Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan pencabutan kewajiban karantina 14 hari untuk turis yang bisa menunjukkan bukti valid telah divaksinasi Covid-19. Beberapa bulan sebelumnya, pembahasan terkait kunjungan internasional apakah masih perlu dikarantina atau tidak menemui jalan buntu.
Baca Juga
Advertisement
Pemerintah saat itu menilai terlalu awal untuk menyatakan vaksin efektif mencegah penularan Covid-19. Namun, peringatan kalangan industri terkait risiko ekonomi yang kolaps, mengubah pandangan itu. Pemerintah melihat cara itu menjadi satu-satunya harapan untuk kembali membangkitkan sektor pariwisata, penyumbang ekonomi terbesar negara Gajah Putih sebelum Covid-19 melanda.
Menurut laporan Bloomberg News, dikutip dari The Thaiger, Rabu (24/2/2021), pihak bank sentral mengungkapkan ketidakpastian yang dihadapi sektor pariwisata merupakan ancaman besar untuk pertumbuhan ekonomi jangka menengah. Gubernur bank sentral Thailand, Sethaput Suthiwartnarueput mengatakan akan sangat sulit memulihkan perekonomian Thailand seperti sebelum pandemi melanda tanpa kembali aktifnya pariwisata internasional.
Pengumuman yang disampaikan oleh PM Thailand disambut baik oleh sejumlah kalangan. Salah satunya Nattaporn Tritanasirikul dari Pusat Penelitian Kasikorn.
"Bila hal ini berjalan sesuai rencana, itu jelas akan meningkatkan pariwisata dan ekonomi. Tapi, tahun ini masih ada ketidakpastian yang sangat tinggi tentang prospek ekonomi tahun ini, menunggu semua masalah yang terkait dengan wabah dari infeksi lokal, peluncuran vaksin, dan rencana pembukaan kembali perbatasan berjalan," ia berpendapat.
Sebelumnya, pejabat pariwisata mendorong Thailand untuk memperkenalkan aturan paspor vaksin yang memungkinkan turis kembali masuk. Utamanya mereka yang berasal dari negara-negara yang sedang menjalan program vaksinasi Covid-19 massal.
Daerah Prioritas Vaksinasi
Sementara itu, Thailand mulai menerima kedatangan vaksin Covid-19 dosis pertama pada hari ini, setelah kedatangan vaksin Sinovac dan AstraZeneca. Program inokulasi pertama ditargetkan berjalan pada minggu depan dengan pekerja kesehatan dan kelompok rentan lainnya berada di urutan pertama.
Vaksin AstraZeneca juga akan diproduksi secara lokal oleh Siam Bioscience dengan target produksi di awal Juni. Pemerintah menyebut vaksinasi dari pabrikan lain juga akan didaftarkan untuk digunakan di Thailand, dengan rumah sakit swasta diizinkan untuk mendaftarkan vaksin-vaksin itu.
PM Thailand mengatakan sejumlah pabrikan lain juga menunjukkan minat agar vaksin mereka disetujui untuk digunakan di Thailand. "Banyak perusahaan menunjukkan minat untuk mendaftar tetapi dokumen mereka belum lengkap. Ini baik bagi kita sehingga kita akan punya lebih banyak vaksin dari 65 juta dosis yang direncanakan pemerintah sekarang," ucapnya.
Pusat Administrasi Situasi Covid-19 menyebut empat destinasi wisata paling utama di Thailand akan diprioritaskan dalam pendistribusian vaksin. Empat destinasi itu meliputi Phuket, Chon Buri, Chiang Mai, dan Surat Thani. Selanjutnya, sembilan provinsi dengan jumlah angka infeksi yang signifikan juga akan diprioritaskan dalam program vaksinasi.
Advertisement
Serba-serbi Vaksin Covid Sinovac
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement