Paula Modersohn Becker, Affandi, dan Karya Ekspresionisme

Becker dalam karya-karyanya cenderung ingin menggali dunia batin, imajinasi, dan perasaan yang dalam.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 08 Feb 2018, 12:12 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2018, 12:12 WIB
Paula Modersohn-Becker
Paula Modersohn-Becker jadi Google Doodle hari ini, Kamis (8/2/2018)

Liputan6.com, Jakarta Terlahir dengan nama Minna Hermine Paula Becker, perupa Paula Modersohn Becker merupakan salah satu tokoh seni lukis abad 20 yang mempelopori paham ekspresionisme. Meski meninggal di usia muda, yaitu 31 tahun, Becker telah menghasilkan setidaknya 750 lukisan dan lebih dari 1.000 gambar yang karya-karyanya diakui dunia.

Paulau Modersohn Becker dalam karya-karyanya cenderung ingin menggali dunia batin, imajinasi, dan perasaan yang dalam. Sesuai dengan paham ekspresionisme yang digelutinya, karya becker selalu menampilkan distorsi antara kenyataan dan efek-efek emosional.

Vincent Van Gogh, Paul Gaugiuin, dan Ernast Ludwig merupakan nama-nama utama pelopor aliran ekspresionisme dalam dunia seni lukis. Aliran ini juga bisa ditemukan di beberapa karya seni lain, seperti film, sastra, musik, hingga arsitektur.

Asal mula istilah ekspresionisme sendiri tidak merujuk pada pergerakan tertentu. Istilah ini muncul setelah Herwarld Walden menulis dalam majalahnya yang bernama Der Stum pada 1912.

Terkait ekspresionisme Paula, Ibu Made Wianta, kritikus seni rupa yang juga istri dari perupa Bali I Made Wianta saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (8/2/2018) mengatakan, Paula Modersohn merupakan pendobrak tradisi, mengingat ada salah satu karyanya yang berupa sosok dirinya dalam keadaan telanjang untuk mengekspresikan kebebasan dirinya sebagai seniman dalam mencipta.

"Itu salah satu karyanya yang bernilai seni tinggi, jauh dari eksploitasi seks," ungkap Ibu Made Wianta.

Dirinya lebih jauh mengungkapkan, karya terakhir Paula sebelum dirinya meninggal bisa dibilang merupakan karya terobosan pertama dari pelukis wanita yang mencipta "nude self potrait". 

"Ini bisa disamakan dengan Murni, pelukis wanita dari Bali yang pertamakali menampilkan kemaluan wanita secara lugas tetapi artistik dan tidak menjijikan, juga senggama dengan garis-garis erotik yang lucu, seperti luk kartun yang ditata dalam sentuhan abstrak dekoratif," ungkap Ibu Made Wianta.  

Ekspresionisme Affandi

Museum Affandi
Museum Affandi (Foto: http://www.affandi.org/)

Bernaung dari konsep “Art is an expression of human feeling” atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan seseorang, aliran ekspresionisme menjalar bak virus ke berbagai belahan dunia. Di Indonesia sendiri, Affandi dianggap salah satu perupa yang menganut aliran ini.

Dalam lukisannya yang berjudul “Potret Diri”, Affandi menunjukkan jejak bentuk realisme yang mengarah pada ekspresionisme. Menurut info yang dikutip dari laman Affandi.org, karya lukis yang dibuat menggunakan cat air tersebut menggambarkan emosinya terhadap sesuatu yang menjadi objek lukisannya. Affandi bukan hanya menunjukkan kesan visual objek, tapi juga penguasaan emosional dan estetika tersendiri yang tercermin pada karya-karyanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya