Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Hari Kemerekaan Republik Indonesia ke-75 pada 2020, para pendaki gunung Indonesia ingin memberikan kado berkesan. Tergabung dalam tim Ekspedisi Merah Putih yang digagas oleh Eiger, mereka akan menapaki gunung tertinggi di Asia Tenggara, Gunung Hkakabo (baca: Kakabo) Razi di Myanmar.
Ekspedisi besar dengan tantangan tingkat tinggi itu rencananya akan dilaksanakan pada Juli-September 2020. Rencana awalnya adalah mencapai puncak pada 17 Agustus, tapi urung dilakukan karena kondisi cuaca di sana tidak akan memungkinkan.
Cuaca yang dianggap aman untuk mendaki adalah pada akhir Agustus dan September. Gunung Hkakabo Razi dengan ketinggian 5881 mdpl ini terkenal dengan medannya yang sangat lengkap dan berbahaya, mulai dari hutan hujan yang sangat lebat di kaki gunung, sampai lapisan salju dan gletser pada ketinggian 4600 mdpl sampai ke puncaknya.
Advertisement
Begitu beratnya medan Hkakabo Razi , para seven summiters (pendaki tujuh puncak tertinggi di seluruh dunia) menjulukinya Anti Everest. Maksudnya, kondisi tersebut bertolak belakang dengan Gunung Everest yang sudah sangat mapan jalur pendakian dan infrastrukturnya.
Baca Juga
Bahkan di Everest sudah ada tim pemandu yang akan mengantarkan para pendaki untuk mencapai puncak gunung, tentunya dengan biaya yang cukup besar.
Hal kontras ada di Hkakabo Razi. Hutan hujannya masih perawan, lembab, gelap, serta penuh binatang berbahaya seperti ular piton, laba-laba, dan nyamuk malaria. Hal ini diperparah dengan tidak tersedianya jasa porter selama pendakian. Sehingga, semua perbekalan harus dibawa sendiri.
"Pendakian ini nantinya akan menggambarkan semangat juang para pendaki kita, di mana para pendaki dari berbagai latar belakang akan bekerja sama dalam sebuah petualangan pendakian. Selain itu tentunya medan berat ini akan jadi tempat yang cocok untuk melakukan uji coba produk Eiger yang akan membuktikan kualitas produk kami," ujar Harimula Muharam, selaku General Manager Marketing PT Eigerindo MPI, yang juga merupakan Ketua Harian Ekspedisi Merah Putih Hkakabo Razi 2020 di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, Kamis, 12 Desember 2019.
"Penjelajahan ini adalah salah satu cara mengenalkan Indonesia ke dunia. Banyak ekspedisi dilaksanakan ke Gunung Hkakabo Myanmar sejak tahun 1970-an, ada yang berhasil tapi banyak juga yang gagal. Itu semua akan jadi pembelakan bagi tim yang akan berangkat," timpal Mayjen TNI Asrobudhi sebagai Ketua Umum Ekspedisi Merah Putih, pada Liputan6.com dalam kesempatan yang sama.
Para pendaki terdiri dari Sofyan Arif Fesa (World 7 Summiter, Mountain Guide, Mahitala Unpar), Nurhuda (World 7 Summiter, Mountain Guide, Wanadri), Fandi Achmad (Trail Runner, Mapala UI), Putri Handayani (Grandslam Athlete, Pekerja Outshore, Kappa FT UI)dan Fransisca Dimitri (World 7 Summiter, Mahasiswi S2, Mahitala Unpar).
Mereka dilatih oleh pendaki senior Iwan Irawan dan nantinya akan bergabung dengan dua pendaki gunung dari Myanmar yang juga menjadi penunjuk jalan mereka di sana.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Latihan di Berbagai Tempat
Meski ekspedisi baru akan dilakuan tahun depan, tapi persiapan sudah dijalani sejak Juni 2019, yang berarti setahun sebelum misi dijalankan. Persiapan pun sudah disusun dengan matang. Mulai dari survei perizinan, pelatihan fisik sampai penyesuaian iklim setibanya di sana. Mereka pun sudah mendapat dukungan penuh dari KBRI di Myanmar.
Galih Donikara, dari Eiger Adventure Service Team, yang juga didaulat sebagai Ketua Pelaksana Ekspedisi menjelaskan bahwa latihan akan dimulai dari latihan teknik pendakian gunung es dan salju di Mount Cook, New Zealand, serta penjelajahan Hutan Tropis Gunung Raungdi Jawa Timur, Gunung Halimun dan Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat.
"Tim kemudian melakukan simulasi pendakian di Pangrang Razi, gunung tropis lainnya yang berada di Myanmar sebagai adaptasi dan aklimatisasi, sebelum kemudian mengakhiri program latihan di ketinggian Gunung Kangteng Ri di Kierzikstan," terang Galih.
Ia mengakui Hkakabo Razi bukan medan yang biasa dan bahkan termasuk ganas.Â
"Ada medan di bawah hutan hujan tropis yang lembab dan lebat. Lalu ada ancaman binatang kecil hingga ular. Jalan untuk mencapai puncak gunung ini memang termasuk ganas, tapi sebenarnya bisa kita lalui dengan aman kalau kita bisa antisipasi dengan baik. Makanya kita juga harus analisa seakurat mungkin dan punya rencana alternatif," tuturnya.
Lalu mengapa di ekspedisi kali ini memilih Gunung Hkakabo Razi?
"Eiger punya cita-cita di kawasan tropis. Karena hastag kita Tropical Adventure. Kita merintis jalur di Kalimantan dan juga lakukan ekspedisi 28 gunung di nusantara. Kita juga ingin memperluas sayap sampai ke luar negeri. Pilihan kita akhirnya jatuh pada gunung tertinggi di Asia Tenggara, Gunung Hkakabo Razi," jelas Galih.
Advertisement