Respons Ngeslow Syaikh Abu Hasan As-Syadzili saat Ada Orang Fanatik Ngadu Banyak Maksiat di Dunia, Diceritakan Gus Baha

Begini Respon adem Abu Hasan As-Syadzili saat mendengar aduan dunia kini telah terjadi banyak maksiat.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2024, 00:30 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2024, 00:30 WIB
Gus Baha
Gus Baha (TikTok)

Liputan6.com, Cilacap - Syaikh Abu Hasan As-Syadzili ialah salah seorang wali sufi yang tersohor memiliki beberapa karomah dahsyat. Beliau merupakan pendiri tarekat Syadziliyah yang memiliki jumlah pengikut yang tersebar di seluruh penjuru dunia. 

Beliau juga mendapatkan gelar kesufian yang setara dengan wali Agung Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yakni shulthanul awliya (rajanya para wali).

Oleh sebab itu al-Qarasyi mengatakan bahwa saat menyebut Syaikh Abu Hasan As-Syadzili seakan-akan telah menyebut Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, demikian pula sebaliknya. 

Sekelumit kisah yang jarang diungkap seputar Syaikh Abu Hasan Asy-Syadzili sebagaimana dikisahkan oleh KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) ialah seputar respons santai beliau tatkala mendapatkan aduan dari seseorang yang fanatik bahwa kini dunia telah banyak terjadi maksiat

Lantas bagaimana respons santai Syaikh Abu Hasan As-Syadzili tatkala mendengar aduan dari seseorang yang fanatik ini?

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jawaban Abu Hasan As-Syadzilil

Abu Hasan As-Syadzili (SS: YT Short @adilashanum)
Abu Hasan As-Syadzili (SS: YT Short @adilashanum)

Gus Baha menceritakan seseorang yang fanatik terhadap kebaikan mendatangi Abu Hasan As-Syadzili dan menceritakan perihal dunia yang sudah sangat kacau sebab telah terjadi kemaksiatan di mana-mana.

“Itu ada orang terlalu fanatik kebaikan, datang ke Abu Hasan As-Syadzili menggerutu karena dunia ini sudah kacau-balau banyak maksiat, banyak macam-macam,” kisah Gus Baha dikutip dari tayangan YouTube Short @gusbaha-n8f, Jumat (31/10/2024). 

Mendengar aduan itu, Abu Hasan Asy-Syadzlli hanya merespon santai dan tidak terpancing emosinya. Beliau merespons informasi yang tidak mengenakkan itu dengan mengatakan bahwa saat kita menginginkan dunia bersih dari kemaksiatan, maka sama saja kamu tidak suka melihat ampunan Allah SWT yang begitu besar.

“Apa jawabnya Abu Hasan As-Syadzili? “kalau kamu ingin dunia ini steril tidak ada apa-apa, berarti kamu tidak suka akan kelihatan magfirahnya (ampunannya—pen) Allah SWT,” sambungnya.

Maksiat Tidak Pasti Mendatangkan Azab

Gus Baha (SS: YT. Lentera Santri Indonesia)
Gus Baha (SS: YT. Lentera Santri Indonesia)

Gus Baha menandaskan, dengan mengetahui pandangan Abu Hasan As-Syadzili tersebut, kita tidak terlalu risau dengan kemaksiatan dan menganggapnya sebagai penyebab turunnya azab Allah SWT.

“Jadi sanad-sanad seperti ini harus kita jaga, meskipun tidak kita manfaatkan untuk kepentingan haddun nafsi, tapi harus kita jaga, sehingga kita itu tidak tidak terlalu sepaneng dengan fikiran kita bahwa maksiat itu pasti mendatangkan azab,” terangnya.

Gus Baha juga mengkritik sementara kalangan yang secara semena-mena menghubungkan azab dengan perilaku maksiat, bukan sebaliknya menghubungkan maksiat dengan ampunan Allah SWT. 

Sebab, banyak orang awalnya senang maksiat tapi pada akhirnya tobat dan menjadi orang baik-baik. Tentu saja fenomena seperti ini merupakan salah satu bentuk ampunan Allah SWT.

"Kok kamu mengatakan pasti itu buktinya apa? Maksiat itu salah. Kalau salah harus istighfar, maksiat itu salah, tapi Allah bisa saja mentobati yang maksiat kemudian jadi orang baik karena Allah tetap bersifat yaghfiru liman yasya wayu’addibu man yasya, kok kamu katakan pasti-pasti, itu sanadnya dari mana?" ujarnya. 

“Jadi ini pentingnya sanad ya Jadi kita harus terus menjaga sanad ini supaya cara berpikir agama sesuai garis yang pernah ditulis oleh para ulama yang semua itu mualsal (tersambung) ila Rasulilllah SAW,” imbuhnya.

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya