Cerita Pencetus Hari Ibu yang Menyesal Mengusulkan Hari Ibu Internasional

Perempuan pengusul Hari Ibu Internasional sempat senang saat Presiden AS menetapkan usulannya sebagai hari libur nasional, tapi ia kemudian berbalik sangat membenci Hari Ibu. Ada apa?

oleh Asnida Riani diperbarui 13 Mei 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2019, 11:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi Hari Ibu. (dok. pexels.com/Zun Zun)

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Anna Jarvis, perempuan yang berjuang membuat dunia memberi para bunda ragam hal spesial di Hari Ibu. Tapi, sebelum meninggal, perempuan yang awalnya hanya mengusung Hari Ibu di Amerika Serikat ini mengaku menyesal telah menemukan perayaan tersebut.

Dilansir dari CNN, Senin (13/5/2019), jauh sebelum ibunda Anna, Ann Reeves Jarvis, tutup usia, ia ingin seseorang mendedikasikan satu hari untuk menghormati para ibu di dunia. Ketika beliau meninggal pada 9 Mei 1905, Anna bertekad mengabulkan keinginan ibunya.

Ia mulai berkampanye di kota tempat tinggalnya Grafton, West Virginia, Amerika Serikat, di mana wilayah ini kemudian jadi tuan rumah perayaan Hari Ibu pertama tiga tahun setelahnya, di Andrews Methodist Episcopal Church.

Pada 1914, Presiden Woodrow Wilson telah secara resmi menetapkan Hari Ibu yang diusung Ana sebagai hari libur nasional. Kala itu, Anna sangat senang dengan penetapan tersebut dan terus berpesan untuk berbuat hal istimewa guna menghormati para ibu.

Anna tak pernah menangka bahawa usungan Hari Ibu darinya bakal sebegitu populer dan, menurutnya, mengalami pergeseran makna. Perkembangan ini kemudian membuat Anna mengaku menyesal mengusulkan peringatan Hari Ibu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mengapa Anna Akhirnya Malah Benci Hari Ibu?

Ilustrasi
Ilustrasi Hari Ibu. (dok. pexels.com/Kelvin Octa)

Bukan tanpa sebab Anna Jarvis mengatakan tak suka, bahkan benci, dengan usulannya sendiri tentang Hari Ibu. Usut punya usut, ia tak suka pada ide menghabiskan terlalu banyak uang untuk membeli bunga, kartu ucapan, dan cokelat dengan harga berlebih.

Anna sempat pergi ke tukang bunga utuk melancarkan protes pada harga yang mereka tetapkan jelang Hari Ibu. Anna sempat berurusan dengan pihak berwajib karena protes tersebut.

Anna juga sempat menyuarakan ketaksukaan kepada ibu negara saat itu, Eleanor Roosevelt, yang memakai Hari Ibu untuk mempromosikan program kesehatan dan kesejahteraan ibu serta anak. Ketidaksukaan ini terus dilancarkan sampai Anna meninggal pada 1948.

Nyatanya, Hari Ibu tetap diperingati sampai sekarang, bahkan dalam skala global. Perputaran uang di event ini kian menggila. Tahun ini, dilaporkan bahwa penduduk Amerika menghabiskan 25 miliar dolar Amerika atau Rp 359 triliun di peringatan Hari Ibu, yang kebanyakan uang tersebut dihabiskan untuk membeli perhiasan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya