Liputan6.com, Jakarta - Vegetarian atau sebutan bagi orang-orang yang menjalani gaya hidup vegetarisme mungkin sering mendengar kabar burung seputar kegiatan yang dijalaninya. Banyak yang mengira vegetarian akan mengalami kekurangan gizi dan pertumbuhannya terhambat akibat tidak mengonsumsi produk hewani.
Namun, tidak semua yang dikabarkan benar adanya. Bagi Anda yang seorang vegetarian jangan khawatir, sebab, banyak mitos yang beredar tidak sesuai kenyataannya.
Berikut ini beberapa mitos dan fakta seputar vegetarian yang perlu diketahui berdasarkan lansiran dari Eat Right, Jumat, 17 Januari 2020.
Advertisement
Baca Juga
1. Vegetarian Kekurangan Protein
Selama ini, daging telah diidentikkan sebagai sumber protein terbaik. Oleh sebab itu, sering kali orang yang menjalani diet vegan dianggap akan kekurangan protein.
Faktanya, ada banyak sumber protein nabati yang bisa dikonsumsi oleh orang-orang yang menjalani diet vegan ini, seperti kacang-kacangan yang memiliki banyak serat dan sedikit lemak jenuh. Â
Namun, vegetarian harus mengonsumsi lebih banyak protein daripada orang yang tidak melakukan diet vegan. Pasalnya, protein yang terkandung di dalam biji-bijian dan kacang-kacangan memiliki kandungan yang lebih rendah daripada protein hewani.Â
2. Vegetarian Mudah Terserang Osteoporosis
Susu bukan satu-satunya makanan yang dapat membantu membangun dan melindungi tulang yang kuat. Sejumlah nutrisi lainnya pun diperlukan untuk kesehatan tulang, kalsium, vitamin D, dan protein.
Masing-masing nutrisi tersebut dapat ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti kangkung, brokoli, tahu kalsium, dan susu kedelai. Jika Anda berencana untuk menggantikan susu, pastikan untuk mengonsumsi asupan kalsium lainnya yang berasal dari sayuran hijau. Selain itu, rajin-rajinlah berolahraga, seperti yoga, lari, jalan cepat, dan latihan kekuatan untuk membantu pertumbuhan dan meningkatkan kekuatan tulang Anda.
3. Risiko Terkena Kanker Payudara
Salah satu untuk menggantikan protein dan kalsium bagi vegetarian ialah dengan mengonsumsi kedelai. Namun, banyak mitos yang mengatakan mengonsumsi kedelai dapat memicu risiko terkena kanker payudara.
Padahal, atidak ada hubungan antara kanker dengen kedelai. Faktanya, ada bukti yang menyebutkan bahwa mengonsumsi kedelai pada masa kanak-kanak dan remaja memiliki risiko lebih rendah untuk terserang penyakit kanker payudara.
4. Diet Vegan Sudah Pasti Sehat
Tidak semua label diet vegan dapat dikatakan sehat. Ada beberapa kue kering, keripik, dan sereal yang merupakan makanan vegetarian tetapi cenderung mengandung banyak gula dan minyak.
Solusi terbaik untuk memastikan makanan tersebut bagus untuk diet vegan Anda yaitu cek pada labelnya. Carilah tingkat lemah jenuh yang rendah. Komponen label nutrisi utama ini adalah indikator kesehatan makanan yang jauh lebih baik daripada vegetarian. Menjadi vegetarian yang sehat berarti harus menambahkan menu sayuran, buah-buahan, dan protein tanpa lemak ke dalam piring Anda.
5. Tidak Cocok untuk Ibu Hamil, Atlet, dan Anak-anak
Pola makan vegetarian atau diet vegan terencana dapat memenuhi kebutuhan gizi orang-orang, baik wanita hamil, anak-anak, dan juga atlet. Meskipun mitosnya diet vegan tidak baik untuk beberapa orang di atas, faktanya tidak demikian.
Sebab, semuanya hanya tentang memastikan Anda mendapat nutrisi sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh. Contohnya, ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi. Zat besi tersebut bisa didapatkan melalui buncis, brokoli, kacang polong, dan sayuran hijau.
6. Vegetarian Cenderung Kekurangan Energi
Tidak ada hubungannya diet vegan dengan kekurangan energi. Sebab, semuanya tergantung bagaimana Anda bisa mengatur zat gizi yang dikonsumsi.
Saat menjalani diet vegan dan kemudian merasa lemas, mungkin Anda kekurangan vitamin B12 atau zat besi. Anda bisa mengonsumsi bahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan. Â (Tri Ayu Lutfiani)
Â
Advertisement