Cerita Akhir Pekan: Nasib Wisata ala Backpacker di Masa Pandemi

Berwisata ala backpacker banyak jadi pilihan bagi yang ingin menghemat bujet saat liburan, tapi apakah masih bisa dilakukan di masa pandemi?

oleh Putu Elmira diperbarui 06 Des 2022, 14:44 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2022, 10:01 WIB
Ilustrasi Backpacker
Ilustrasi backpacker (dok. Unsplash.com/Usman Omar)

Liputan6.com, Jakarta - Selalu ada cerita dan pengalaman berbeda ketika berwisata, baik yang bepergian ala koper atau backpacker. Terlepas dari gaya liburan, perjalanan menjelajahi suatu destinasi saat ini terkendala pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

Masa pandemi memunculkan kerinduan mendalam untuk bebas pergi ke mana saja dan kembali berwisata. Di tengah sederet kebijakan hingga pembatasan guna menekan transmisi Covid-19, bagaimana nasib bepergian ala backpacker?

"Kalau di daerah, karena protokolnya masih tergantung PPKM, mungkin (traveling ala backpacker) belum seperti dulu lagi," kata pengamat pariwisata, Robert Alexander Moningka saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 16 Februari 2022.

Bob, begitu ia akrab disapa, melihat para backpacker kini sudah mulai mengatur perjalanan bersama, seperti ke Labuan Bajo hingga Yogyakarta. Perjalanan tersebut dikatakannya, akan dilakukan backpacker bukan saat ini, tetapi beberapa bulan ke depan.

"Kalau situasinya sampai April sudah mulai ke arah lebih baik dan tidak ada peningkatan (kasus), pelan-pelan tetap ada walau tidak seperti dulu dan seramai dulu," tambahnya.

Adanya transisi karena pandemi membuat jalan-jalan backpacker memaksa mereka harus beradaptasi. Salah satunya berimbas pada penambahan bujet seperti untuk tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan.

Bob mengungkapkan, perjalanan backpacker bermula dari bujet. "Mereka mau bujetkan berapa ke satu destinasi, baru merancang perjalanan sesuai bujet itu," tutur pria yang menjabat sebagai Ketua Umum Indonesian Tour Leaders Association (ITLA) ini.

Rincian bujet itu mulai dari mengatur pengeluaran untuk transportasi hingga makanan. Poin lain dalam perencanaan backpacker adalah mencari partner liburan untuk dapat share cost tempat menginap.

"Fondasi utamanya adalah bujet kalau backpacker. Komunitas backpacker ini di setiap negara ada, tergantung tujuan, bisa urban, village dan Indonesia lagi tren desa wisata," kata Bob.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tips Berwisata

Ilustrasi Travel
Ilustrasi travel (dok. Pixabay.com/congerdesign)

Bagi backpacker yang akan berwisata di masa pandemi, Bob menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan. "Yang pasti harus taati protokol kesehatan dengan aplikasi PeduliLindungi, dan vaksin 1--2 juga booster menjadi syarat dasar," lanjutnya.

Ia mengingatkan backpacker juga harus siap dengan protokol kesehatan yang diberlakukan di tempat tujuan. Tips selanjutnya, Bob menyarankan backpacker memiliki asuransi kesehatan untuk berjaga-jaga.

"Karena tanpa Covid pun perlu asuransi kesehatan, apalagi kalau ke luar negeri," terangnya.

Backpacker juga disebut Bob, perlu memiliki rencana perjalanan atau itinerary. "Kalau misal tidak bisa ke sana, siap-siap dengan hal itu. Selebihnya enjoy, kalau bisa explore desa wisata," tutup Bob.

Cerita Backpacker

Ilustrasi backpacker
Ilustrasi backpacker | unsplash.com/@cikstefan

Lalu, apa kata backpacker bernama Nurul Anwar soal pengalaman wisata di masa pandemi? "Perubahannya yang pasti kemudahan akses traveling, sebelum pandemi bebas ke mana saja. Ketika pandemi ada beberapa kesulitan dan keterbatasan, seperti ke mana-mana harus pegang dokumen hasil swab negatif Covid-19," kata Anwar kepada Liputan6.com, Kamis, 17 Februari 2022.

Anwar mengakui tes swab itu menambah beban bujet. Belum lagi soal kebijakan PPKM sebagai langkah pencegahan transmisi Covid-19 yang bisa berubah mendadak.

"Kalau sudah reserved tiket untuk perjalanan ke satu kota, ternyata tiba-tiba kota tersebut ada level PPKM tang cukup tinggi, mengharuskan tempat-tempat yang akan didatangi di daerah tersebut tutup atau diberlakukan pembatasan," lanjutnya.

Meski begitu, pria yang berprofesi sebagai dosen di Solo ini mengatakan wisata ala backpacker masih bisa dijalani. Untuk menyalurkan kecintaannya pada traveling, ia pun memiliki alternatif jalan-jalan lainnya.

"Mengatasinya dengan memilih tempat wisata yang dekat dengan domisili, jadi enggak usah tes, bisa antisipasi waktu di tempat wisata ramainya jam berapa. Saat traveling dan harus menginap, bawa multivitamin agar imunitas terjaga dan kondisi tubuh selalu prima," lanjutnya.

Persiapan

Ilustrasi Backpacker
Ilustrasi backpacker (dok. Unsplash.com/Danka & Peter)

Berwisata di masa pandemi membuat Anwar harus menguras kocek lebih untuk persiapan liburan. Salah satunya membeli hygiene kit seperti hand sanitizer, masker cadangan, dan sabun cuci tangan.

"Bawa sabun cuci tangan yang antiseptik karena di beberapa tempat sabunnya sudah dicampur air. Untuk traveling one day trip bawa juga bekal karena enggak tahu makanan di luar gimana," terangnya.

Anwar juga berbagi cerita mengenai hal baru yang ia dapatkan ketika berwisata di masa pandemi. "Mostly, tempat wisata ada pembatasan pengunjung, banyak orang berpikir untuk mengurangi bepergian sehingga tempat-tempat wisata jadi sepi," katanya.

"Lebih enak menikmati tempat wisata dan spot foto tidak terlalu ramai," tambahnya.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya