Liputan6.com, Jakarta Setiap tahunnya, pada 1 sampai 10 Muharram (Kalender Islam) masyarakat Bengkulu bersukacita melaksanakan Festival Tabot. Tahun ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu kembali menggelar festival tersebut dengan berbasis kearifan lokal. Acaranya akan berlangsung pada 24 Oktober-3 November 2014.
Seperti yang dilansir dari Indonesia.travel, S Perayaan Tabot telah dilakukan masyarakat Bengkulu (keluarga keturunan Tabot) sejak abad ke-14 untuk memperingati gugurnya Imam Hussain, cucu Nabi Muhammad Saw, yang meninggal di Karbala, Irak. Masyarakat Bengkulu percaya apabila perayaan ini tidak diselenggarakan maka akan terjadi musibah atau bencana. Oleh karenanya, Festival Tabot akan dipenuhi dengan serangkaian kegiatan yang bersifat ritual dan kolosal.
Pembukaan dilakukan di Lapangan Merdeka, Kota Bengkulu, pada 24 Oktober. Disusul prosesi ritual yang dilakukan beberapa tahap, yaitu: upacara pengambilan tanah, duduk penja, menjara, meradai, bersanding dan tabot terbuang pada 25 Oktober. Selain itu, festival juga akan dikemas dengan pagelaran seni, permainan rakyat tradisional dan pameran.
Acara puncak akan dilaksanakan pada 2 dan 3 November yang merupakan hari kesembilan dan kesepuluh, dimana tabot ritual dari 17 kelompok akan bersanding untuk diarak bersama tabot pembangunan dalam karnaval ritual kolosal. Arak-arakan tabot dilepas oleh Gubernur Bengkulu menuju komplek pemakaman umum Karabela, tempat dimana Imam Senggolo selaku pelopor upacara tabot dimakamkan.Tabot sendiri dalam kitab suci Islam diartikan sebagai sebuah peti yang berisi kitab Taurat. Bani Israil di masa itu percaya bahwa mereka akan mendapatkan kebaikan bila tabot ini muncul dan berada di tangan pemimpin mereka. Sebaliknya mereka akan mendapatkan malapetaka bila benda itu hilang.
Wujud tabot mirip tandu persegi empat dengan ornamen masjid. Untuk membuatnya dibutuhkan bahan dan alat seperti bambu, rotan, kertas karton, kertas mar-mar, kertas grip, tali, pisau ukir, alat-alat gambar, lampu senter, lampu hias, bunga plastik dan masih banyak lagi. Jika dilihat dari banyak perlengkapan yang harus digunakan, biaya pembuatan tabot bisa mencapai Rp5-40 juta.
Dalam prosesi ritual juga terdapat kenduri atau sesajen, biasanya menggunakan beras ketan, pisang emas, jahe, dadeh, gula aren, gula pasir, kelapa, ayam, daging, bumbu masak, kemenyan dan lain-lain. Untuk mengiringi Festival Tabot, masyarakat Bengkulu pun tetap melestarikan alat musik tradisional seperti dol dan tessa. Dol merupakan beduk yang terbuat dari kayu dan dilapisi kulit lembu, sedangkan tessa mirip dengan rebana, terbuat dari besi, tembaga atau alumunium.
Festival Tabot 2014 di Bengkulu Siap Digelar
Festival Tabot 2014 di Bengkulu siap digelar oleh masyarakat lokal setempat.
Diperbarui 20 Okt 2014, 17:35 WIBDiterbitkan 20 Okt 2014, 17:35 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cara IPA Ajak Mahasiswa Pahami Industri Migas di Transisi Energi
Hasil PLN Mobile Proliga 2025: Jakarta Popsivo Polwan Juara Putaran Kedua Usai Hajar Yogya Falcons
Awali Retret Hari Ketiga, Seluruh Kepala Daerah Khidmat Jalani Ibadah
Gunung Semeru Kembali Erupsi, Tinggi Letusan Capai 700 Meter
Menkum: Keputusan Pemberian Amnesti 7 KKB di Tangan Presiden
7 Sebab Kamu Merasa Sedih Tanpa Alasan serta Tips Mengatasinya
Apakah Makan Ubi Rebus Bikin Kurus? Ini Faktanya
Jangan Sampai Tragedi Longsor Gunung Sampah Seperti TPA Leuwigajah Terulang di Indonesia
Atasi Sampah di Pantai dan Laut, 17 Perguruan Tinggi se-Indonesia Ikuti Laboratorium Psikologi Maritim
4 Tingkatan Ikhlas dalam Islam, dari Duniawi hingga Sempurna
Link Live Streaming Liga Inggris Manchester City vs Liverpool 23 Februari 2025 di Vidio
PT PP Gelar Program Bekal PPintar: Makan Bergizi di Cilincing dan Tarakan