Liputan6.com, Jakarta - Nabi Syits AS adalah seorang nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Katsir. Nabi Syits adalah putra Nabi Adam AS dan tidak termasuk dalam 25 nabi dan rasul yang tersebut dalam Al-Qur'an.
Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam Qashash al-Anbiyaa yang diterjemahkan oleh Saefullah MS, Syits artinya anugerah Allah.
Nama tersebut diberikan karena Nabi Adam AS dan Siti Hawa mendapatkan karunia putra tersebut setelah terbunuhnya Habil di tangan saudaranya sendiri, Qabil.
Advertisement
Dalam Kitab Qasas al-Anbiya sebagaimana diceritakan Salim Umar Alatas disebutkan, Nabi Adam sempat menderita sakit selama 11 hari sebelum wafat. Saat masih sakit, Nabi Adam berwasiat kepada Syits untuk meneruskan wasilah kenabian.
Menukil dari buku Mutiara Kisah 25 Nabi dan Rasul karya M Arief Hakim, Nabi Syits berdakwah dan menyampaikan ajaran-ajaran Allah kepada umat manusia. Dakwah yang disampaikan juga lembut, komunikatif dan tidak dengan cara memaksa.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Dipercaya Penjaga Nur Muhammad
Meski tidak termasuk ke dalam 25 nabi yang wajib diketahui, Nabi Syits mengajak umat manusia untuk beribadah kepada Allah SWT.
Tidak hanya sekadar melakukan ritual, melainkan juga ibadah sosial seperti hal-hal yang bermanfaat bagi sesama.
Dalam buku Kumpulan Tanya Jawab Keagamaan yang disusun oleh Kyai Abdullah Alif, Nabi Syits merupakan orang pertama setelah Nabi Adam dan Hawa yang dipercaya untuk menjaga Nur Rasulullah SAW.
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Allah pertama kali menciptakan Nur Nabi Muhammad sebelum Dia menciptakan Adam, Hawa, alam semesta beserta isinya.
Syekh Yusuf Bin Ismail An-Nabhani melalui Kitab Hujjatullah menyebutkan bahwa sebelumnya Nur Nabi MuhammadSAW senantiasa terlihat bersinar di wajah Nabi Adam. Cahayanya nampak seperti matahari yang bersinar terang benderang.
Maka, Allah pun mengambil sumpah perjanjian kepada Nabi Adam agar senantiasa menjaga Nur tersebut dengan berfirman: “Hai Adam, berjanjilah (kepada-Ku) untuk senantiasa benar-benar menjaga Nur Nabi MuhammadSAW (yang telah Kuletakkan dalam dirimu). Janganlah sekali-kali kamu letakkan kecuali kepada orang-orang yang suci mulia.”
Advertisement
Begini Kisah Singkat Nur Muhammad
Nabi Adam menerimanya dengan senang hati. Kemudian, Nur ini bersemayam di dalam diri Siti Hawa. Tak lama setelahnya, lahirlah seorang anak laki-laki yang tak lain adalah Nabi Syits.
Nur yang semula terdapat di dalam tubuh Hawa dipindah ke dalam diri Nabi Syits. Nur tersebut terlihat pada wajah Syits, karenanya Nabi Adam selalu memperhatikan dan menjaga Syits.
Nabi Syits tumbuh sebagai pribadi dengan akhlak yang baik. Bahkan, Allah SWT mengirimkan sosok bidadari yang cantik dan rupawan untuk Nabi Syits.
Mengacu pada buku yang sama, yaitu Akhlak Para Nabi, wafatnya Nabi Syits terjadi ketika beliau jatuh sakit. Sebagai gantinya, ia menetapkan sang putra yang bernama Anush untuk melaksanakan wasiatnya.
Nabi Syits wafat di usia 912 tahun dan dikuburkan tepat di samping makam kedua orang tuanya, yakni di Gua Gunung Abu Qubais.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul