Teks Materi Khutbah Jumat: Menyongsong Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah

Teks Materi Khutbah Jumat: Menyongsong Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jul 2023, 04:30 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2023, 04:30 WIB
Ilustrasi Tahun Baru Islam
Ilustrasi Tahun Baru Islam. (Islamic mosque vector created by Harryarts - www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Waktu begitu cepat berlalu. Maka, jangan disia-siakan.

Beberapa saat lagi bulan nan mulia, Dzulhijah akan segera berlalu dan beranjak ke bulan Muharram. Baik Dzulhijah maupun Muharram adalah dua dari empat bulan yang dimuliakan.

Tahun baru Islam jatuh pada 1 Muharram. Dalam kalender Jawa, disebut dengan 1 Suro.

Kerenanya, penting bagi umat Islam untuk mengisinya dengan berbagai ibadah dan amalan demi mendapatkan rahmat Allah dari berkah bulan yang mulia.

Kali ini redaksi mengetengahkan teks khutbah Jumat yang relevan untuk dibacakan menjelang tahun baru Islam, 1445 Hijriyah.

Materi khutbah Jumat ini berjudul 'Khutbah Jumat: Menyongsong Tahun Baru 1445 Hijriah' disusun oleh KH Ahmad Misbah, Ketua LDNU Tangerang Selatan, dan dinukil dari laman banten.nu.or.id.

Semoga menjadi amal bagi penyusun dan bermanfaat untuk masyarakat.

Khutbah I

اَلْحَمدُ للّهِ الَّذِي جَعَلَ الْمُحَرَّمَ أَوَّلَ الشُّهُورِ,

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ العَزِيزُ الغَفُور, وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي أَنْقَذَنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورِ.

اللهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ وَتَرَكَ المَعَاصِي والْفُجُورَ. أَمَّا بَعْدَهُ,

فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فازَ المُتَّقُونَ. قَالَ تَعَالَى فَاعتَبِرُوا يَا أولِي الأبصَارِ.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.

Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya Amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun baru, Tahun Baru 1445 Hijriah. Hal ini menggambarkan bahwa secara kuantitatif umur kita semakin bertambah banyak dan secara kalkulatif ini memperjelas bahwa kematian semakin dekat. Perpindahan atau pergantian tahun hijriah ini harus kita jadikan tahun yang lebih bernilai dan mulia. Hal ini menjadi penting agar pergantian tahun baru tidak hanya sekadar perputaran yang terjadi setiap tahun, tetapi pergantian tersebut sesungguhnya mengandung hikmah dan pelajaran serta kemuliaan yang hendaknya dipahami.

Allah memuliakan bulan pertama Hijriah atau Muharam, maka seharusnya dan seyogyanya kita sebagai hambaNya juga ikut memuliakan Muharram yang sebentar lagi akan datang. Tahun Baru Hijriah merupakan momen penting bagi kita umat Islam untuk melakukan sesuatu yang bernilai. Allah berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum Musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."  (QS At Taubah: 36)

Kaum Muslimin Sidang Jumat rahimakumullah

Apa yang harus kita lakukan dalam rangkan menyongsong kehadiran Tahun Baru Islam. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:

Pertama, bersyukur kepada Allah

Bersyukur adalah sikap yang sangat baik dan diperitahkan Allah. Bagi siapa saja yang merasa mendapatkan nikmat dan rahmat dari Allah, bersyukur berarti berterima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang telah diterima, sehingga wajar jika dilakukan manusia sebagai bentuk respons positif atas pemberian nikmat dari Allah.

Mengucapkan alhamdulillah, bersujud syukur dan menunjukkan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari merupakan bentuk syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diterima. Hal ini sangat yang baik dan seharusnya dilakukan.

Selanjutnya, ketika kita sampai pada tahun baru, artinya kita sudah mendapatkan nikmat dan rahmat di waktu yang telah berlalu selama satu tahun sehingga sampai di awal waktu pada tahun yang baru. Mensyukuri nikmat dan rahmatNya adalah sangat penting dan berpengaruh di waktu-waktu yang akan datang yang tentunya hal positif. Hal ini sesuai janji Allah dalam Al-Qur’an:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

’’Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7)

Kedua, berdoa khususnya doa awal dan akhir tahun

Doa adalah salah satu penyejuk hati dan  jembatan harapan seorang hamba terhadap Tuhannya. Semakin banyak berdoa bukan berarti dibenci oleh Allah, akan tetapi justru tambah dicintai dan dinilai hamba yang baik. Allah pun menyuruh kepada hambaNya untuk memperbanyak berdoa dan berjanji akan mengabulkan seluruh doa-doa hambaNya.

Akhir tahun dan awal tahun Hijriah juga merupakan kesempatan yang baik untuk menyampaikan doa-doa kepada Allah untuk kurun waktu satu tahun ke belakang dan satu tahun ke depan. Berdoa di awal tahun tahun sangat penting dipanjatkan agar rencana dan harapan akan mudah dijangkau dan terwujud dengan doa-doa yang dipanjatkan. Doa-doa di awal tahun juga dipanjatkan oleh para sahabat-sahabta Nabi, sebagaimana disebutkan dalam hadits:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الصَّائِغُ قَالَ: نا مَهْدِيُّ بْنُ جَعْفَرٍ الرَّمْلِيُّ قَالَ: نا رِشْدِينُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ أَبِي عُقَيْلٍ زُهْرَةُ بْنُ مَعْبَدٍ، عَنْ جَدِّهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هِشَامٍ قَالَ: «كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَتَعَلَّمُونَ هَذَا الدُّعَاءَ إِذَا دَخَلْتِ السَّنَةُ أَوِ الشَّهْرُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ، وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ، وَالْإِسْلَامِ، وَرِضْوَانٍ مِنَ الرَّحْمَنِ، وَجَوَازٍ مِنَ الشَّيْطَانِ»

’’Dari Abdullah bin Hisyam, ia berkata bahwa para Sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mempelajari doa berikut jika memasuki tahun atau bulan “Ya Allah, masukkan kami ke dalamnya dengan aman, iman, selamat, dan Islam. Mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari gangguan setan.” (HR Thabrani, Al Hafizh Al Haitsamiy menilai Hasan)

Ketiga, berhijrah

Penanggalan Hijriah atau penanggalan bulan Islam tidak ditandai dari kelahiran Nabi Muhammad. Akan tetapi dimulai dari hijrahnya Nabi Besar Muhammad. Dari Makkah ke Madinah yang jaraknya sekitar 483 km. Nabi Muhammad berhijrah bukan karena takut dan tidak siap menerima perlawanan dan atau hinaan orang-orang kafir, akan tetapi atas perintah Allah untuk melakukan hijrah dalam rangka memperbaiki dan menguatkan semangat orang Islam yang jumlahnya masih sedikit.

Hijrah adalah pindah dengan sengaja dari satu tempat ke tempat lain yang betujuan untuk mencari dan menyongsong perubahan yang lebih baik di tempat yang baru dalam berbagai aspek yang direncanakan dan diinginkan. Jadi hijrahnya Nabi bukanlah sifat pengecut karena tidak siap menghadapi orang kafir, akan tetapi sesungguhnya adalah ketaatan yang maksimal terhadap perintah Allah kepada Nabi Muhammad dan umatnya.

Dengan berdasar peristiwa hijrah Nabi dalam rangka memperbaiki keadaan, yang merupakan dasar awal penanggalan bulan Hijriah, marilah kita melakukan hijrah di bulan Muharam ini yang merupakan awal dari bulan Hijriah dengan hijrah dari kebodohan menuju kecerdasan dan kepintaran, hijrah dari kemaksiatan menuju ibadah yang baik, hijrah dari kemalasan menuju semangat berbakti dan berusaha, hijrah dari kefasikan menuju kesempurnaan keberagamaan, dan hijrah menuju positif yang lain.

Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”  (QS Al-Baqarah: 218)

Keempat, berpuasa Tasu’a dan Asyura

Dalam Muharam ini umat Islam disunnahkan untuk berpuasa. Dengan puasa Muharam, baik hari kesembilan (Tasyu’a) atau ‘Asyuro (hari kesepuluh Muharam). Rasulullah bersabda:

عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya, “Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, semoga Allah meridhai keduanya. Abdullah berkata, ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura (10 Muhrram) dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, para sahabat bertanya, ya Rasulallah, itu adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani. Rasulullah bersabda, kalau ada kesempatan pada tahun depan, insyaallah kita akan berpuasa Tasua (9 Muharam). Abdullah Ibnu Abbas berkata, Belum datang tahun depan, tetapi Rasulullah sudah terlebih dulu wafat.’” (HR Muslim)

Kelima, memperbanyak sedekah

 Bersedekah adalah memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain dengan ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah. Bersedekah bisa berupa barang, uang, jasa maupun senyum, yang kesemuanya dapat dimanfaatkan oleh penerima sedekah. Bersedekah pada prinsipnya bisa dilakukan kapan saja dan kepada siapa saja tanpa harus memilih dan memilah selagi kita memiliki minat dan ada pihak penerima sedekah kita. Namun pada Muharam ini sedekah yang baik adalah diberikan kepada keluarga dan anak-anak yatim di lingkungan kita berada. Memberi kegembiraan kepada mereka agar mesakan nikmatnya menjadi orang yang beragama Islam dengan mendapatkan sedekah yang ikhlas  dari keluarga maupun orang yang peduli. Rasulullah bersabda:

مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ سَنَتِهِ كُلِّهَا

Artinya, “Orang yang melapangkan keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkan hidupnya pada tahun tersebut,” (HR At-Thabarani dan Al-Baihaqi)

Hadirin Sidang Jumah yang dimuliakan Allah,

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat.

بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.

وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ.

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى.

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ

.وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَممْوَاتِ اللَّهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ االدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَ نَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار 

. عِبَادَاللَّهِ:

اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ.

Tim Rembulan

Simak Video Pilihan Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya