Katedral Notre Dame Paris, Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah

Katedral Notre Dame Paris ternyata pernah menjadi tempat penobatan Napoleon Bonaparte sebagai Raja Prancis pada 1804.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 16 Apr 2019, 12:04 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2019, 12:04 WIB
Katedral Notre Dame
Katedral Notre Dame (ludovic MARIN / POOL / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Katedral Notre Dame Paris terbakar hebat. Kejadian tersebut merupakan yang terparah dalam sejarah gereja setelah terakhir kali terjadi pada Revolusi Prancis, sekitar 300 tahun lalu.

Melansir CNN, Paus Alexander III meletakkan batu pertama Katedral Notre Dame pada 1163. Pembangunannya rampung sekitar abad ke-13. Saat ini, bersama menara, puncak menara, penopang melayang, dan kaca patri, katedral tersebut dinilai sebagai karya arsitektur penting, tempat ibadah, sekaligus simbol kebudayaan Prancis.

Berlokasi di Île de la Cité, pulau kecil di tengah kota, katedral itu menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di Paris. Setidaknya 13 juta pengunjung datang ke katedral tersebut setiap tahunnya.

Katedral tersebut juga menjadi saksi penobatan Napoleon Bonaparte sebagai raja pada 1804. Puncak menara yang dibangun pada abad 19 saat itu membutuhkan upaya restorasi besar-besaran, dananya sebagian ditopang oleh kesuksesan The Hunchback of Notre Dame pada 1831.

Katedral juga menyimpan banyak benda penting, di antara Mahkota Duri, grand organ yang menjadi instrumen musik paling ternama di dunia, dan sejumlah benda seni. Vatikan menyebut Takhta Suci menyayangkan kerusakan dahsyat yang dialami simbol Kristen di Prancis dan dunia tersebut.

Tetapi untuk banyak orang Prancis, Notre Dame lebih dari rumah ibadah. Penulis Prancis, Bernard-Henri Levy mengatakan katedral itu menjadi simbol budaya, arsitektur, dan sejarah Prancis.

"Bagaimana bisa Anda membangun kembali delapan hingga sembilan abad sejarah? Bagaimana Anda dapat membangun kembali air mata, bisikan, dan memori seluruh negara dan seluruh kebudayaan," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kebakaran Terkontrol

Katedral Notre Dame di Paris Terbakar
Api dan asap mengepul dari kebakaran Gereja Katedral Notre-Dame di pusat kota Paris, Prancis, pada Senin (15/4) waktu setempat. Api dengan cepat melalap bagian atap gereja yang dibangun pada abad ke-12 itu dan merupakan salah satu ikon wisata di Paris. (AP Photo/Thibault Camus)

Kebakaran hebat yang terjadi sejak Senin sore, 15 April 2019, menghancurkan atap berusia 850 tahun, yang menjadi landmark warisan dunia yang diakui UNESCO. Banyak mata memandang nanar saat puncak menara beraliran Gothic itu runtuh.

Meski begitu, struktur utama katedral, termasuk dua menara, terselamatkan. Berdasarkan Kepala Pemadam Kebakaran Paris, api yang berkobar sudah terkontrol dalam delapan jam. Meski begitu, seorang petugas terluka.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan hal terburuk sudah terhindarkan. namun, ia mengingatkan bahwa api masih akan menyala dalam beberapa hari ke depan.

"Pertempuran itu belum benar-benar dimenangkan," sahutnya sambil mengapresiasi keberanian dan profesionalisme para pemadam kebakaran.

Galang Dana Internasional

Katedral Notre Dame di Paris Terbakar
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api dari Gereja Katedral Notre-Dame di kota Paris, Prancis, pada Senin (15/4). Tim pemadam kebakaran mengerahkan 400 anggota dari seluruh Prancis, termasuk menggunakan 18 selang bertekanan tinggi dan berjibaku selama berjam-jam. (AP Photo/Michel Euler)

Macron meminta komitmen seluruh negara untuk membangun kembali Notre Dame bersama-sama. Ia juga menyampaikan penggalangan dana internasional untuk mendapatkan dana perbaikan. Sebuah situs penggalangan dana diluncurkan menyusul pengumuman itu.

Miliuner Prancis, François-Henri Pinault, pemilik dan CEO grup barang-barang mewah internasional Kering, berjanji memberikan 100 juta Euro untuk membangun kembali.

Dukungan dan simpati juga berdatangan dari sejumlah pemimpin dunia. Kebakaran tersebut terjadi empat hari jelang Paskah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya