Rasa Cinta pada Bali Jadi Alasan Antonio Blanco Dirikan Museum

Museum Antonio Blanco menjadi salah satu dari 9 destinasi wisata terbaik di Bali versi Menteri Pariwisata tahun 2014.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 19 Des 2015, 19:20 WIB
Diterbitkan 19 Des 2015, 19:20 WIB
I Made Mario Antonio Blanco
I Made Mario Antonio Blanco menjadi generasi penerus yang mengelola Museum Antonio Blanco.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki keragaman alam dan budaya yang melimpah. Lebih dari 17 ribu pulau yang tersebar menyajikan berbagai keindahan yang menawan. Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki beragam budaya yang adiluhung, yang menjadi magnet banyak orang untuk datang. Tak heran jika keragaman alam dan budaya menjadi salah satu Pesona Indonesia.

Bali misalnya, pulau ini tak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, namun juga menjadi markas bagi banyak seniman hebat. Salah satu bukti yang mendukung argumen tersebut adalah berdirinya Museum Antonio Blanco di Ubud, Gianyar, Bali.

Antonio Blanco merupakan perupa kelahiran Filipina berdarah Spanyol yang memutuskan untuk menetap di Bali sejak muda. Ketertarikan Blanco pada Pulau Bali sudah ada sejak kecil. Saat berusia 6 tahun, Antonio Blanco melihat sebuah gambar desa asri yang dirinya tidak tahu di mana tempat itu berada. Hingga pada akhirnya, Blanco menemukan buku berjudul The Island of Bali tulisan Miguel Covarrubias. Buku inilah yang kemudian memandu Antonio Blanco untuk datang ke Bali.

I Made Mario Antonio Blanco, salah seorang anak dari Antonio Blanco saat ditemui Liputan6.com, yang ditulis pada Jumat (18/12/2015) menceritakan, “Tahun 1952, Tuan Antonio Blanco bertemu dengan raja Ubud, dan ditawari tanah 2 hektar, namun dengan syarat mau ikut dalam upaya melestarikan Bali, khusunya pariwisata Ubud ke dunia internasional.”

Bagian depan Museum Antonio Blanco.

Pada masa itu Blanco menemukan gadis Bali yang menjadi model lukisan pertamanya, yang kemudian dinikahkannya, dan dari pernikahan tersebut lahir 4 orang anak. Kemudian pada 1999, Blanco mendirikan musem dan pada tahun itu pula Antonio Blanco berpulang.

“Saya sebagai generasi penerus ingin menyelesaikan apa yang dicita-citakan beliau, yaitu membuat museum, menjadikan tempat ini (Museum Antoni Blanco) sebagai salah satu institusi seni, seperti apa yang dahulu dicita-citakan Antonio Blanco,” ujar Mario.

Museum Antonio Blanco sendiri menyimpan lebih dari 300 lukisan karya Blanco, yang tidak semua bisa dipajang lantaran keterbasan tempat. Tak hanya menjadi ruang pamer bagi banyak lukisan menarik, Musuem Antonio Blanco juga menjadi tempat penangkaran beragam burung langka, salah satunya adalah burung Jalak Bali.

Salah satu lukisan karya Antonio Blanco yang dipamerkan di ruang museum.

“Dari 3 pasang burung Jalak Bali yang kita miliki di awal, kini jumlahnya sudah melebihi 250 ekor. Di sini juga terdapat lebih dari 45 spot fotografi yang bisa dieksplor oleh para pecinta fotografi yang datang ke museum ini,” kata Mario.

Ke depan Mario Blanco menginginkan museum ini bukan hanya menjadi milik Antonio Blanco, tetapi juga menjadi milik putra-putri beserta cucu-cucunya, mengingat dari 10 orang cucu Antonio Blanco, 10 diantaranya bisa melukis dengan baik. Dan dari cucu dan anaknya juga akan menyumbang lukisan, sehingga Museum Antoni Blanco menjadi lebih kaya.

Saat ditanya tentang harapannya, Mario Blanco menuturkan, “Harapan saya semoga masyarakat Indonesia ke depan lebih aware lagi, lebih suka lagi mengunjungi museum.”

Ikuti terus perjalanan tim Liputan6.com bersama Indonesia.travel jelajahi Pesona Indonesia. 

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

**Saksikan juga video menarik berikut ini:

]

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya