Liputan6.com, Bandung - Publik dibikin heboh dengan video aksi bullying atau perundungan siswa di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Bandung. Video yang viral di lini masa Twitter ini memperlihatkan seorang pelajar yang menjadi korban perundungan.
Awalnya korban dipakaikan helm oleh salah seorang pelajar. Kemudian kepala korban dipukul, ditendang, hingga terjatuh ke lantai.
Advertisement
Baca Juga
Video berdurasi 21 detik yang viral itu diunggah oleh akun @salmandoang pada Jumat (18/11/2022). Dalam keterangan video, akun tersebut menyebut jika korbannya pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.
“Bullying di SMP Plus Baiturrahman, Bandung. Kejadian siang ini pada jam sekolah. Korban adalah keluarga kawan saya, dilarikan ke RS setelah pingsan. @disdik_bandung @RESTABES_BDG,” tulisnya dikutip Sabtu (19/11/2022).
Dalam cuitan lain, akun tersebut menulis jika aksi perundungan ini dibiarkan bisa jadi akan kembali kejadian serupa.
“Obrolan terakhir sama kawan gue. Kalo dibiarin, next bullying will be without footage,” tulisnya.
Aksi perundungan di salah satu SMP di Bandung telah diketahui oleh Polrestabes Bandung. Dalam keterangannya, pihaknya akan melakukan pengecekan terhadap kasus perundungan ini.
“Terima kasih,, informasinya sudah kami terima kemarin malam dan hari ini akan dilakukan pengecekan ke lokasi yg diberikan,” tulis akun @restabes_bdg.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Perundungan dalam Islam
Mengutip laman NU, bullying atau perundungan adalah perilaku agresif yang melibatkan perilaku, baik berupa kekerasan fisik seperti memukul, menampar, menendang, dan lainnya, atau berupa kekerasan verbal seperti menghina, menebar gosip, menuduh, dan lainnya.
Dalam Al-Qur’an disebutkan ada tiga istilah yang masuk kategori perundungan. Ketiga ini bukanlah sifat yang patut diteladani, justru dilarang oleh Allah SWT.
Istilah pertama adalah istihza, artinya adalah mengolok-olok. Disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 14.
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
Artinya: “Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”. (QS Al-Baqarah :14).
Istilah kedua adalah sakhr, yaitu merendahkan dan mengejek. Hal ini pernah disebutkan Al-Quran ketika menyinggung umat Nabi Nuh yang mengejek Nabi Nuh ketika hendak membuat bahtera dalam surah Hud ayat 38.
وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ ۚ قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ
Artinya: “Mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).” (QS Hud : 38)
Advertisement
Hukum Islam tentang Perundungan
Istilah ketiga adalah talmiz, saling mencela. Disebutkan dalam surah al-Hujurat ayat 11.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS al-Hujurat: 11).
Berdasar pada dalil-dalil di atas sudah jelas bahwa tindakan bullying atau perundungan sangat dilarang, apalagi kita sebagai umat Islam. Dalam sebuah hadis umat Islam diajarkan untuk senantiasa menjaga ucapannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang [disebut] muslim adalah manakala orang-orang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya." (Hadis riwayat Imam al-Bukhari)
Wallahu’alam.