Liputan6.com, Jakarta - Sederet makanan plastik yang unik karya seniman Jepang dipamerkan pekan lalu di sebuah pameran di Tokyo. Di antara para seniman, ada yang membuat "menara miring pizza," juga seekor naga yang muncul dari buah naga.
Dikutip dari AFP, Senin (22/8/2022), modelnya dibuat dengan detail yang sama persis dengan kuah mi yang keras dan makanan plastik tampak renyah yang telah lama dipajang di luar restoran Jepang. Makanan plastik ini disebut "shokuhin sampuru," atau contoh produk makanan.
Advertisement
Advertisement
Sampuru adalah hal umum yang ada di luar toko ramen dan restoran keluarga di seluruh Jepang seabad setelah toko mulai menggunakan model lilin untuk mengiklankan menu mereka ke kelas menengah yang sedang tumbuh. "Biasanya kami harus mengikuti perintah dari klien. Kami menerima arahan saat membuat barang," kata seniman makanan plastik, Shinichiro Hatasa.
Ia menyambung, "Ketika memikirkan desain yang menyenangkan, Anda dapat menggunakan imajinasi Anda. Bagaimana akhirnya terserah Anda." Untuk pamerannya, Hatasa membuat bulir jagung berjemur di pantai.
Kreasi makanan palsu lain yang dipamerkan termasuk udang goreng dengan empat kaki dilapisi tepung roti seperti harimau di atas gunungan kubis yang diparut dan permainan tetris yang terbuat dari ayam. Hidangan sarapan Jepang dari kedelai fermentasi yang disebut natto tampak berputar-putar di udara, menyerupai topan yang kuat dijuluki "nattornado."
Sekitar 60 patung makanan plastik dipajang, beberapa di antaranya tampak lucu, tapi yang lain dirancang untuk memamerkan keterampilan hebat para seniman. "Mereka tidak nyata, tapi terlihat begitu nyata. Sangat indah," kata peserta pameran, Reiko Ichimaru.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keterampilan Seniman
Semua model dibuat dengan tangan oleh spesialis di Iwasaki Group. Ini adalah pembuat "sampuru" terkemuka di Jepang, yang merayakan hari jadinya yang ke-90 tahun ini.
Di pabrik Iwasaki di Yokohama dekat Tokyo, para perajin pertama-tama membuat cetakan bahan dari makanan asli yang dimasak klien restoran perusahaan. Kemudian, mereka memulai pekerjaan teliti dalam mendekorasi sampel agar terlihat serealistis mungkin, dari tetesan air pada kaca dingin hingga memar halus pada permukaan buah.
"Hal-hal segar lebih sulit dibuat. Sayuran segar, ikan segar. Makanan yang dimasak lebih mudah, karena warnanya tidak terlalu rumit," kata kepala pabrik Hiroaki Miyazawa. "Roti hamburger untuk pemula."
Makanan palsu adalah pasar jutaan dolar di Jepang, tapi produksi sampuru telah terdampak pandemi Covid-19, yang mengurangi permintaan untuk makan di luar. Pembuat sampuru berharap lebih banyak turis akan segera diizinkan masuk ke negara itu agar meningkatkan industri restoran, tetapi mereka juga menggunakan keterampilan unik untuk digunakan di tempat lain.
Perajin Iwasaki telah membuat replika pisang dengan tingkat kematangan yang berbeda untuk digunakan pabrik dalam melatih karyawan baru. Pesanan juga datang dari pedagang penjualan TI, yang ingin menggunakan router wi-fi 5G tiruan dalam presentasi mereka.
Sementara itu, di pameran, persembahan yang lebih orisinal menyenangkan anak-anak dan orang dewasa. "Saya rasa jumlah restoran yang menggunakan display makanan plastik semakin berkurang," kata Yutaka Nishio. "Menarik untuk melestarikan ini sebagai seni. Ini benar-benar hebat."
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Pasar Besar
Dikutip dari Today, model makanan diciptakan sebagai penggunaan menu tidak biasa di Jepang. Ada masa di mana wisatawan berduyun-duyun ke toko-toko untuk membawa pulang makanan plastik sebagai oleh-oleh.
Makanan palsu ini pertama kali digunakan restoran pada hari-hari sebelum fotografi berwarna sebagai cara menunjukkan pada konsumen menu apa yang tersedia. Kini, fungsi mereka telah berkembang menjadi lebih dari sebuah bentuk seni.
Di jalan-jalan Jepang dan mereka yang tergabung dalam komunitas diaspora di luar negeri, Anda akan menemukan sampuru memanggil calon pengunjung di dalam restoran dan toko. Kenikmatan palsu dan berkilau juga berfungsi sebagai kenang-kenangan perjalanan.
Dalam sebuah wawancara dengan TODAY Food, Samuel H. Yamashita, seorang profesor Sejarah di Pomona College dengan keahlian dalam masakan Jepang, mengatakan bahwa sejarah kuliner sampuru memiliki tiga teori asal. "Satu teori menyebut mereka berasal dari Kyoto pada 1917, dan ditemukan seorang pria bernama Soujiro Nishio," jelas Yamashita.
Asal-mula
Yamashita menambahkan bahwa perajin itu adalah karyawan Shimazu Corporation, produsen yang membuat model tanaman. Nishio dikatakan telah membuat model makanan pertama pada November 1917 dan akhirnya membentuk Nishio Production Company, yang membuat model makanan pertama. Menurut legenda, baru setelah sebuah department store di Okayama meminta Nishio membuat replika makanan, model tersebut benar-benar dipamerkan.
Teori lain menyebutkan, Shirokiya Department Store, department store Jepang pertama yang memiliki kafetaria yang menyajikan kelezatan lilin. Toko serba ada yang bersejarah sudah ada sejak 1662, tapi baru lebih dari 200 tahun kemudian menampilkan item di menu mereka sebagai bagian dari pendekatan pemasaran toko.
Teori ketiga menyebutkan Takizo Iwasaki, seorang pria yang mengelola toko bento di Osaka, sebagai pembuat sampuru pertama. Menurut Yamashita, Iwasaki membuat makan siang bento dan, setelah sedikit trial and error, menciptakan model telur dadar yang sangat realistis ketika menunjukkan pada istrinya, ia tidak bisa membedakan hidangan telur plastik dari yang asli.
Advertisement