Ukuran Roti Makin Menyusut Buntut Invasi Rusia ke Ukraina

Akibat harga bahan pokok yang meningkat karena invasi Rusia ke Ukraina, pembuat roti memutar otak dengan mengecilkan ukuran roti mereka.

oleh Putu Elmira diperbarui 25 Jul 2022, 20:02 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2022, 20:02 WIB
Ukuran Roti Makin Menyusut Buntut Perang Rusia dan Ukraina
Foto yang diambil pada 20 Juli 2022 ini menunjukkan seorang tukang roti membawa nampan berisi roti bernama 'pandesal' di sebuah toko roti di Manila. (JAM STA ROSA / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Invasi Rusia ke Ukraina turut mendorong harga gandum dan nilai peso yang melemah hingga berujung pada meningkatnya biaya minyak nabati impor. Kondisi ini membuat banyak pembuat roti di Filipina mengecilkan ukuran roti gulung untuk mengatasi inflasi yang lebih tinggi.

Dikutip dari AFP, Senin (25/7/2022), roti tersebut bernama "pandesal" yang memiliki rasa manis dan bertekstur empuk. Orang Filipina kerap mencelupkan roti ini ke dalam kopi atau keju.

Dulu, pandesal memiliki berat 35 gram di Matimyas Bakery, salah satu toko roti di pinggiran kota Manila. Tetapi karena biaya bahan-bahan lokal dan impor melonjak dalam beberapa bulan terakhir, salah satu pemilik Jam Mauleon secara bertahap mengurangi ukuran roti gulung menjadi sekitar 25 gram untuk menghindari kenaikan harga 2,50 peso Filipina atau sekitar Rp667.

Ia takut bahwa kenaikan sedikit saja akan membuat pelanggan yang kekurangan uang di lingkungannya beralih ke toko roti saingan yang berjarak lima blok. "Kami harus mengurangi ukuran porsi untuk bertahan hidup," kata Mauleon kepada AFP, ketika anak-anak, pekerja, dan pensiunan tiba lebih awal untuk membeli roti gulung yang dipanggang dalam oven bata pagi itu.

Saat Filipina mencabut pembatasan Covid-19 dan anak-anak sekolah mulai kembali ke ruang kelas tahun ini, Mauleon berharap kondisi ekonomi untuk toko roti akan membaik. Namun sejak Desember, ketika harga gandum dan bahan bakar melonjak, harga tepung telah meningkat lebih dari 30 persen, sementara gula naik 25 persen dan garam 40 persen lebih mahal, katanya.

Toko roti ini bertahan dari hari ke hari dan tidak menghasilkan cukup uang untuk membeli bahan dalam jumlah besar, sehingga rentan terhadap perubahan harga di pasar domestik dan internasional. Setelah mengurangi jumlah karyawan dan menyerap biaya yang lebih tinggi, Mauleon minggu ini terpaksa menaikkan harga pandesal sebesar 20 persen menjadi tiga peso.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mengecilkan Ukuran Roti

Ukuran Roti Makin Menyusut Buntut Perang Rusia dan Ukraina
Dalam foto yang diambil pada 20 Juli 2022 ini, seorang anggota staf membandingkan ukuran 'pandesal' roti gulung yang jadi sarapan populer di sebuah toko roti di Manila. (JAM STA ROSA / AFP)

Mengecilkan ukuran roti lebih jauh akan memengaruhi kualitasnya, katanya. "Kami akan mencobanya jika orang masih akan membelinya," ungkap Mauleon. "Pandesal sangat penting dalam kehidupan orang Filipina."

Bagi ibu lima anak Laarni Guarino, kenaikan harga berarti keluarganya kini makan lebih sedikit roti gulung untuk sarapan. "Kami harus mengulang anggaran kami. Dari masing-masing lima potong, anak-anak saya harus makan hanya tiga sampai empat," kata Guarino kepada AFP. "50 centavos adalah hal besar bagi orang miskin seperti kita."

Lucito Chavez, presiden asosiasi yang mewakili toko roti lokal, mengatakan ribuan pembuat roti terhuyung-huyung akibat biaya bahan baku yang lebih tinggi, yang sebagian besar diimpor. "Kami semua berjuang, bukan untuk mencari untung, tetapi untuk bertahan hidup," kata Chavez kepada AFP. "Kita harus melindungi industri pandesal."

Inflasi di Filipina mencapai 6,1 persen pada Juni, level tertinggi dalam hampir empat tahun. Hal ini dikarenakan kenaikan harga bahan bakar yang tajam mendorong biaya makanan dan transportasi.

Anggota parlemen dan ekonom Joey Salceda menyampaikan roti akan paling berdampak oleh "penyusutan". Ini berarti ukuran produk semakin kecil, tetapi harganya tetap sama.

"Harga gandum telah meningkat 165 persen," katanya kepada wartawan baru-baru ini, mendesak toko roti untuk membentengi produk mereka dengan vitamin dan mineral.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kesepakatan Rusia dan Ukraina

Perwakilan delegasi Ukraina dan Rusia berjabat tangan dalam penandatanganan perjanjian ekspor gandum Ukraina di Istana Dolmabahce, Istanbul, Turki, Jumat, 22 Juli 2022. (AP)
Perwakilan delegasi Ukraina dan Rusia berjabat tangan dalam penandatanganan perjanjian ekspor gandum Ukraina di Istana Dolmabahce, Istanbul, Turki, Jumat, 22 Juli 2022. (AP)

Dikutip Al Jazeera, Senin (25/7/2022), Rusia dan Ukraina telah menandatangani kesepakatan penting dengan PBB dan Turki untuk melanjutkan pengiriman biji-bijian. Kesepakatan ini adalah upaya untuk meredakan krisis pangan global karena jutaan orang menghadapi kelaparan.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov masing-masing menandatangani perjanjian secara terpisah, namun perjanjian identik dengan pejabat PBB dan Turki tentang pembukaan kembali rute pengiriman Laut Hitam yang diblokir.

Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari menyebabkan blokade de-facto di Laut Hitam, yang mengakibatkan ekspor Ukraina turun menjadi seperenam dari tingkat sebelum perang. Baik Kiev maupun Moskow adalah salah satu pengekspor biji-bijian terbesar di dunia, dan blokade tersebut telah menyebabkan harga biji-bijian meningkat secara dramatis.

Kesepakatan itu bertujuan untuk membantu mencegah kelaparan dengan menyuntikkan lebih banyak gandum, minyak bunga matahari, pupuk dan produk lainnya ke pasar dunia, termasuk untuk kebutuhan kemanusiaan. Ini menargetkan tingkat sebelum perang lima juta metrik ton biji-bijian yang diekspor setiap bulan.

Harga Roti Naik

Tepung Protein Sedang
Ilustrasi roti panggang/credit: unsplash.com/mink

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut bahwa perang Rusia dan Ukraina menyebabkan harga komoditas pangan dunia melonjak, terutama gandum. Mengingat, kedua negara tersebut adalah penghasil gandum terbesar sedunia.

"Hati-hati yang namanya komoditas pangan dunia naik semuanya, utamanya gandum. Kita juga impor gandum gede banget 11 juta ton impor gandum kita. Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mi, bisa harganya naik karena ada perang di Ukraina," kata Jokowi dalam "Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional Ke-29 Tahun 2022, Medan, 7 Juli 2022, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi melanjutkan, harga gandum melonjak tak lain karena produksi gandum 30--40 persen berada di Rusia, Ukraina, hingga Belarusia. Ketika bertandang ke Ukraina, Jokowi bertanya langsung ke Presiden Zelenskyy terkait stok gandum yang dimiliki negara tersebut.

"(Stok) ada di Ukraina 22 juta ton, stok enggak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini ada 55 juta ton artinya stoknya sudah 77 juta ton. Di Rusia sendiri saya tanya ke Presiden Putin ada berapa stok di Rusia 130 juta ton," tambahnya.

Sejumlah produsen roti telah mengalami kenaikan harga akibat naiknya harga gandum sebagai bahan baku roti. Sebut saja Roti Maryam Salman yang naik Rp1.000 dari Rp9 ribu menjadi Rp10 ribu di beberapa stasiun kereta di Jakarta. Dampak lain yang terasa juga pada beberapa roti di brand besar seperti BreadTalk dan Tous Les Jours, yang ukuran rotinya juga menyusut.

Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional
Infografis tampilan kekinian camilan tradisional. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya