Seruan Kerukunan dalam Khutbah Idul Fitri di Jayapura Papua

Khatib pada ibadah shalat Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah di Masjid Agung Al-Aqsha Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, ustadz H. Taufik Muhammad dalam khutbah-nya berpesan agar umat Muslim senantiasa menjaga fitrah dan kerukunan di Papua

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2023, 20:30 WIB
20160706-Ribuan Umat Muslim Bersujud di Jatinegara-Jakarta
Umat muslim mendengarkan khutbah saat pelaksanaan salat Idul Fitri di kawasan Jatinegara, Jakarta, Rabu (6/7). Ruas Jalan Jatinegara Barat disulap menjadi tempat pelaksanaan salat. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jayapura - Khatib pada ibadah shalat Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah di Masjid Agung Al-Aqsha Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, ustadz H. Taufik Muhammad dalam khutbah-nya berpesan agar umat Muslim senantiasa menjaga fitrah dan kerukunan di Papua.

"Umat Muslim di Kabupaten Jayapura bersuka cita atas hari kemenangan Idul Fitri yang menandakan manusia telah kembali kepada fitrah," katanya di Sentani, Sabtu .

“Kita merayakan kemenangan setelah berjuang selama bulan suci Ramadhan dengan berpuasa dan beribadah lainnya, akhirnya sekarang kita keluar sebagai orang yang meraih kemenangan,” tambahnya.

Menurut dia kemenangan paling sejati adalah mendapatkan pengampunan dari Allah subhanahu wa ta ala (SWT) atas segala dosa dan menjadi suci kembali seperti bayi yang baru dilahirkan.

“Bayi baru lahir dia suci, murni dan tanpa dosa itulah perumpamaan fitrah yang diperoleh umat Muslim setelah satu bulan penuh selama Ramadhan menjalankan ibadah puasa,” ujarnya.

Ia berharap agar umat Muslim tetap mempertahankan kesucian ini sebagai dasar kerukunan yang sejati sebagai ciptaan Allah SWT.

“Fitrah menunjukkan bahwa kemanusiaan sejati merupakan kecenderungan alami yang bermaslahat dan penting dijadikan sebagai kebiasaan positif,” katanya.

Dia menambahkan fitrah selain bermanfaat bagi manusia itu sendiri, mengamalkan kebiasaan positif juga termasuk meneladani Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam​​​​​​​ (SAW) sehingga bernilai pahala apabila dilakukan dengan ikhlas dan dengan spirit mencintai Rasulullah.

“Jika kita mengamalkan kebiasaan yang baik termasuk meneladani Nabi Muhammad SAW tentu akan mendapatkan pahala jika disertai spirit atau semangat mencintai nabi kita SAW,” demikian Taufik Muhammad​​​​​​​.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya