Liputan6.com, Jakarta - Kota Sungai Penuh adalah sebuah kotamadya terbesar kedua yang berada di Provinsi Jambi, Indonesia. Kota ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari kabupaten Kerinci dan pengesahannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 8 Oktober 2009.
Penduduk Kota Sungai Penuh pada 2020 berjumlah 97.190 jiwa, dengan kepadatan 248 jiwa/km persegi. Kota ini berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Pesisir Selatan.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Semboyan Kota Sungai Penuh adalah Sahalun Suhak Salatuh Bdei, yang artinya 'memperlihatkan kekompakan dan selalu bermusyawarah untuk bermufakat dalam setiap pengambilan keputusan dengan satu kata dan perbuatan'. Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Sungai Penuh. Berikut enam fakta menarik seputar Kota Sungai Penuh yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Geografi
Kota Sungai Penuh memiliki luas keseluruhan 39.150 hektare. Wilayahnya didominasi kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, yakni seluas 59,2 persen atau 23.177,6 hektare, sedangkan sekitar 40,8 persen atau 15.972,4 hektare baru merupakan daerah efektif perkotaan.Â
Wilayah kota ini memiliki topografi berbukit-bukit, berada pada kawasan Bukit Barisan dan hutan tropis dengan ketingian 650 – 1200 m di atas permukaan laut (mdpl). Sebagian dari wilayah Kota Sungai Penuh merupakan perbukitan yang kaya akan potensi wisata alam. Ada juga hamparan lahan subur/persawahan.Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Masjid Agung Pondok Tinggi
Masjid Agung Pondok Tinggi adalah masjid yang terletak di Kelurahan Pondok Tinggi, Kecamatan Sungai Penuh, Kota Sungai Penuh. Bagian utara berbatasan dengan jalan raya dan bagian selatan berbatasan dengan perpustakaan. Sedangkan, bagian timur dan barat berbatasan dengan rumah penduduk.
Masjid Agung Pondok Tinggi dibangun secara bergotong royong pada 1874 hingga selesai sepenuhnya pada awal abad ke-20. Nama Masjid Agung Pondok Tinggi disematkan oleh Wakil Presiden ke-1 RI, Drs. H. Mohammad Hatta atau Bung Hatta, ketika ia mengunjungi masjid ini pada 1953.
Masjid ini unik karena seluruhnya berbahan kayu. Bentuk atapnya khas masjid-masjid kuno di Nusantara yakni serupa meru bersusun, dalam hal ini berbentuk atap tumpang limas bersusun tiga yang semakin ke atas semakin runcing. Atap ini melambangkan susunan pemerintahan dusun Pondok Tinggi, yang diibaratkan dalam bahasa Kerinci, 'bapucouk satau, barampek jure, batingkat tigea'.
Advertisement
3. Perpustakaan Berpemandangan Bukit Barisan
Bangunan dua lantai dominasi kelir oranye yang berdiri di Jalan Yos Sudarso, Desa Gedang, Kota Sungai Penuh, Jambi, itu bagian depannya terlihat artistik. Pada atap di bagian terasnya terpasang miniatur kubah masjid tumpang tiga. Sementara, arsitektur bangunannya mamsukkan aksara Incung untuk mengakomodasi budaya daerah setempat.
Keberadaan gedung ini menjadi bagian untuk meningkatkan literasi masyarakat perkotaan yang berada di wilayah paling barat Provinsi Jambi. Lokasinya mudah dijangkau dari mana pun karena berada di tengah kota, juga di sekitar gedung layanan perpustakaan ini ada banyak sekolah. Para mahasiswa juga kerap mencari literatur di sini untuk tugas akhir kuliah mereka.
Di belakang perpustakaan terlihat hamparan hijau sawah, pepohonan kelapa, dan jajaran Bukit Barisan terlihat jelas dari jendela kaca transparan. Sementara pada jendela bagian depan terpampang pemandangan alam bukit seperti Bukit Simancik, Bukit Tapan, dan Bukit Senteong.
Membaca buku di perpustakaan itu pun semakin betah dengan sajian pemandangan alamnya. Jendela kaca transparan sengaja dipasang di ruang baca lantai itu supaya pemandangan dari luar begitu jelas terlihat.
4. Bukit Khayangan
Sungai Penuh punya beragam tempat wisata menarik. Salah satunya yang wajib Anda kunjungi adalah Bukit Khayangan. Bukit ini menyajikan view rangkaian Bukit Barisan yang memesona.
Lokasinya jauh dari pusat kota Jambi, tetapi keindahannya akan membayar perjalanan panjang para wisatawan yang berkunjung. Bukit Khayangan memiliki ketinggian sekitar 2000 mdpl dengan suhu mencapai 20 derat celcius.
Bukit yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat ini terletak di Desa Binakarya, Sungai Penuh. Fasilitas umum di tempat wisata ini cukup lengkap, seperti saung, gazebo, toilet, kantin, area parkir yang luas dan masih banyak lainnya.
Advertisement
5. Kuliner khas Sungai Penuh
Salah satu kuliner khas Sungai Penuh Kerinci adalah Soto Semurup. Isi soto ini antara lain nasi, sayuran, dendeng sapi, dan soun atau bihun. Kuahnya berwarna kuning bening dan ditambah dengan kerupuk merah atau bawang goreng.
Sedikit perbedaan antara Soto Semurup dan soto lainnya adalah daging sapi yang dipakai. Soto semurup menggunakan dendeng sapi, sedangkan daging di dalam soto lainnya umumnya adalah daging segar yang direbus dan dimasukkan dalam kuah.
Ada juga Lemang Kantong Semar. Kantong Semar adalah salah satu tumbuhan yang banyak terdapat di Taman Nasional Kerinci Seblat dan daerah sekitarnya. Oleh masyarakat Sungai Penuh, kantung semar diolah menjadi lemang yang teksturnya mirip dodol.
Lemang ini dulu sering disajikan sebagai teman makan gulai, tetapi makanan ini sudah jarang ditemui. Makanan ini hanya bisa ditemukan pada acara-acara tertentu seperti acara adat. Kuliner khas lainnya ada Dendeng Batokok, Gulai Ikan Semah, Ketan Durian, dan Dodol Kentang Kerinci.
6. Jembatan Kerinduan
Kalau berkunjung ke Kota Sungai Penuh, kurang lengkap kalau tak mampir di Jembatan Layang Kerinduan. Jembatan ini menyatukan dua zona yang dipisahkan oleh rawa, yakni Kecamatan Tanah Kampung dan Kota Sungai Penuh.
Jembatan ini diresmikan penggunaannya oleh Wali Kota Sungai Penuh Asyafri Jaya Bakri pada 26 Juni 2013. Semenjak itu, masyarakat Kerinci dan Sungai Penuh serta pengguna jalan umumnya bisa beraktivitas lebih lancar dengan waktu yang bisa dihemat.
Jembatan sepanjang 800 meter ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendukung kelancaran lalu lintas. Karena lokasinya yang strategis dan tak jauh dari pusat kota, tempat ini tumbuh menjadi objek wisata keluarga gratis bagi penduduk lokal untuk melepas penat setelah seharian bekerja.
Jika tempat rekreasi lainnya ramai pada hari-hari libur, geliat kesibukan di Jembatan Kerinduan lebih ramai hampir setiap hari, khususnya di sore hari. Dari atas jembatan, pengunjung dapat menikmati indahnya panorama yang bernuansa alami. Sawah yang amat luas dilingkari bukit menghijau memberikan sensasi berbeda dari tempat bersantai pada umumnya. Di beberapa titik tertentu di bahu jembatan dimanfaatkan oleh pedagang jajanan gerobak dorong untuk meraih rezeki.
Advertisement