Buya Yahya Bagikan Doa Nabi Muhammad SAW untuk Memilih Jalan yang Benar

Buya Yahya menegaskan bahwa doa ini harus dibaca dengan penuh keyakinan. Sebab, doa adalah senjata bagi orang beriman yang dapat mengubah keadaan seseorang menjadi lebih baik

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Feb 2025, 22:30 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2025, 22:30 WIB
ilustrasi berdoa. freepik.com
ilustrasi berdoa. freepik.com... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, baik yang disadari maupun tidak. Dalam Islam diajarkan untuk senantiasa memohon petunjuk kepada Allah agar diberikan pemahaman yang benar terhadap kebenaran dan dijauhkan dari kebatilan.

Buya Yahya menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan sebuah doa yang sangat penting untuk diamalkan agar seseorang dapat membedakan antara yang benar dan yang salah.

"Doa ini bukan hanya sekadar permohonan untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, tetapi juga meminta agar hati diberikan kekuatan untuk memilih jalan yang benar," ujar Buya Yahya Pengasuh Ponpes Al Bahjah ini, seperti dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial.

Dalam ceramah tersebut, ditekankan pentingnya memohon kepada Allah agar tidak sekadar mengetahui kebenaran, tetapi juga diberikan kemampuan untuk mengikutinya. Doa tersebut berbunyi:

"Allahumma arinal haqq haqqan warzuqnattibaa’ahu, wa arinal batila batilan warzuqnaj tinaabahu, wa laa taj’alhu multabisan ‘alayna fanadlilla, waj’alna lil-muttaqiina imaama."

Artinya: “Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

 

Simak Video Pilihan Ini:

Fadhilah Doa

Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)... Selengkapnya

Doa ini tidak hanya berfungsi sebagai permohonan untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, tetapi juga untuk memohon agar hati diberi kekuatan untuk memilih jalan yang benar.

"Banyak orang mengetahui hukum halal dan haram, tetapi tidak semuanya mampu mengamalkannya. Hal ini terjadi karena belum ada kesadaran dalam hati untuk tunduk kepada kebenaran yang sudah diketahui," tambah Buya Yahya.

Buya Yahya mencontohkan bahwa banyak orang yang memahami keutamaan sholat tahajud, sedekah, dan amal-amal kebaikan lainnya, tetapi tetap merasa berat untuk melaksanakannya. Sebaliknya, ada juga yang memahami bahwa riba, ghibah, dan maksiat adalah sesuatu yang diharamkan, tetapi tetap melakukannya tanpa rasa takut.

Hal ini menunjukkan bahwa mengetahui hukum saja tidak cukup. Diperlukan taufik dari Allah agar seseorang benar-benar mampu mengamalkan kebenaran dan menjauhi kebatilan.

"Diperlukan taufik dari Allah agar seseorang benar-benar mampu mengamalkan kebenaran," tambahnya.

Dalam doa ini, terdapat permohonan agar Allah tidak menjadikan kebenaran dan kebatilan tampak samar di mata manusia. Jika hal itu terjadi, maka seseorang bisa tersesat tanpa disadari. "Jangan sampai kebenaran menjadi samar di mata kita, karena itu bisa menjauhkan kita dari jalan yang lurus," tambah Buya Yahya.

Permintaan agar dijadikan pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa juga memiliki makna yang mendalam. Ini bukan sekadar doa untuk menjadi pemimpin secara politik atau sosial, tetapi lebih kepada menjadi teladan dalam kebaikan. "Menjadi pemimpin dalam ketakwaan berarti mampu menuntun diri sendiri dan orang lain untuk tetap berada di jalan yang lurus," ujar Buya Yahya.

Menjadi pemimpin dalam ketakwaan, lanjut Buya Yahya, berarti mampu mengarahkan orang lain agar tetap teguh dalam berbuat kebaikan. "Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu membawa orang lain ke arah yang benar," tegasnya.

Cara Baca Doa Ini

Ilustrasi doa, ibadah, muslim, Islam
Ilustrasi doa, ibadah, muslim, Islam. (Photo by Imad Alassiry on Unsplash)... Selengkapnya

Buya Yahya menegaskan bahwa doa ini harus dibaca dengan penuh keyakinan. Sebab, doa adalah senjata bagi orang beriman yang dapat mengubah keadaan seseorang menjadi lebih baik. "Jangan pernah ragu untuk berdoa, karena doa adalah senjata kita yang paling kuat," ujarnya.

Ketika seseorang telah mengetahui kebenaran tetapi masih sulit mengamalkannya, maka jangan menyerah. Teruslah berdoa agar hati semakin condong kepada kebaikan.

"Ketika kita merasa sulit untuk mengamalkan kebenaran, jangan pernah berhenti berdoa agar Allah memberi kita kekuatan untuk melaksanakannya," kata Buya Yahya.

Allah Maha Pemurah, siapa saja yang bersungguh-sungguh meminta petunjuk akan diberikan kemudahan untuk berjalan di jalan yang lurus.

"Allah pasti akan memberikan kemudahan bagi mereka yang bersungguh-sungguh meminta petunjuk-Nya," kata Buya Yahya mengingatkan.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak keputusan yang harus diambil. Dengan mengamalkan doa ini, seseorang bisa mendapatkan ketenangan hati dalam memilih yang benar.

"Dengan doa ini, kita bisa merasakan ketenangan hati dalam setiap keputusan yang kita buat," ujar Buya Yahya.

Mengulang kesalahan yang sama adalah tanda bahwa seseorang belum mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang akibat dari perbuatannya. Oleh karena itu, doa ini menjadi tameng agar tidak jatuh ke dalam kesalahan yang sama berulang kali. "Doa ini menjadi pelindung agar kita tidak terjerumus ke dalam kesalahan yang sama," ungkap Buya Yahya.

Dengan terus berusaha dan memohon petunjuk kepada Allah, maka jalan hidup akan semakin terang. Keputusan yang diambil pun akan lebih bijak dan sesuai dengan tuntunan agama. "Dengan doa ini, jalan hidup kita akan semakin terang, dan keputusan yang diambil pun akan lebih bijak," tambahnya.

Islam mengajarkan bahwa kebaikan bukan hanya sekadar diketahui, tetapi harus diamalkan. Oleh sebab itu, doa ini menjadi bagian penting dalam perjalanan menuju kehidupan yang lebih baik.

"Mengamalkan kebaikan adalah tujuan kita, dan doa ini menjadi kunci agar kita bisa melaksanakannya dengan sebaik-baiknya," tutup Buya Yahya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya