Liputan6.com, Jakarta Setelah sukses dengan musikalisasi puisi-puisi cinta Sapardi Djoko Damono, Ari Reda kembali menelurkan karya terbarunya. Kini giliran karya puisi sastrawan Goenawan Mohamad yang digubah menjadi musikalisasi. Melalui album bertajuk “Suara dari Jauh”, Ari Reda menyuguhkan 10 puisi Goenawan Mohamad dalam balutan musikal.
Reda Guadiamo saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (14/3/2017) mengatakan, garapan musikalisasi kali ini sangat menarik, lantaran dirinya harus berkenalan dengan gaya bahasa yang berbeda.
“Tiap karya itu berbeda dan punya ciri khasnya masing-masing. Kata-kata pilihan Sapardi itu sangat puitis, tapi gak begitu sama Goenawan, pilihan katanya terasa apa adanya,” ungkap Reda.
Baca Juga
Reda menjanjikan suatu hal yang berbeda dari garapan musikalisasi kali ini. Selain direkam secara langsung, porsi suara antara Ari dan Reda juga dibuat dengan seimbang.
“Rekamannya dikerjakan di Jogja bersama Anton Gendhel dari Kua Etnika, kami menyelesaikannya dalam 1,5 hari saja. Beda sama album sebelumnya, kali ini kami lebih mengeksplorasi paduan suara kami berdua,” kata Reda.
Meski masih merahasiakan ke-10 puisi Goenawan Mohamad dalam album barunya, Reda mengatakan ada empat puisi yang menjadi pilihan utama, yaitu Surat Cinta, Lagu Hujan, Kwatrin Musim Gugur, dan Senja pun Jadi Putih Kota pun Jadi Hitam.
“Selain judul-judul itu, kami tambahkan juga beberapa puisi yang sudah pernah kami garap sebelumnya, seperti Dingin Tak Tercatat dan Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi.
Peluncuran album baru ini akan digelar bersamaan dengan konser “Suara dari Jauh” yang rencananya dilaksanakan di Gedung Kesenian Jakarta pada 23 Maret 2017, pukul 20.00 WIB.
“Akan ada dua babak dalam konser “Suara dari Jauh”, masing-masing babak menampilkan bintang tamu. Tapi siapa muncul di mana, belum pasti. Lagu baru muncul di mana juga belum ditentukan. Kami ini sangat gampang berganti arah, suka banget berubah di tengah jalan. Habis-habisan ngkutin rasa,” ungkap Reda menambahkan.