Ustadz Adi Hidayat Bagikan Cara Memperbaiki Diri dalam Sepekan

Ubah pribadi lebih baik dalam seminggu, begini saran Ustadz Adi Hidayat.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 16:30 WIB
uah 222
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam salah satu ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat memberikan panduan praktis untuk mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik dalam waktu singkat.

Dalam tayangan video singkat YouTube Shorts yang diunggah oleh akun @petuahchik ia membagikan langkah-langkah konkret yang dapat diikuti oleh siapa saja yang ingin memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengawali ceramahnya dengan pernyataan tegas, "Kalau enggak percaya, silakan demi Allah, pikiran, lisan, kemudian maaf, pikiran, mata, lisan, telinga di atas kepala saja di sini dulu nih kita perbaiki selama sepekan."

Pernyataan ini menunjukkan komitmennya untuk membantu audiens memahami pentingnya mengelola pikiran dan ucapan dalam proses perubahan diri.

Kemudian dia menjelaskan bahwa perubahan diri tidak perlu dilakukan secara drastis dalam waktu yang sangat singkat.

Sebaliknya, Ustadz Adi Hidayat merekomendasikan pendekatan yang lebih terstruktur dan bertahap. "Demi Allah, cek sepekan berikutnya, Antum akan menjadi pribadi yang berubah dari sebelumnya," ungkapnya dengan keyakinan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Berikut Langkahnya

Ilustrasi becermin, berkaca
Ilustrasi becermin, muhasabah diri. (Photo by Elisa Photography on Unsplash)

Menurut Ustadz Adi Hidayat, langkah pertama dalam proses perubahan adalah memperbaiki pikiran. Ia menekankan bahwa cara kita berpikir sangat mempengaruhi tindakan dan hasil akhir dari kehidupan kita.

"Pikiran, mata, lisan, telinga di atas kepala," ujarnya, menjelaskan bahwa kesadaran atas apa yang kita lihat, dengar, dan katakan adalah kunci dalam memulai perubahan.

Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat juga menyoroti pentingnya mengelola ucapan. Menurutnya jika lisan kita tidak dijaga, maka tindakan kita juga akan terpengaruh.

Ini menunjukkan bahwa mengontrol apa yang kita ucapkan merupakan langkah awal dalam memperbaiki diri.

Ia menggarisbawahi bahwa perubahan harus dimulai dari diri sendiri sebelum dapat mempengaruhi lingkungan sekitar.

"Kalau Antum ingin melihat perubahan, mulai dari diri sendiri dulu," jelasnya. Ini mencerminkan prinsip bahwa introspeksi dan perubahan pribadi adalah fondasi untuk transformasi yang lebih luas.

Ustadz Adi Hidayat juga memberikan motivasi tambahan dengan menyatakan, "Jangan pernah merasa terlambat untuk memulai perubahan. Selama kita masih hidup, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri." Ini adalah dorongan untuk tidak menyerah meskipun proses perubahan terasa lambat.

Ia juga mengingatkan audiens bahwa proses perubahan memerlukan konsistensi dan kesabaran.

"Selama sepekan, fokuslah pada perbaikan setiap hari," pesan Ustadz Adi Hidayat. Dengan konsistensi, perubahan yang diinginkan akan semakin nyata dalam waktu singkat.

Ustadz Adi Hidayat juga menyarankan agar setiap individu menetapkan tujuan yang jelas dan terukur dalam proses perubahan ini.

"Tentukan apa yang ingin Antum capai dalam sepekan ini dan evaluasi hasilnya secara berkala," sarannya. Ini membantu dalam mengukur kemajuan dan membuat penyesuaian yang diperlukan.


Pentingnya Muhasabah Diri

Ilustrasi becermin, berkaca, suasana hati, mood
Ilustrasi becermin atau menilai diri sendiri agar lebih baik. (Photo by Oleg Sergeichik on Unsplash)

Mengutip Muhammadiyah.or.id, manusia bukanlah Malaikat yang selalu taat. Namun pada saat yang sama, manusia juga bukan Setan yang selalu maksiat.

Kedua potensi ini terus dan selalu berkompetisi yang kemudian melahirkan fluktuasi keadaan jiwa manusia. Tidak ada manusia yang bisa selamat dari proses fluktuatif ini, bahkan Rasulullah SAW menyadari bahwa betapa hawa nafsu menarik begitu kuat untuk melakukan hal-hal yang terlarang.

Dalam Al Quran disebutkan: “Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q. S. al-Syams [91]: 7-10).

Setiap kali memiliki kesempatan untuk berbuat kejahatan dan kemaksiatan, maka harus segera lakukan muhasabah pada diri.

Bermuhasabah atau melakukan introspeksi diri adalah proses yang penting karena dapat membantu seseorang untuk menjadi lebih baik dan meningkatkan keberhasilan dalam kehidupan.

Dalam Al Quran disebutkan: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18).

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya