Liputan6.com, Jakarta - Sinead O'Connor meninggal dunia pada Rabu, 26 Juli 2023, di usia 56 tahun. Scotland Yard mengonfirmasi bahwa penyanyi berdarah Irlandia itu dinyatakan meninggal di sebuah properti di London selatan.
"Polisi dipanggil pada pukul 11.18 pada Rabu, 26 Juli, terkait laporan seorang perempuan tidak bergerak di sebuah rumah yang beralamat di area SE24," kata Polisi Metropolitan, dikutip dari People, Kamis (27/7/2023).
"Keluarga terdekat telah diberitahu. Kematiannya tidak dianggap mencurigakan. File akan disiapkan untuk Pemeriksa," tambah juru bicara itu. Penyebab kematian belum diungkapkan.
Advertisement
Sebelumnya, kabar kematian pelantun lagu Nothing Compares 2 U itu disampaikan pihak keluarga secara tertulis. Kematian penyanyi itu pertama kali dilaporkan oleh The Irish Times.
"Dengan sangat sedih kami mengumumkan meninggalnya Sinéad yang kami cintai," kata keluarganya dalam sebuah pernyataan kepada RTE dan BBC. "Keluarga dan teman-temannya sangat terpukul dan meminta privasi pada saat yang sangat sulit ini."
Sinead O'Connor menjadi populer berkat lagu Nothing Compares 2 U yang ditulis dan dikomposisi oleh Prince itu memuncaki tangga lagu saat dirilis pada 1990. Sepanjang hidupnya, ia telah merilis 10 album, yang terakhir pada 2014 berjudul I'm Not Bossy, I'm the Boss.
Kiprahnya di dunia musik diganjar dengan empat nominasi Grammy pada 1991. Namun, ia memboikot ajang penghargaan bergengsi untuk musisi itu dengan menulis surat terbuka kepada Akademi yang dianggap 'mayoritas hanya menghargai sisi komersial seni saja'.
Â
Robek Foto Paus Yohanes Paulus II
Dua tahun setelah lagunya meledak, O'Connor kembali membuat berita dengan perangainya saat tampil di Saturday Night Live. Ia merobek foto Paus Yohanes Paulus II setelah tampil menyanyikan lagu Bob Marley, War, secara akapela. Dia mengatakan kepada penonton saat itu untuk 'melawan musuh yang sebenarnya'.
Perilaku O'Connor itu merespons tuduhan bahwa Gereja Katolik berusaha menutup-nutupi kasus kekerasan seksual pada anak-anak. Menurut New York Times saat itu, Gereja Katolik terlibat dalam gugatan hukum yang tak terhitung jumlahnya terkait kasus kekerasan seksual anak.
Aksi itu memicu reaksi serius terhadap O'Connor, meskipun dia mengaku tidak menyesal. "Banyak orang mengatakan atau berpikir bahwa merobek foto paus menggagalkan karier saya. Bukan itu yang saya rasakan tentang hal itu," tulisnya dalam bukunya pada 2021. "Saya merasa memiliki rekor nomor satu menggagalkan karier saya dan saya merobek foto itu mengembalikan saya ke jalur yang benar."
Pada 2021, dia mengumumkan pengunduran dirinya dari musik dan tur, menulis bahwa dia "semakin tua" dan "lelah". Namun, beberapa hari kemudian, dia berbalik arah, mengatakan, "Saya mencintai pekerjaan saya. Membuat musik. Saya tidak suka konsekuensi menjadi wanita berbakat (dan blak-blakan) karena saya harus melewati dinding prasangka setiap hari untuk mencari nafkah."
O'Connor bahkan sempat menulis di akun Facebooknya bahwa ia sedang menggarap karya musik baru dan berharap bisa menggelar tur internasional, beberapa pekan sebelum meninggal dunia.
"Hi semua, baru saja pindah kembali ke London setelah 23 tahun absen. Sangat senang bisa pulang :) Segera menyelesaikan album saya. Rilis awal tahun depan : )," tulisnya pada 11 Juli 2023. "Semoga Tur Australia dan Selandia Baru menjelang akhir 2024. Eropa, AS, dan wilayah lain mulai awal 2025 : ) #TheBitchIsBack."
Advertisement
Masa Kecil Menyedihkan
O'Connor lahir di Dublin, 8 Desember 1966. Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan John dan Johanna Marie O'Grady. Masa kecilnya dihabiskan dengan penuh liku.
Orangtuanya bercerai. Pada 2012, ia mengatakan bahwa ibunya menyiksa mental dan fisiknya. "Dia memiliki sebuah ruang penyiksaan," kenang O'Connor atas sosok ibunya, Johanna O'Grady, sambil menangis saat diundang Dr. Phil.Â
"Kenanganku paling awal adalah, dia mengatakan kepadaku bahwa aku semestinya tidak pernah dilahirkan. Dia tidak menginginkanku. Dia adalah orang yang senang, akan tersenyum saat menyakitimu."
Sang penyanyi memutuskan kabur dari rumah di usia 13 tahun untuk tinggal bersama ayahnya. Keputusan O'Connor kabur barulah permulaan dari masalah-masalah lain.
Dua tahun kemudian, O'Connor menghadapi masalah hukum. Pengadilan memutuskan ia bersalah karena mengutil dan dipaksa menghabiskan 18 bulan di rumah sakit jiwa untuk "wanita yang tidak bisa diatur".
Hidup O'Connor kembali merana setelah dituduh sebagai ibu yang sakit. Dia pun mencoba bunuh diri pada 1999, dilaporkan menelan 20 pil valium pada ulang tahunnya ke-33.
"Itu… setelah sesi di pengadilan hari itu di mana disarankan bahwa selama sisa hidup saya, saya hanya akan melihat putri saya sebulan sekali," katanya pada 2005. "Saya melakukan upaya bunuh diri yang sangat serius, dan saya hampir mati."
Didiagnosis Mengidap Bipolar
O’Connor didiagnosis mengidap bipolar dan juga gangguan stres pascatrauma kompleks serta gangguan kepribadian borderline. Pada tahun 2015, dia menjalani histerektomi radikal untuk mengobati endometriosis, yang membuatnya terpuruk.
"Anda tidak pernah dapat memprediksi apa yang mungkin memicu [PTSD]. Saya menggambarkan diri saya sebagai anjing penyelamat: Saya baik-baik saja sampai Anda menempatkan saya dalam situasi yang bahkan sedikit berbau seperti trauma yang saya alami, lalu saya membuka tutupnya," katanya kepada People pada 2021.
"Saya mengelola dengan sangat baik karena saya telah diajari keterampilan yang brilian. Ada banyak terapi. Ini tentang berfokus pada hal-hal yang membuat Anda damai, bukan pada apa yang membuat Anda merasa tidak stabil."
Seiring pemulihannya, ia menyibukkan diri dengan mengasuh anak dan mempelajari agama. Ia sempat menjadi pendeta di Gereja Tridentine Latin sebelum akhirnya menjadi mualaf pada 2018.
Namun, perjuangan kesehatan mentalnya terus muncul, yang berpuncak pada rawat inap pada 2022 setelah kematian putranya yang berusia 17 tahun, Shane. Putranya bersama musisi Dónal Lunny itu dilaporkan hilang pada Januari 2022, dan O'Connor mengungkapkan beberapa hari kemudian bahwa dia meninggal karena bunuh diri.
"Putraku yang cantik, Nevi'im Nesta Ali Shane O'Connor, cahaya hidupku, memutuskan untuk mengakhiri perjuangan duniawinya hari ini dan sekarang bersama Tuhan," cuitnya saat itu. "Semoga dia beristirahat dalam damai dan semoga tidak ada yang mengikuti jejaknya. Sayangku. Aku sangat mencintaimu. Semoga damai."
Â
Advertisement