Liputan6.com, Jakarta - Pengalaman Lauren Stacey (26) bisa jadi pelajaran bagi mereka yang setiap hari beraktivitas di bawah sinar matahari. Wajah perempuan Inggris itu bengkak dan menyebutnya mirip monster setelah seharian beraktivitas di bawah sinar matahari saat liburan di Barbados pada Juni 2019.
Ia memperingatkan orang lain agar memakai krim tabir surya saat terik matahari. Pekerja NHS, dari Swansea, South Wales itu padahal sudah mengoleskan krim tersebut.
"Saya mengoleskan krim tabir surya ke seluruh tubuh saya terus-menerus saat berlibur, tetapi pastinya hanya melewati dahi saya di beberapa titik yang menyebabkan saya terbakar," ujarnya seperti dilansir dari laman The Sun, Rabu, 2 Juni 2021.
Advertisement
Baca Juga
Lauren bangun keesokan harinya dengan wajah bengkak dan agak tidak enak badan. Ia mencoba membuka mata tetapi tidak bisa dan bertanya kepada temannya apakah wajahnya terlihat normal. Temannya tersentak ketika ia melihat wajah Lauren dan memintanya untuk untuk bercermin.
Ia melihat dan matanya lengket dan hampir tidak bisa melihat karena kedua matanya semua bengkak. "Seluruh wajahku bengkak sampai-sampai aku terlihat seperti monster."
Karena khawatir, Lauren mendatangi dokter dan dokter memastikan bahwa ia menderita reaksi alergi terhadap matahari. Ada berbagai bentuk "alergi matahari" yang menyebabkan gejala pada orang yang sensitif terhadap matahari.
Biasanya kulit pecah di gatal-gatal atau ruam, yang dalam kasus yang serius dapat menyebabkan pusing. Namun, reaksi yang disebut "keracunan matahari" dapat menyebabkan pembengkakan wajah, kesulitan bernapas, dan merasa tidak enak badan.
Dikenal sebagai bentuk sengatan matahari yang parah, dapat dihindari dengan memakai krim tabir surya dan menghindari sinar matahari saat cuaca sedang terik. Lauren disarankan untuk membeli steroid dan antihistamin di apotek untuk meredakan pembengkakan.
Tak Terjadi pada Orang Lain
Ia sangat khawatir tidak bisa pulang, jadi dokter memberinya catatan agar ia bisa terbang. Kembali ke hotel, Lauren meminum obatnya dan beristirahat.
Malam itu, ia pergi dengan teman-teman saya. Ia tidak ingin melewatkan kesenangan, jadi ia sengaja memakai topi dan kacamata hitam. "Hanya ketika saya berada di bandara dua hari kemudian saya harus melepas topi dan kacamata saya untuk pengenalan wajah digital," tuturnya.
Ternyata, teman-temannya tidak mengenali Lauren dan ia benar-benar malu. Syukurlah, pihak keamanan bandara tak mempermasalahkan hal itu dan bertanya apakah ia baik-baik saja sebelum membiarkan ia lewat.
Setelah lima hari, bengkaknya berkurang dan wajah Lauren kembali normal. Ia merasa beruntung karena tak ada pekerjaan sehingga bisa tinggal di rumah. Ia benar-benar malu pada orang lain yang melihat wajahnya.
Inggris saat ini dalam gelombang panas yang bisa berlangsung berminggu-minggu, Lauren memperingatkan orang untuk lebih berhati-hati saat mengoleskan krim tabir surya. Ia tidak pernah berpikir bahwa orang lain bisa menderita reaksi yang begitu parah terhadap matahari.
"Sengatan matahari bisa berubah menjadi sangat menyeramkan. Tolong jaga dan rawat kulitmu. Saya sekarang lebih berhati-hati dalam mengoleskan krim tabir surya di wajah saya, karena itu bisa menjadi area yang dilupakan oleh sebagian orang," ujarnya.
"Anda tidak harus membakar kulit Anda untuk menjadi rusak, jadi orang benar-benar harus berhati-hati saat menghabiskan waktu di luar saat musim panas. Aku tidak ingin apa yang terjadi padaku terjadi pada orang lain."
Advertisement