia dan Malaysia. Dan kami berharap Makkah Road dapat diterapkan secara global untuk semua Muslim di seluruh dunia," ujar Menteri Awwad, seperti dilansir Antara, Selasa (31/7/2018).
Menurut Menteri Awwad, gagasan ini telah berhasil diterapkan di Malaysia dan Indonesia berkat upaya dan kerja sama dari lembaga-lembaga terkait dari kedua negara. Dia menegaskan, Road to Makkah digagas dan diterapkan oleh Pemerintah Arab Saudi bagi jemaah haji semata-mata demi memudahkan dan menyamankan perjalanan ibadah mereka.
"Ibadah haji adalah salah satu pilar dari lima rukun Islam. Ini adalah perjalanan yang unik karena tiga juta jiwa berkumpul di tempat yang sama dengan luas area yang sempit, dan melakukan kegiatan yang sama secara bersamaan pada waku yang telah ditetapkan secara tepat tanpa ada penundaan,"ucapnya.
Dia menambahkan, menjadi tantangan tersendiri dalam melayani perjalanan haji bagi umat Islam yang datang dari berbagai belahan dunia. Menteri Awwad bersyukur karena hal tersebut dimudahkan oleh Allah.
Menteri Awwad menambahkan, para jemaah calon haji datang dari berbagai negara dengan usia beragam dan bahasa yang berbeda-beda juga.
"Ini adalah tugas kami untuk melayani jemaah haji. Tahun lalu jemaah haji tertua adalah seorang perempuan berusia 114 tahun dari Indonesia. Ini adalah hal yang menakjubkan," kata Menteri Awwad.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Berikan yang Terbaik
Lebih lanjut Menteri Awwad menegaskan, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melakukan segala upaya yang terbaik bagi seluruh jemaah haji karena melayani mereka sesungguhnya adalah pekerjaan untuk Allah.
"Ini adalah tanggung jawab sekaligus kehormatan bagi kami. Tidak ada posisi politik yang ingin kami raih dari hal ini, dan tidak ada alasan politik di balik semua yang kami kerjakan," terangnya.
Dia menekankan, propaganda tentang politisasi haji harus dimentahkan. Karena Menteri Awwad menegaskan, jemaah yang datang hanya semata-mata ingin melakukan haji.
"Tidak ada alasan politik di balik pelaksanaan haji sejak 1.400 tahun yang lalu. Kita harus melindungi proses ibadah haji dari unsur-unsur politik pihak mana pun," tegas Menteri Awwad.
Pada Senin 30 Juli 2018 kemarin, jemaah calon haji asal Indonesia yang menikmati fasilitas Makkah Road tiba di Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah, Arab Saudi.
"Jamaah haji ini merupakan yang pertama tiba dengan layanan fast track atau al-masar as-sari'. Al-masar as-sari' merupakan bagian penting dari proyek besar Makkah Road yang merupakan suatu inovasi terbaru Arab Saudi dalam memberikan pelayanan demi kenyamanan para jamaah haji Indonesia yang merupakan jamaah terbesar," kata Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel.
Tidak seperti penumpang lainnya yang harus menunggu giliran pemeriksaan keimigrasian meliputi pemeriksaan paspor dan visa, serta pengambilan sidik jari, jemaah haji Indonesia yang terbang dengan fasilitas Makkah Road telah melalui seluruh prosedur tersebut sejak di Bandara Soekarno Hatta.
Saat tiba di Jeddah, mereka juga tidak perlu menunggu bagasi yang membutuhkan waktu cukup lama karena para petugas telah mengurus, bahkan mengantarkannya langsung ke penginapan mereka masing-masing.
Dengan jalur cepat tersebut, hanya butuh 15-20 menit bagi jamaah untuk tiba di kamar hotel sejak pesawat mereka mendarat di Jeddah, turun dari pesawat, dan menuju bus yang memberangkatkan mereka ke penginapan. Sebelumnya, seluruh proses tersebut bisa memakan waktu sekitar 2,5 jam.
Agus mengatakan, Pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi kemudahan yang diberikan oleh Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman atas inovasi yang istimewa tersebut.
Â
Advertisement
Kerja Sama Negara
Sementara itu, Atase Pertahanan Brigadir Jenderal Drajad Bima Yoga mengatakan, kelompok terbang pertama jemaah haji Indonesia yang tiba di Bandara King Abdul Azis, Jeddah telah merasakan secara langsung sistem baru yang merupakan kerja sama antara Arab Saudi dan Indonesia di bidang keimigrasian.
Melalui pelayanan tersebut, menurut Brigjen Drajad, jemaah haji mendapat pelayanan keimigrasian dari pihak Pemerintah Arab Saudi sejak berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten.
"Sistem ini merupakan wujud pengembangan kerja sama Saunesia (Saudi-Indonesia) dalam meningkatkan kecepatan pelayanan dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi bagi jamaah haji Indonesia," jelas Brigjen Drajad.