6 Fakta Menarik Gunung Leuser di Aceh, yang Diakui Sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO

Gunung Leuser adalah salah satu puncak dari puncak pegunungan leuser dengan ketinggiannya sekitar 3.404 mdpl, terletak di sebelah tenggara Aceh. Gunung Leuser ttermasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 29 Sep 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2023, 08:30 WIB
Seorang pendaki di Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh
Seorang pendaki di Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh. (Dok: Instagram @bbtn_gunungleuser)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Leuser adalah salah satu puncak dari puncak pegunungan leuser dengan ketinggiannya sekitar 3.404 mdpl, terletak di sebelah tenggara Aceh. Gunung Leuser terletak di dalam Taman Nasional Gunung Leuser yang menggunakan nama gunung ini sebagai nama taman nasional.

Sedangkan Taman Nasional Gunung Leuser dan area disekitarnya dikenal dengan nama Kawasan Ekosistem Leuser yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Mengutip dari laman Gunung Bagging, Kamis, 28 September 2023, Taman ini terbagi menjadi wilayah timur dan barat oleh lembah Kuta Cane yang membentang ke arah selatan dari negara Gayo di dataran tinggi Aceh tengah hingga negara Batak Karo di Sumatera Utara.

Masih banyak hal mengenai Gunung Leuser selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Leuser yang dirangkum Liputan6.com pada Kamis, 28 September 2023.

1. Asal-usul Nama Leuser

Mengutip sumber buku berjudul The Ecology of Sumatra, nama Loser berasal dari kata Gayo yang berarti "tempat matinya hewan". Tuan Rajajalli, pemandu dari Rain Forest Lodge, Kedah, menuturkan cerita rakyat yang tidak ada hubungannya.

Seorang perwira Belanda sedang berburu rusa di Pegunungan Leuser pada masa kolonial dan secara tidak sengaja menembak perburuannya partner di puncak Loser. Para kuli yang mendampingi rombongan menggunakan kata Gayo, los, yang berarti "mati" inilah mengapa diberi nama Gunung Loser yang kemudian menjadi Gunung Leuser. Namun bagaimana Leuser mendapatkan nama yang sangat erat hubungannya itu masih belum jelas. 

2. Kawasan Gunung Leuser Tidak Dihuni Manusia

Cerita Perempuan Perkasa 56 Tahun Taklukkan Puncak Gunung Leuser
Ramadani Siagian berhasil menaklukkan puncak Gunung Leuser dan Loser dalam usianya yang menginjak 56 tahun. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Taman Nasional di kawasan ini sama sekali tidak dihuni manusia dan dianggap sebagai kawasan hutan belantara terluas dan jalur hutan belantara terpanjang di Asia Tenggara. Disebutkan juga bahwa hanya sedikit pendaki yang berusaha mencapai puncak sebenarnya sebagaimana dibuktikan dengan jalur yang buruk.

3. Gunung Leuser Memiliki 3 Puncak 

Terdapat tiga puncak utama di Pegunungan Leuser yang menarik bagi para trekker yaitu Gunung ‘Tanpa Nama’, Loser dan Leuser. Seringkali ada anggapan yang keliru bahwa puncak tertinggi di Pegunungan Leuser adalah Gunung Leuser, padahal sebenarnya itu adalah Gunung ‘Tanpa Nama’. Gunung Leuser merupakan puncak terendah dari ketiga puncak tersebut.

BAKOSURTANAL, Badan Survei dan Pemetaan Indonesia, mencantumkan nama serta lokasi Loser dan Leuser pada peta topografinya. Pihak berwenang Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sudah mengadopsi nama dan lokasi ini sesuai yang diberikan oleh BAKOSURTANAL pada brosur mereka. Brosur tersebut pun mengidentifikasi lokasi Gunung ‘Tanpa Nama’.

4. Puncak Tertingginya Disebut Gunung Tanpa Nama

Pemandangan Gunung Leuser di Sumatera
Pemandangan Gunung Leuser di Sumatera. (Dok: Instagram @bbtn_gunungleuser)

Gunung ‘Tanpa Nama’ merupakan puncak tertinggi di Pegunungan Leuser dan puncak tertinggi kedua di Sumatera setelah Gunung Kerinci yang memiliki ketinggian 3.805 mdpl. Puncaknya terletak di pedalaman lereng curam yang mudah didaki dan menawarkan pemandangan spektakuler ke segala arah.

Pemandangan itu berupa lima hingga enam barisan pegunungan di kejauhan yang masing-masing terlihat dengan rona biru memudar. Termasuk jalur trekking dari Puncak Angkasan melalui Pepanyi dan Pegunungan Bipak sampai ke Pegunungan Leuser.

Gunung ini memiliki dua bukit kecil yaitu sebuah tanda yang dilukis di bukit kecil yang lebih rendah dengan ketinggian 3.455 mdpl, bertuliskan “Puncak Tanpa Nama”. Di bukit yang lebih tinggi dan lebih menonjol di timur laut, puncak sebenarnya  dengan ketinggian 3.466 mdpl, ada balok semen bertuliskan, “Prof Dr Syamsuddin Mahmud, Gubernur Aceh, 1977…”.

Nama Gunung ‘Tanpa Nama’ secara harfiah berarti gunung ‘tanpa nama’ dalam bahasa Indonesia. BAKOSURTANAL tidak menyebutkan nama puncak ini pada seri peta 1977, hanya ketinggian bukit kecil yang ditunjukkan. Nama resmi untuk puncak ini mungkin muncul jika BAKOSURTANAL mengeluarkan peta topografi Sumatera yang baru.

5. Sungai Alas Mengalir Dekat Gunung Leuser

Kekayaan habitat di Taman Nasional Gunung Leuser
Kekayaan habitat di Taman Nasional Gunung Leuser. (Dok: Instagram @bbtn_gunungleuser)

Wilayah Taman Nasional Gunung Leuser terbagi menjadi wilayah timur dan barat oleh lembah ‘celah’ Kuta Cane yang membentang ke arah selatan dari wilayah Gayo di dataran tinggi Aceh tengah hingga wilayah Batak Karo di Sumatera Utara.

Sungai Alas mengalir dari dataran tinggi bagian barat Aceh menuju lembah ‘celah’ ini mengikuti alirannya ke selatan. Arung jeram yang luar biasa deras terjadi di musim hujan. Puncaknya, yang menarik untuk dijelajahi para pendaki terletak di bagian timur dan barat Taman.  

6. Waktu Pendakian ke Gunung Leuser

Berapa hari yang diperlukan untuk mendaki Gunung Leuser, tergantung kecepatan setiap orang. Namun biasanya dibutuhkan sekitar 10-12 hari perjalanan. Sebanyak 5--6 hari dari Kedah ke wilayah Leuser, lalu 2--3 hari di pegunungan Leuser jika Anda berencana mendaki ketiga puncak tersebut, lalu 3--4 hari kembali ke Kedah.

Sebaiknya berhenti mendaki jika hujan karena bisa menjadi kesempatan untuk istirahat. Perjalanan pulang biasanya memakan waktu lebih sedikit karena perjalanan rata-rata menurun, trekker lebih bugar dan beban lebih sedikit.

 

infografis Status Gunung Berapi
infografis Status Gunung Berapi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya