Pada 26 tahun lalu, niat Abdullah untuk naik haji hanya jadi bahan tertawaan orang. Sebab, pria yang kini berusia 57 tahun itu hanya bekerja sebagai pengayuh becak. Namun, niat pria asal Jember, Jawa Timur, itu kini menjadi kenyataan. Dia naik haji pada tahun 2013 ini dengan biaya sepenuhnya dari hasil seperempat abad menabung.
"Alhamdulillah saya bisa naik haji tahun ini setelah puluhan tahun, mulai 1987 menabung sedikit demi sedikit dari hasil mengayuh becak yang tidak seberapa," tutur Abdullah, warga Kecamatan Ajung, di Jember, Kamis (26/9/2013).
Keinginan bapak 3 anak itu sangat kuat untuk menunaikan rukun Islam kelima. Dia tidak peduli dengan teman-teman yang mentertawakan niatnya karena menganggap cita-cita itu mustahil.
"Saya selalu menyisakan pendapatan dari mengayuh becak untuk ditabung sejak tahun 1987. Semangat selalu berkobar untuk mendapatkan penumpang yang lebih banyak demi mewujudkan cita-cita saya ke Tanah Suci," ucapnya.
Panasnya terik matahari yang menyengat seakan tidak pernah menjadi hambatan bagi pria separuh baya itu untuk tetap mencari penumpang di sekitar Ajung hingga kawasan Pasar Mangli demi meraih impiannya tersebut.
"Kadang-kadang saya membantu sebuah toko di Pasar Mangli, Kecamatan Kaliwates, untuk mengantarkan barang-barang pembeli, setelah mereka berbelanja di sana," katanya.
Keinginan Abdullah untuk naik haji mendapat dukungan dari almarhum istrinya semasa hidup, sehingga uang hasil mengayuh becak disisihkan sebagian oleh istrinya dan ditabung di salah satu bank milik pemerintah.
"Penghasilan sebagai tukang becak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun saya bersama almarhum istri tetap menyisakan uang receh sisa dari belanja kebutuhan keluarga untuk ditabung," papar Abdullah.
Perasaan senang bercampur haru dirasakan oleh Abdullah saat mengetahui dirinya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini karena kegigihannya mengayuh becak selama puluhan tahun tanpa mengenal lelah. (Ant/Eks/Mut)
"Alhamdulillah saya bisa naik haji tahun ini setelah puluhan tahun, mulai 1987 menabung sedikit demi sedikit dari hasil mengayuh becak yang tidak seberapa," tutur Abdullah, warga Kecamatan Ajung, di Jember, Kamis (26/9/2013).
Keinginan bapak 3 anak itu sangat kuat untuk menunaikan rukun Islam kelima. Dia tidak peduli dengan teman-teman yang mentertawakan niatnya karena menganggap cita-cita itu mustahil.
"Saya selalu menyisakan pendapatan dari mengayuh becak untuk ditabung sejak tahun 1987. Semangat selalu berkobar untuk mendapatkan penumpang yang lebih banyak demi mewujudkan cita-cita saya ke Tanah Suci," ucapnya.
Panasnya terik matahari yang menyengat seakan tidak pernah menjadi hambatan bagi pria separuh baya itu untuk tetap mencari penumpang di sekitar Ajung hingga kawasan Pasar Mangli demi meraih impiannya tersebut.
"Kadang-kadang saya membantu sebuah toko di Pasar Mangli, Kecamatan Kaliwates, untuk mengantarkan barang-barang pembeli, setelah mereka berbelanja di sana," katanya.
Keinginan Abdullah untuk naik haji mendapat dukungan dari almarhum istrinya semasa hidup, sehingga uang hasil mengayuh becak disisihkan sebagian oleh istrinya dan ditabung di salah satu bank milik pemerintah.
"Penghasilan sebagai tukang becak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun saya bersama almarhum istri tetap menyisakan uang receh sisa dari belanja kebutuhan keluarga untuk ditabung," papar Abdullah.
Perasaan senang bercampur haru dirasakan oleh Abdullah saat mengetahui dirinya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini karena kegigihannya mengayuh becak selama puluhan tahun tanpa mengenal lelah. (Ant/Eks/Mut)