Liputan6.com, Jakarta - Puteri Indonesia Lingkungan 2019 Jolene Marie Cholock-Rotinsulu bakal berlaga di Miss International 2019. Grand final ajang kecantikan ini akan berlangsung pada 12 November 2019 di Tokyo Dome City Hall, Jepang.
Sebelumnya, Jolene Marie terlebih dahulu menjalani masa karantina pada 25 Oktober hingga 12 November 2019. Selama momen itu, perempuan berusia 22 tahun ini akan mengenakan busana dari deretan desainer ternama seperti ANAZ, Diana M Putri, Yosep Sinudarsono, Priyo Octaviano, dan Kebaya Intan Avantie.
Tahun ini, Yayasan Puteri Indonesia mendaulat desainer Diana M Putri yang berkolaborasi dengan Le Ciel Design untuk membuat kostum nasional untuk Jolene. Kostum tersebut mengusung tema The Legend of Dewi Rengganis.
Advertisement
Baca Juga
Kostum nasional yang bakal ditampilkan Jolen di Miss International 2019 terinspirasi dari legenda sang dewi yakni legenda di lereng pegunungan Iyang dan Argopuro yang meliputi Kabupaten Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Probolinggo. Kebetulan, Jolene sempat mendaki gunung tersebut hingga ke puncak.
Jolene akan tampil dalam balutan Emerald Green Cut Out Watuso Bodysuit dengan manik-manik etnis Ronce kuno, double slit acetasilk, rok tulle emas metalik. Sebagai desainer, Diana sangat memperhatikan setiap detail kostum.
"Dewi Rengganis hidup di zaman kuno jadi gimana supaya detail, payet-payet pemilihan beads, teknik menjahit sebisa mungkin tetap di zaman kuno itu," kata Diana M Putri di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 14 Oktober 2019.
Meski dibalut sentuhan zaman kuno, Diana tetap menghadirkan nuansa modern di laser di bagian skirt. Bagian bawah pinggirannya, ditambahkan Diana diberi Sulur Grinsing dari zaman Majapahit.
"Saya bikin sendiri di bahan soft leather warna gold karena keluar warna gold-nya bagus banget. Waktu menampilkan di Jepang, bahan gold bagus keluar warnanya bikin pakai teknik laser cut," lanjutnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Butuh 3 Minggu
Proses pembuatan kostum nasional The Legend of Dewi Rengganis yang dikenakan Jolene Marie membutuhkan waktu pembuatan selama tiga minggu. Riset pun dilakukan Diana sebagai referensi untuk detail kostum.
"Terutama saya riset di batiknya yang ada motif apa saja yang ada di zaman Majapahit. Setiap ornamen-ornamen yang ada di body suit-nya, skirt itu saya bikin seperti ala-ala ancient," ungkap Diana M Putri.
Bicara soal kostum nasional, tentunya kekayaan budaya dan sentuhan Nusantara tertuang di dalamnya. Diana turut menambahkan motif-motif Batik Pusaka Jawa Timuran.
"Yang saya pakai di skirt motif (Batik) Poleng dan Surya Kawung," kata Diana.
Selain kostum nasional, Jolene Marie juga akan memakai busana karya ANAZ. Kali ini, ia menggunakan kain bentenan yang tidak lain kain tenun asli Minahasa yang telah ada sejak abad 15.
Jolene juga akan mengenakan gaun cocktail rancangan Priyo Oktaviano dalam sentuhan kain songket Bali, Sidemen. Gaun tersebut diberi tajuk Paradise itu hadir dengan gaya one shoulder dengan siluet delapan asimetris bermotif bunga cepuk dan swastika di sekelilingnya.
Ada pula rancangan lain dari Diana yakni jumpsuit warna champagne dengan potongan bawah layaknya lonceng dan high slit cape bermotif geometris. Paduan modern dan kuno bersatu dalam gaun itu.
Advertisement