Liputan6.com, Jakarta Lahir 1 Oktober 1989, Patrick Owen merupakan desainer muda Indonesia yang karya-karyanya telah mendapat rekognisi dari dunia fashion Indonesia. Koleksinya telah tampil di berbagai majalah fashion ternama. Beberapa desainer Indonesia pun memakai rancangan-rancangannya.
Bagaimana kisah Patrick Owen yang terbilang cepat untuk mereguk buah kerja kerasnya di dunia desain fashion? Bagaimana pula pandangannya tentang fashion itu sendiri. Mari simak hasil wawancara liputan6.com dengan Patrick Owen yang berlangsung pada Senin 14 Maret 2014 di Fashion First, Kebayoran Baru, Jakarta.
Baca Juga
Advertisement
Bagaimana Anda masuk ke dunia desain fashion?
Saat masih kecil saya tak punya ketertarikan di bidang fashion. Saya berasal dari keluarga yang berlatarbelakang bisnis. Ibu dan Ayah saya adalah seorang distributor. Saya bersekolah di Singapura kemudian kuliah di Australia jurusan Law & Commerce.
Setelah selesai kuliah pun saya belum terpikir untuk menjadi seorang desainer. Saya bekerja di Australia selama 2,5 tahun. Setelah itu saya kembali ke Indonesia untuk membantu bisnis ayah. Saat itu saya punya sedikit waktu luang dan saya tak ingin membuang waktu tersebut.
Di titik itu saya mulai masuk ke dunia fashion. Meski waktu kecil saya tak punya minat khusus di fashion, sebenarnya saya merasa bahwa saya bisa melakukan sesuatu yang kreatif. Awalnya saya mulai dengan fotografi fashion namun tak merasa betah karena saya tidak mahir mengedit foto.
Akhirnya saya berpindah ke wilayah desain fashion. Agustus 2012, saya mulai mendesain koleksi pertama dan pada Oktober 2012 saya meluncurkan label Patrick Owen. Saya benar-benar memulai hal ini dari nol. Saya tidak kenal siapapun di dunia fashion jadi saya sendiri mendatangi kantor-kantor majalah fashion untuk memperkenalkan diri dan menunjukkan desain-desain saya.
Apa tujuan menjadi desainer fashion?
Pada awal masuk dunia fashion jujur saya hanya ingin coba untuk tahu apakah bidang ini dapat memenuhi keinginan bergerak di bidang kreatif. Setelah memasukinya saya jadi jatuh cinta dengan dunia fashion. Dengan apresiasi yang baik dari masyarakat fashion, saya semakin percaya diri untuk menekuni bidang ini.
Respons majalah-majalah tentang koleksi yang saya perkenalkan sangat positif. Sampai saat ini rancangan-rancangan saya sudah masuk ke majalah Nylon, Grazia, Marie Claire, Elle, Dewi, Harper’s Bazaar. Apresiasi datang bukan hanya dari klien atau media tapi juga dari rekan-rekan sesama desainer.
Beberapa desainer seperti Barli Asmara, Peggy Hartanto, Ivan Gunawan tidak sekali dua kali membeli rancangan saya. Kepada orang-orang yang mendukung saya, saya selalu meminta pendapat tentang apa kelebihan dan kekurangan desain yang saya buat. Melalui hal ini saya belajar untuk membuat desain yang lebih baik.
Kepercayaan diri dari dukungan tersebut bahkan tertuang dalam kehidupan saya sehari-hari. Hampir setiap hari saya memakai rancangan sendiri. Seiring waktu berjalan, tujuan saya berkarir di dunia fashion pun berkembang. Saya ingin membawa label ini ke luar Indonesia untuk menunjukkan bahwa karya-karya desainer Indonesia tak kalah dengan karya-karya desainer luar.
Saat ini saya tergabung dalam sebuah organisasi bernama Indonesia Fashion Forward. Organisasi ini adalah wadah bagi para desainer ready-to-wear. Generasi pertamanya adalah Barli Asmara, Major Minor, Yosafat Dwi Kurniawan. Di generasi ke dua ada Toton, Vinora, Tex Saverio. Generasi ke tiganya adalah saya dan Sapto Djojokartiko.
Label Patrick Owen di Dunia Fashion Indonesia
Apa yang Anda rasa setelah masuk dunia fashion?
Setelah berkecimpung langsung di dunia fashion saya merasa bahwa industri fashion sangat kompetitif. Ada banyak desainer bagus di Indonesia dan setiap saat selalu ada desainer baru yang muncul. Namun saya tetap yakin bahwa orang-orang akan memberi apresiasi pada konsistensi yang ditunjukkan oleh seorang desainer fashion.
Saya memang sangat bersyukur pada Tuhan karena hasil kerja keras saya berbuah dengan cepat. Selama satu tahun pertama saya bekerja sendirian dan saat itu dari pagi sampai sore saya bekerja di tempat Ayah saya kemudian sore sampai malam saya mendesain pakaian. Setelah mulai ada hasil dari penjualan rancangan-rancangan saya lalu membentuk tim.
Tim saya hanya beranggotakan tiga orang. Saya sangat berterimakasih pada tim kerja yang sangat percaya dengan masa depan cerah label ini. Saya berterima kasih kepada tim yang telah secara kompak bekerja untuk label Patrick Owen. Saya rasa semua kerja keras ini adalah salah satu faktor yang membuat label ini berkembang dan mendapat rekognisi yang baik dari dunia fashion dalam waktu yang terbilang cepat.
Apa yang dibawa label Patrick Owen ke dunia fashion?
Saya memiliki idealisme dalam merancang. Saya ingin membawa sesuatu yang baru ke dalam industri fashion. Saya ingin karya-karya saya menyampaikan sebuah statement. Saya selalu berusaha untuk menampilkan kesan adventurous dan luxurious dalam mendesain pakaian-pakaian ready-to-wear. Selain itu saya juga selalu berusaha menampilkan nuansa dark romanticism.
Meski memiliki idealisme, saya tak juga memungkiri bahwa saya menampung apa yang menjadi keinginan dari klien-klien. Saya akan mewujudkan aspirasi tersebut jika memang masih bisa berpadu dengan dengan jiwa rancangan-rancangan saya. Saya menyadari bahwa fashion juga tentang bisnis.
Advertisement
Fashion Menurut Patrick Owen
Menurut Anda apa itu fashion?
Menurut saya fashion adalah tentang upaya untuk membuat si pemakainya merasa percaya diri. When you feel good you look good. Tak ada yang salah ketika dalam kamus kepercayaan diri Anda, kaos dan jeans berarti fashion. Menurut saya fashion bukan tentang yang Anda pakai melainkan apa yang Anda rasakan saat memakainya.
Apapun yang membuat Anda percaya diri, itulah pakaian terbaik yang sebaiknya dipakai. Tak ada yang dapat mengalahkan aura Anda saat Anda tampil dengan percaya diri. Ada begitu banyak orang yang berpakaian baik, tapi at the end of the day when you sleep hanya sedikit yang membekas di benak.
Tapi perlu diingat juga bahwa fashion adalah salah satu cara untuk menghormati orang lain dan bisa menjadi medium untuk menginspirasi orang lain. Seseorang harus tampil sesuai dengan jenis acara yang akan didatanginya. Jika bisa tampil baik dan dapat menginspirasi orang lain maka hal itu lebih baik.
Bagaimana selera fashion masyarakat fashion Indonesia di mata Anda?
Pada awal memulai karir di industri fashion, saya berasumsi bahwa masyarakat Indonesia konservatif dalam fashion. Tapi dengan adanya respon positif terhadap rancangan-rancangan saya yang tidak umum, saya meninggalkan asumsi tersebut. Jika dibandingkan dengan kondisi fashion negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, fashion Indonesia jauh lebih advance.
Saya sangat bangga dengan hal ini. Saat di Singapura saya tak pernah melihat orang belanja sayur di grocery shop dengan dandanan yang baik. Berbeda dengan masyarakat Indonesia yang umumnya tampil gaya dengan high heels dan rambut yang tertata saat belanja kebutuhan sehari-hari di supermarket.