PPIH Lobi Arab Saudi Ubah Pendaratan 4 Kloter Jemaah Haji dari Madinah ke Jeddah

Perbedaan pendaratan 4 kloter jemaah haji gelombang kedua ini imbas adanya penambahan kuota haji 10 ribu pada tahun ini.

oleh Nurmayanti diperbarui 25 Jul 2019, 13:13 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2019, 13:13 WIB
PPIH bertemu dengan Perwakilan Pemerintah Arab Saudi untuk membahas perubahan pendaratan jemaah haji Indonesia. Dok PPIH
PPIH bertemu dengan Perwakilan Pemerintah Arab Saudi untuk membahas perubahan pendaratan jemaah haji Indonesia. Dok PPIH

Liputan6.com, Jeddah - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melobi Arab Saudi untuk mengizinkan empat kloter jemaah haji gelombang kedua asal Indonesia mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.

Menurut jadwal sebelumnya, empat kloter tersebut hanya diperbolehkan mendarat di Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz, Madinah.

Permintaan ini disampaikan Kepala Seksi Kedatangan dan Keberangkatan Daerah Kerja Bandara Jeddah-Madinah, Cecep Nursyamsi dan Penghubung Instansi Fauzi Fimbad. Keduanya bertemu dengan Direktur Slot Time GACA Sayyid Mustofa bin zen dan Kepala Otorita Bandara Abdulmajeed Mohammad Al Afghani, pada Rabu (24/7/2019).

Cecep menuturkan, perbedaan pendaratan 4 kloter jemaah haji gelombang kedua ini imbas adanya penambahan kuota haji 10 ribu pada tahun ini.

Otoritas Bandara King Abdul Aziz, tak memberikan izin mendarat sebagaimana kloter gelombang dua lainnya, akibat keterbatasan slot time penerbangan.

"Pada saat awal kita sudah tidak mendapatkan surat izin untuk 4 kloter. Yang semestinya mendarat di Jeddah pada fase kedua karena tidak dapat tidak dapat maka mendarat di Madinah," jelas dia di Jeddah, Kamis (25/7/2019).

Keempat penerbangan tersebut yaitu UPG 35 (Embarkasi Makasar) dengan jadwal mendarat para 2 Agustus, UPG 40 dengan jadwal pada 5 Agustus. Kemudian BDJ 17 (Embarkasi Banjarmasin) dengan jadwal pendaratan 3 Agustus dan BDJ 19 pada 5 Agustus.

Cecep menuturkan, permintaan perubahan lokasi pendaratan dari Madinah ke Jeddah demi kemudahan rangkaian layanan dan kenyamanan jemaah haji. Mulai dari penyiapan transportasi dan pemondokan. Hingga, waktu perjalanan jemaah haji ke Makkah.

Bila mendarat di Madinah, jemaah haji akan langsung diberangkatkan ke Makkah setelah sebelumnya miqat di Bir Ali. Rentang waktu perjalanan antar dua kota ini mencapai 6-8 jam. Sementara bila mendarat di Jeddah, jemaah cukup menghabiskan 2 jam maksimal untuk mencapai Kota Makkah.

 

 

PPIH bertemu dengan Perwakilan Pemerintah Arab Saudi untuk membahas perubahan pendaratan jemaah haji Indonesia. Dok PPIH
PPIH bertemu dengan Perwakilan Pemerintah Arab Saudi untuk membahas perubahan pendaratan jemaah haji Indonesia. Dok PPIH

Perubahan pendaratan dari Madinah ke Jeddah pun bisa berdampak ke lokasi kepulangan jemaah haji. "Bila mereka datang dari Madinah dan pulang pun dari Madinah yang seharusnya pada saat datang dari Jeddah mereka pulang dari Madinah,"ungkap Cecep.

Permintaan PPHI ini masih dalam kajian Otoritas Bandara King Abdul Aziz yang bernaung di bawah GACA. "Pejabat tinggi di sini mengatakan akan mengusahakan untuk mencari solusi bila dimungkinkan akan diusahakan supaya bisa dapat fase 2 ini mendarat di Jeddah," ungkap dia.

Lebih lanjut Cecep memastikan jika permintaan tersebut tidak terpenuhi, PPIH sudah mempersiapkan terkait fasilitas layanan jemaah haji usai mendarat di Bandara di Madinah untuk menuju ke Makkah.

Tonton Video Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya