Liputan6.com, Jakarta - Rahajeng Rahina Saraswati trending di Twitter pada Sabtu (26/3/3022). Ini merupakan ucapan perayaaan Hari Saraswati yang diyakini umat Hindu sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan.Â
"Rahajeng Rahina Saraswati. Semoga Dewi Saraswati memberkati kita, menghapus semua kegelapan dan ketidaktahuan kita dengan menerangi hidup kita dengan ilmu pengetahuan. Om Syah," tulis salah satu pengguna Twitter, sementara yang lain berkomentar, "Rahajeng Rahina Saraswati. Cipta suci ambabar kawruh kang utami."
Dalam keyakinan umat Hindu, Dewi Saraswati merupakan dewi pengetahuan, musik, seni, dan kebijaksanaan. Dewi Saraswati juga dipercaya sebagai bagian dari Trinitas yang meliputi Dewi Saraswati, Dewi Lakshmi, dan Dwi Parwanti.
Advertisement
Baca Juga
Hari Raya Saraswati dirayakan setiap enam bulan sekali dengan digelarnya upacara di pura-pura Hindu, mengutip situs web Pemerintah Kabupaten Buleleng Bali, Sabtu (26/3/2022). Dalam legenda, Saraswati digambarkan sebagai istri Dewa Brahma.
Saraswati adalah dewi pelindung maupun pelimpah pengetahuan, kesadaran, dan sastra. Ia disimbolkan sebagai seorang dewi yang duduk di atas teratai dengan berwahanakan seekor angsa atau seekor merak.
Saraswati digambarkan sebagai dewi berlengan empat yang membawa sitar dan ganatri di kedua tangan kanan. Sementara itu, tangan kirinya membawa pustaka atau kitab, dan tangan kiri satunya memainkan sitar, gestur untuk memberkahi.
Upacara pada Hari Saraswati berupa pembersihan pustaka, lontar, buku, dan alat tulis-menulis yang mengandung ilmu pengetahuan atau berguna untuk ajaran-ajaran agama dan kesusilaan. Mereka kemudian dikumpulkan dan diatur pada suatu tempat untuk diupacarai.
Sesajen dalam persembahan terdiri dari peras daksina, bebanten, dan sesayut. Juga, rayunan putih kuning, serta canang-canang, pasepan, tepung tawar, bunga, sesangku, air bersih, dan beras kuning.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa permohonan Tirtha Saraswati dilakukan menggunakan bahan-bahan, seperti air, beras, menyan astanggi, dan bunga. Secara detail tata caranya berupa, pertama, mengambil setangkai bunga, pujakan mantra: Om, puspa danta ya namah.
Sesudahnya dimasukkan ke dalam sangku. Ambil menyan astanggi, dengan mantra: Om, agnir, jyotir, Om, dupam samar payami. Kemudian, masukkan ke dalam pedupaan atau pasepan.
Disambung dengan mengambil beras kuning sambil berucap, "Om, kung kumara wijaya Om phat." Lalu, masukkan ke dalam sesangku. Prosesi Hari Saraswati kemudian dilanjutkan dengan membaca mantra-mantra pemujaan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Makna Pemujaan pada Dewi Saraswati
Dijelaskan bahwa Dewa berasal dari kata "div," yang berarti sinar maupun pancaran. Artinya, Tuhan itu satu, tapi mempunyai aspek-aspek pancaran sinar yang bermacam-macam sesuai fungsinya.
Saat menciptakan disebut Brahma, saat memelihara disebut Wishnu, dan saat pendaurulang disebut Shiwa, misalnya. Tapi sebenarnya Brahma, Wishnu, Shiva adalah satu atau Trimurti.
Para dewa ini mempunyai pendamping, yaitu Brahma shakti-Nya Saraswati, Wishnu shakti-Nya Lakshmi, dan Shiwa shakti-Nya Parvati (Durga). Di sini, Dewi Saraswati dipercaya umat Hindu sebagai aspek Tuhan Yang Maha Esa saat menganugerahkan ilmu pengetahuan, kecerdasan, ucapan, musik, dan budaya.
Advertisement
Nikmat Terbebas dari Kebodohan
Ini terjabar pula dalam konsep Gayatri yang terdiri dari tiga aspek: Saraswati menguasai ucapan maupun tutur kata, Gayatri menguasai budi manusia, dan Savitri yang menguasai napas.
Karena itu, makna pemujaan Dewi Saraswati adalah bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa dengan memfokuskan pada karunia ilmu pengetahuan. Nikmat ini membuat manusia terbebas dari kebodohan, serta agar dibimbing menuju kedamaian yang abadi dan pencerahan sempurna.
Seusai Prosesi Pemujaan
Setelah prosesi pemujaan Dewi Saraswati, masyarakat Hindu biasanya akan melakukan mesarnbang semadhi. Ini berupa bermeditasi di tempat yang suci di malam hari atau melakukan pembacaan lontar-lontar semalam suntuk dengan tujuan menemukan pencerahan Ida Hyang Saraswati.
Keesokan harinya dilaksanakan Banyu Pinaruh, yakni suci laksana di pagi buta berkeramas dengan air kumkuman. Ke hadapan Hyang Saraswati dihaturkan ajuman kuning dan tamba inum. Tamba inum ini terdiri dari air cendana, beras putih, dan bawang, yang kemudian diminum. Sesudahnya bersantap nasi kuning, garam, dan telur, disertai membaca mantra pemujaan.
Advertisement