Kisah Haji Wada, Haji Pertama dan Terakhir Rasulullah SAW

Kisah haji pertama dan terakhir Rasulullah SAW.

oleh Putry Damayanty diperbarui 25 Mei 2023, 07:30 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2023, 07:30 WIB
Ilustrasi Menunaikan Ibadah Haji
Ilustrasi Menunaikan Ibadah Haji/Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Haji wada merupakan salah satu istilah haji dalam ajaran Islam. Peristiwa ini menjadi titik terakhir dari diturunkannya wahyu ayat-ayat Al-Qur'an seiring dengan wafatnya rasul terakhir utusan Allah, Rasulullah SAW.

Kata 'wada' berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna perpisahan. Disebut demikian karena ibadah haji ini merupakan ibadah pertama sekaligus terakhir Nabi Muhammad SAW sebelum beliau wafat.

Kisah haji wada bermula ketika Nabi Muhammad SAW berangkat menunaikan ibadah haji bersama dengan istri-istrinya. Haji wada diselenggarakan pada akhir tahun 10 Hijriah, 25 Zulkaidah.

Beliau berangkat dari Madinah setelah menjalankan sholat zuhur. Keberangkatan beliau diikuti oleh 90.000 hingga 114.000 jamaah.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Haji Wada

Nabi beserta rombongan berangkat menuju tanah suci dengan penuh kegembiraan serta keikhlasan hati. Ketika sampai di Dzul Hulaifa, tepatnya sebelum ashar, Nabi dan juga seluruh kaum muslimin berhenti dan bermasalam selama satu hari. Kemudian pada esok harinya, Nabi Muhammad SAW mengenakan pakaian ihram, yang kemudian diikuti oleh kaum muslimin yang lain.

Setelah delapan hari perjalanan, akhirnya Nabi beserta dengan kaum muslimin lainnya tiba di tanah suci Makkah. Beliau kemudian melakukan ibadah tawaf, diikuti dengan sa’i di antara Shafa dan juga Marwa. 

Kemudian pada tanggal 8 Dzulhijjah, Nabi berangkat ke Mina dan bermalam di sana. Setelah matahari terbit, Nabi beserta dengan rombongannya berangkat menuju Arafah.

Di sana, beliaupun menyampaikan khutbahnya. Setelah itu, Nabi kemudian mencukur rambutnya dan berangkat menuju Makkah. Di Makkah, Nabi melaksanakan tawaf ifadha dan juga sholat dzuhur. Di sini nabi meminum air Zamzam, dan kemudian kembali dan bermalam di Mina.

Tanggal 11 Dzulhijjah, tepatnya ketika matahari mulai ke barat, Nabi Muhammad melempar jumrah di jamarat. Di sini Nabi kemudian kembali menyampaikan khutbahnya. 

Setelah dari Mina, Nabi kemudian melaksanakan thawaf wada di Makkah dan melanjutkan perjalanan ke Madinah. Di sinilah kemudian prosesi haji pertama sekaligus terakhir bagi Nabi Muhammad berakhir.

Demikianlah kisah haji wada, haji perpisahan Nabi dengan umatnya. Peristiwa ini menjadi momen di mana Nabi Muhammad bertemu dengan umatnya untuk yang terakhir kalinya. Tiga bulan setelah peristiwa tersebut terjadi, Nabi Muhammad SAW wafat.

Isi Khutbah Haji Wada

Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah suci, sama seperti sucinya hari yang kalian jalani ini, pada bulan ini, di negeri kalian ini. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang terjadi pada masa Jahiliah dan disaksikan oleh kedua mata kakiku ini telah dihapuskan.

Bahwa darah yang tertumpah pada masa Jahiliah, semuanya telah dihapuskan. Darah pertama dari sekian banyak darah kita yang telah kuhapuskan adalah darah Ibnu Rabi'ah ibn Harits. Pada saat itu, Ibnu Rabi'ah disusui di tempat Bani Sa'ad, kemudian dibunuh oleh Hudzail.

Bahwa riba yang dijalankan pada masa Jahiliah telah dihapuskan. Dan praktik riba yang pertama kali dihapuskan adalah riba yang terjadi di antara kita, riba yang dilakukan oleh Abbas ibn Abdul Muththalib. Maka, sesungguhnya seluruh riba yang telah dilakukan olehnya telah dihapuskan.

Takutlah kalian kepada Allah dalam soal perempuan. Sesungguhnya kalian telah mengambil mereka sebagai amanah dari Allah dan menghalalkan kehormatan mereka dengan mengatasnamakan Allah. Hak kalian atas mereka adalah bahwa mereka tidak mengizinkan seseorang yang tidak kalian sukai menginjakkan kakinya di lantai kalian.

Jika mereka tetap melakukannya (melanggar perintah suami dengan memasukkan orang lain ke tempat tidur), pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Dan hak mereka atas kalian adalah memberikan nafkah dan pakaian dengan cara yang baik.

Dan sesungguhnya telah kutinggalkan untuk kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan sesat selama-lamanya. Sesuatu itu adalah Kitab Allah.

Apabila pada hari kemudian aku mempertanyakan semua itu kepada kalian, apa jawaban kalian?

Selain itu, Nabi Muhammad juga menyampaikan hal berikut dalam khutbahnya:

.....celakalah kalian, perhatikanlah oleh kalian, janganlah kalian kembali kepada kekufuran sepeninggalku, di mana kalian menghancurkan dan memerangi satu sama lain.

Sesungguhnya setan sudah kehilangan harapan untuk dapat disembah di bumi kalian ini. Akan tetapi, ia punya kesempatan untuk dipertuan manusia dalam berbagai hal selain itu, dan semuanya bersumber dari perbuatan kalian. Oleh karena itu, berhati-hatilah, saudara-saudara.

Sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu. Seandainya kalian berpegang teguh padanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selamanya. Sesuatu itu adalah Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya.

Sesungguhnya setiap muslim adalah saudara bagi setiap muslim lainnya. Seluruh muslimin adalah bersaudara. Oleh sebab itu, tidak diperbolehkan bagi siapapun untuk mengambil harta saudaranya, kecuali sesuatu yang diberikan atas kebaikan hatinya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya