Sungai Meluap, Banjir Landa 4 Kecamatan di Cilacap

banjir sempat menghambat arus lalu lintas di sejumlah titik jalan nasional, seperti di Kecamatan Bantarsari dan Gandrungmangu, Cilacap

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2022, 11:36 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2022, 11:24 WIB
Banjir sempat menghambat lalu lintas di sejumlah titik jalur nasional di Cilaca, Jumat (15/7/2022). (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap)
Banjir sempat menghambat lalu lintas di sejumlah titik jalur nasional di Cilaca, Jumat (15/7/2022). (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap)

Liputan6.com, Cilacap - Bencana banjir dilaporkan merendam sejumlah desa di empat kecamatan di wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (15/7/2022).

Banjir dipicu hujan deras sejak Kamis sore hingga Jumat dinihari, dan menyebabkan sejumlah sungai meluap.

Kepala Seksi Pencegahan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Gatot Arif Widodo mengatakan banjir terjadi di Kecamatan Sidareja, Gandrungmangu, Bantarsari dan Kawunganten.

Tiga kecamatan disebut pertama terdampak paling parah. Sementara, di Kecamatan Kawunganten wilayah terdampak banjir hanya yang berada di wilayah perbatasan dengan Kecamatan Bantarsari.

Sementara ini petugas masih melakukan pendataan ke sejumlah desa yang dilaporkan terendam banjir sehingga belum bisa menyebut berapa wilayah desa atau dampak banjir di desa-desa tersebut.

Namun, pada Jumat pagi dilaporkan banjir sempat menghambat arus lalu lintas di sejumlah titik jalan nasional, seperti di Kecamatan Bantarsari dan Gandrungmangu.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Rusaknya Wilayah Resapan

Banjir sempat menghambat lalu lintas di sejumlah titik jalur nasional di Cilaca, Jumat (15/7/2022). (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap)
Banjir sempat menghambat lalu lintas di sejumlah titik jalur nasional di Cilaca, Jumat (15/7/2022). (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap)

“Sementara yang dilaporkan jalur dulu, Mas. Jalur yang terhambat arus lalu lintasnya. Kemudian untuk desa-desa, yang sebelah kanan dan kirinya, kita belum masuk ke dalam (laporannya)," ucap dia.

Gatot Arif mengungkapkan, hujan di wilayah atas menyebabkan DAS di wilayah dataran rendah tidak bisa menampung debit air dan akhirnya melimpas ke jalan dan permukiman penduduk.

Hal itu juga terkait erat dengan rusaknya daerah resapan atau tangkapan air. Pasalnya, di kawasan hulu sudah banyak yang beralih fungsi dan minim tutupan hutan.

"Jadina airnya langsung turun ke wilayah bawah. Tidak bisa menampung," kata Gatot.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya