Liputan6.com, Jakarta - Kuliner Indonesia dikenal memiliki cita rasa yang kaya. Tak heran, produk bahan makanan Indonesia banyak diminati, bahkan di pasar internasional.
Seorang diaspora Indonesia yang tinggal di Belanda mengungkapkan bahan makanan dari Indonesia cukup banyak dijumpai. Hal itu dimaklumi lantara Indonesia dan Belanda punya sejarah yang panjang. ‘
Sejak dulu, banyak orang Indonesia yang menetap di negara Eropa tersebut. Mereka ikut memperkenalkan berbagai hal tentang Indonesia, termasuk soal makanan.
Advertisement
Baca Juga
Pria diaspora bernama Jerhemy Owenn ini juga menunjukkan bahwa banya produk Indonesia yang laris di sana. Dia pun menunjukkan harga-harga bahan makanan tersebut di sebuah supermarket dalam video yang diunggahnya pada 29 Oktober 2022.
Pertama, ia menunjukkan kecap manis merek Bango yang jadi salah satu produk Indonesia terlaris di Belanda. Kecap itu dijual dengan harga Rp100 ribu per botol. Ada pula kerupuk bawang warna-warni yang belum digoreng dengan harga hampir Rp30 ribu per plastik.
Setelah itu, ia menunjukkan saus sambal ABC dengan harga Rp45 ribu, sedangkan untuk merek Belibis dibanderol seharga Rp60 ribuan. Bukan hanya bahan pangan, cobek untuk mengulek sambal juga laris manis. Ulekan sambal yang terbuat dari batu berdiameter 20 sentimeter dijual dengan harga Rp160 ribu.
Bahan makanan selanjutnya yang cukup dinikmati adalah tempe dan tahu. Tempe dan tahu di sana dikemas dengan rapi menggunakan plastik atau wadah styrofoam. Harganya sekitar Rp30 ribuan per wadah berisi satu buah tahu atau tempe dalam ukuran besar. Â
Bumbu Khas Indonesia
Selanjutnya, ia menunjukkan bahan makanan yang laris manis lainnya, yakni mi instan Indomie dan Sedaap aneka varian dengan harga sekitar Rp10 ribuan. Saking larisnya, kardus-kardus mi instan ini dipajang di bagian depan.
Terakhir, bumbu-bumbu khas Indonesia seperti kencur, kemiri, gula Jawa, lada, cengkeh, kunyit, dan lainnya tersedia di supermarket itu. Dari sekian bumbu, harga cabai rawit lah yang paling menarik perhatian karena dibanderol dengan harga sekitar Rp300 ribu per kilogram. Bandingkan dengan di Indonesia yang harganya sekitar Rp40 ribu sampai Rp50 ribuan per kilogram.
Warganet pun banyak yang kaget dan tidak menyangka harga cabai rawit bisa semahal itu di Belanda. Video ini lantas menarik banyak perhatian warganet. Beragam komentar memenuhi unggahan ini. "Harga di Belanda mahal banget ya hahaha," komentar seorang warganet. "Jual sembako di sana oke tuh, Bang," komentar warganet lainnya.
"Keren banget produk Indonesia samapi ke luar negeri," tulis warganet lainnya. Sampai berita ini ditulis, unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 2,6 juta kali dan disukai lebih dari 252 ribu kali.
Advertisement
Makanan Indonesia di AS
Selain di Belanda, makanan maupun bahan makanan Indonesia juga digemar di Amerika Serikat (AS). Hal itu yang meyakini Maya Damayanti untuk membuka supermarket produk Indonesia.
Maya adalah seorang diaspora Indonesia yang tinggal di Kota Lynnwood, Greater Seattle, negara bagian Washington. Pada 27 Agustus 2022 siang waktu setempat, diaspora asal Bandung itu menggelar peresmian grand opening supermarket Indonesia pertama di Kota Zamrud tersebut.Â
Maya yang sudah tinggal di Amerika Serikat hampir 20 tahun itu memberi nama tokonya Maya Asian Market. Berdasarkan laporan situs Kemlu, Rabu (13/8/2022), Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi ikut hadir dalam acara pembukaan toko yang fenomenal tersebut.
Ia mengaku bangga atas pencapaian Maya. "KJRI San Francisco ikut bangga atas upaya dan kegigihan Ibu Maya mewujudkan toko produk Indonesia dan terus mendukung serta membantu mempromosikan toko-toko Indonesia kepada seluruh mitra di wilayah kerja Pantai Barat Utara AS," ucap Prasetyo Hadi, mengutip kanal Global Liputan6.com.Â
Â
Modal Besar dan Tekad Kuat
Maya Asian Market itu menjual berbagai produk makanan dan minuman Indonesia seperti mi instan, minuman dan obat herbal, makan ringan, camilan, bumbu-bumbu jadi, tempe, bakwan, bakso, kopi, teh dan berbagai minuman kemasan, serta berbagai produk Indonesia lainnya yang digemari masyarakat keturunan Indonesia bahkan Asia di kawasan itu.Â
Menurut Maya, membuka toko besar atau grosir di negeri orang tidak hanya memerlukan modal yang juga besar serta tekad dan langkah yang kuat, tetapi juga pengetahuan, ketekunan dan kesabaran yang tinggi untuk memulai prosesnya dari awal. Maya berharap dengan didirikannya supermarket tersebut, dapat mengobati kerinduan banyak masyarakat dan diaspora Indonesia di sekitar Seattle untuk berbelanja barang dan bahan makanan Indonesia, sehingga mereka dapat tetap berkreasi untuk memasak makanan khas Indonesia.
Dukungan KJRI San Francisco pada setiap pembukaan toko dan bisnis kuliner oleh diaspora Indonesia di wilayah kerjanya dengan semangat kerja sama dan kolaborasi, terus dilakukan. Hal tersebut akan semakin mempromosikan produk-produk makanan dan minuman Indonesia kepada warga setempat sekaligus memperkuat nation branding Indonesia yang kaya akan rempah-rempah, bumbu masakan dan variasi makanan khas yang lezat dan sehat.
Advertisement