Alasan UNIQLO Putuskan Tetap Buka Toko di Rusia

Langkah ini berbanding terbalik dengan saingan UNIQLO, seperti Zara dan H&M, yang berhenti beroperasi di Rusia.

oleh Putu Elmira diperbarui 08 Mar 2022, 16:04 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2022, 16:04 WIB
Ilustrasi UNIQLO
Ilustrasi UNIQLO (dok. Unsplash.com/Hao Wen)

Liputan6.com, Jakarta - Sederet brand ternama dunia memilih menutup toko mereka di Rusia setelah negara tersebut menginvasi Ukraina. Namun, pilihan itu tidak dilakukan label pakaian kasual asal Jepang, UNIQLO.

Dikutip dari Japan Today, Selasa (8/3/2022), perusahaan induk UNIQLO pada Senin, 7 Maret 2022, memutuskan tetap membuka toko mereka di Rusia. Langkah ini berbanding terbalik dengan saingan mereka, seperti Zara dan H&M yang berhenti beroperasi di Rusia.

Lantas, apa alasan UNIQLO tetap buka toko di Rusia? Presiden UNIQLO Tadashi Yanai menyampaikan konflik seharusnya tidak membuat orang-orang di Rusia kehilangan pakaian sebagai kebutuhan dasar manusia.

"Seharusnya tidak pernah ada perang. Setiap negara harus menentangnya. Kali ini seluruh Eropa dengan jelas menentang perang dan telah menunjukkan dukungannya untuk Ukraina. Setiap percobaan memisahkan dunia, sebaliknya, akan memperkuat persatuan," katanya.

Yanai melanjutkan, "Pakaian adalah kebutuhan hidup. Rakyat Rusia memiliki hak yang sama untuk hidup seperti kita."

Ada 49 toko UNIQLO di Rusia. Seorang juru bicara retailer ini menyampaikan perusahaan akan "terus memantau situasi," tetapi "tidak ada rencana sampai sekarang untuk menangguhkan operasi kami."

UNIQLO menyebut pada Jumat, 4 Maret 2022 bahwa mereka akan menyumbangkan 10 juta dolar AS (Rp144 miliar) dan 200 ribu item pakaian ke badan pengungsi. Langkah ini guna mendukung orang-orang yang terpaksa mengungsi di Ukraina dan negara-negara tetangga.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pilihan Berbeda

Ilustrasi H&M
Ilustrasi H&M (dok. Unsplash.com/Sei)

Sementara, kian banyak perusahaan besar yang menangguhkan kegiatan bisnis di Rusia. Pemerintah Barat bahkan menjatuhkan sanksi untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin atas perang di Ukraina.

Perusahaan pakaian multinasional Spanyol Inditex, yang memiliki Zara, menyebut akan menutup sementara ratusan toko di Rusia, serta toko online grup tersebut. Kabar ini disampaikan perusahaan tersebut pada Sabtu, 5 Maret 2022.

"Mengingat keadaan saat ini, Inditex tidak dapat menjamin kelangsungan operasi dan kondisi bisnis di Federasi Rusia," jelas perusahaan tersebut.

Hennes dan Mauritz (H&M) asal Swedia juga telah mengumumkan pengguhan operasi di Rusia. Pihaknya mengatakan "sangat prihatin dengan perkembangan tragis di Ukraina" dan mereka berdiri "bersama semua orang yang menderita."

Brand Mewah

20170602-Tas Hermes Termahal, Terjual dengan Harga 5 Miliar-AFP
Model memperlihatkan tas Hermes Birkin Himalayan Crocodile di Christies Hong Kong, 4 Mei 2017. Tas Hermes Himalaya ini memecahkan rekor sebagai tas tangan termahal setelah terjual seharga US$380 ribu (sekitar Rp5 miliar) dalam lelang. (ISAAC LAWRENCE/AFP)

Rumah-rumah mode mewah, seperti Chanel dan Hermes, juga menutup toko-toko mereka di Rusia. Hal tersebut dilakukan setelah negara ini menyerang dan menginvasi Ukraina. 

Dilansir dari Marie Claire, penghentian perdagangan di Rusia ini sebagai bentuk dukungan brand fashion dunia untuk Ukraina. Tak hanya Chanel dan Hermes, Gucci dan perusahaan kecantikan L'Oreal juga mengambil langkah serupa.

Hermes dan Richemont, pemilik Cartier, adalah pihak pertama yang menutup toko. Mereka menghentikan perdagangan selama invasi tersebut.

Richemont menyebut tantangan operasional, serta kekhawatiran staf mereka sebagai alasan menghentikan penjualan. Sedangkan, Hermes tidak memberikan alasan terkait keputusan yang diambil.

Hermes hanya mengumumkan penutupan toko. Pihaknya menyebut, "Menutup sementara toko kami di Rusia dan menghentikan semua kegiatan komersial kami." Hermes punya tiga toko di Rusia dengan 60 karyawan.

Chanel

Mengapa Warga Korea Selatan Hanya Boleh Belanja 1 Tas Chanel per Tahun?
Ilustrasi tas Chanel. (dok. Laura Chouette/Unsplash)

Sedangkan Chanel membagikan pernyataan mereka di LinkedIn, "Mengingat meningkatnya kekhawatiran kami tentang situasi saat ini, meningkatnya ketidakpastian, dan kompleksitas untuk beroperasi, Chanel memutuskan untuk menghentikan sementara bisnisnya di Rusia."

Rumah mode asal Prancis ini juga membagikan unggahan melalui akun Instagram resmi. Mereka merilis pernyataan terkait dukungan atas perdamaian dan semua orang yang terdampak perang yang terjadi di Ukraina. (Natalia Adinda)

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion
Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya