Liputan6.com, Jakarta - Bonek merupakan akronim yang diambil dari bahasa Jawa yaitu Bondho Nekat. Ini merupakan suporter sepak bola Persebaya Surabaya.
Dulu, banyak kesan negatif yang disematkan kepada bonek mania. Namun perlahan stigma itu kian terkikis.
Belum lama ini, dai viral asal Blitar Gus Iqdam menyatakan bakal mengajak para bonek mania untuk ngaji bareng di Markas Sabilu Taubah (ST Pusat).
Advertisement
Keinginan Gus Iqdam ini terlontar saat dirinya menggelar rutinan di ST Pusat. Dalam kesempatan tersebut hadir seorang dirigen atau 'capo' bonek mania, Cak Tessy.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Gus Iqdam Bakal Undang Bonek
Seperti dalam unggahan di platform TikTok di akun @wong Pusat, saat itu Gus Iqdam mengatakan kegembiraannya karena saat rutinan hadir Cak Tessy salah satu capo dirigennya bonek mania.
"Dan Alhamdulillah ini ada Mas Tessy, ini capo, capo itu dirigennya bonek mania," kata Gus Iqdam.
Ia menyatakan jika dalam waktu yang akan datang, bonek mania diundang ke ST Pusat, saat rutinan Senin Malam.
"Nanti kalau ada waktu bonek mania kita undang semua ke sini," kata Gus Iqdam.
Advertisement
Gus Iqdam Kagum dengan Dirigen Bonek
Ternyata diam-diam, Gus Iqdam kagum terhadap Cak Tessy. Bahkan ia mengakui kekeramatannya, lantaran bisa menggerakkan semua orang satu stadion saat menjadi dirigen dalam laga Persebaya.
"Mas Tessy ini yo keramat, isa menggerakan orang satu stadion. Koyo aku pas sholawatan yo. Aku yo capo pas sholawatan hehe," kata Gus iqdam.
Gus Iqdam mengisahkan saat pertama bertemu Cak Tessy di salah satu pengajian ia terkesan. Lantaran dikawal habis-habisan oleh Cak Tessy, tidak ada yang berani mendekatinya, lantaran badan cak Tessy yang tinggi besar.
"Saya ketemu Mas Tessy itu di rumahnya Lek Dahlan, saat ngaji, masya Allah luar biasa semangatnya. Saya dikawal dari panggung sampai rumah Lek Dahlan. Mlaku, wong rak enek sing nyenggol yo an, gedhe duwur bonek kok pak, herrr, ngeri," ujar Gus Iqdam.
Sekilas Bonek Persebaya
Mengutip Wikipedia, bagi kebanyakan masyarakat, bonek cenderung memiliki catatan negatif jika dilihat dari kisah masa lalu.
Namun seiring berjalannya waktu, perlahan bonek menunjukkan kedewasaanya dalam mendukung klub kebanggannya dengan tertib, terorganisir, kompak dan tidak anarkis.
Tidak hanya para remaja, mulai balita sampai yang tua baik laki-laki maupun wanita pun ada untuk menyaksikan klubnya bertanding. Hal ini menunjukkan stigma bonek yang semakin hari semakin lebih baik.
Eksistensi bonek tidak hanya di Surabaya, melainkan juga di beberapa daerah di Indonesia bahkan sampai mancanegara. Kelompok suporter ini terkenal dengan loyalitasnya mendukung tim kesayangan dengan selalu menghadirkan ribuan suporter dimanapun klubnya berlaga.
Penulis :Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement