Giliran China Batasi Akses Turis Asing Akibat Corona COVID-19, Berlaku Mulai Kapan?

Mayoritas kasus positif corona COVID-19 baru di China belakangan diidentifikasi sebagai kasus impor. Namun, ada fakta menarik soal itu.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 27 Mar 2020, 12:02 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2020, 12:02 WIB
Ilustrasi Bandara
Ilustrasi bandara. (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - China berencana menutup akses sementara hampir seluruh turis asing untuk memasuki wilayah Negeri Tirai Bambu. Kebijakan untuk membendung penyebaran corona COVID-19 dari kasus impor itu akan berlaku efektif pada Jumat (27/3/2020) tengah malam.

Pemberian visa bagi orang asing juga akan dihentikan sementara mengutip pernyataan yang disampaikan Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Kamis malam, 26 Maret 2020. 

"Mengamati cepatnya penyebaran epidemi virus corona baru di seluruh dunia, kami telah memutuskan untuk menolak sementara kedatangan orang asing yang memiliki visa valid maupun izin tinggal di China," kata kementerian, dikutip dari laman South China Morning Post, Jumat (27/3/2020).

Pihak otoritas menambahkan, kebijakan itu berlaku sementara yang harus dilakukan untuk merespons situasi penyebaran wabah terkini dengan merujuk pada praktik yang dijalankan banyak negara. "Sementara, orang-orang China akan menyesuaikan kebijakan berdasarkan situasi epidemi melalui pengumuman yang terpisah," kata dia lagi.

Dalam kondisi pandemi global yang bermula di China berbulan-bulan lalu, epicenter wabah telah bergeser ke kawasan lain di dunia, seperti Eropa Selatan, dan beberapa kota besar di Amerika Serikat.

Otoritas Tiongkok juga menerapkan kebijakan karantina ke belasan kota untuk menghambat penyebaran COVID-19 yang dimulai sejak akhir Januari 2020. Sementara, negara-negara lain berjuang untuk mengontrol pandemi dengan bergantung kepada penghentian usaha non-esensial dan panduan jaga jarak.

China kini mencatat hanya terjadi 233 kasus baru dalam seminggu berdasarkan data pemerinta 23 Maret 2020. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dari catatan kasus yang ditemukan di luar Tiongkok dalam periode yang sama, yakni lebih dari 166.000 kasus.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Turis Asing Hanya Minoritas

Ilustrasi bandara.
Ilustrasi bandara. (iStockphoto)

Meski demikian, berdasarkan laporan stasiun milik negara CCTV, turis asing hanya menjadi minoritas dari sederet kasus baru corona COVID-19 yang diimpor. Justru, 90 persen pendatang yang baru tiba di China dan terkonfirmasi positif terinfeksi adalah orang Tiongkok sendiri. Dari kelompok itu, 40 persennya adalah para pelajar yang belajar di luar negeri.

Otoritas penerbangan China juga sudah mengambil langkah yang diperlukan untuk membendung kedatangan orang dari negara lain. Berlaku efektif pada Minggu, 29 Maret 2020, setiap maskapai Tiongkok hanya akan diizinkan terbang sekali seminggu ke satu kota per negara, mengoperasikan tidak lebih dari 75 persen kapasitas.

Pengumuman itu disampaikan oleh Civil Aviation Administration of China (CAAC) pada Kamis kemarin. Sementara, kargo dari luar negeri akan dibatasi sekali seminggu untuk terbang ke Tiongkok, yakni hanya sepertiga kapasitas.  

"Untuk menanggulangi peningkatan risiko dari kasus COVID-19 impor, dan sesuai dengan permintaan Dewan Negara untuk ikut mencegah dan mengontrol pandemi, (pengelola) memutuskan untuk terus mengurangi jumlah penerbangan penumpang internasional," kata CAAC.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya