Rekosistem Kelola 35 Ribu Ton Sampah Anorganik pada 2023, Diolah Jadi Apa?

Rekosistem, perusahaan climate-tech yang bergerak dibidang green business dalam pengelolaan sampah telah berhasil mengelola 35 ribu ton sampah pada 2023. Hasil ini tidak lepas dari dukungan masyarakat, perusahaan, dan pemerintah yang sadar akan manfaat daur ulang dan pemilihan sampah.

oleh Rusmia Nely diperbarui 09 Mar 2024, 07:01 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2024, 07:01 WIB
Yuk, Mulai Gaya Hidup Ramah Lingkungan dengan Setor Sampah Anorganik di Waste Station Rekosistem
Yuk, Mulai Gaya Hidup Ramah Lingkungan dengan Setor Sampah Anorganik di Waste Station Rekosistem. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan pengelola sampah, Rekosistem berhasil mengelola total 35 ribu ton sampah anorganik pada 2023. Jumlah ini meningkat sebanyak 84,2 persen dari 2022.

"Pencapaian ini tidak lepas dari dukungan perusahaan-perusahaan dan masyarakat yang mempercayai Rekosistem untuk mengelola sampahnya secara transparan dan dengan prinsip ekonomi sirkular," sebut Ernest Layman, CEO dan Co-Founder Rekosistem saat berpidato di acara yang bertajuk "REshape the Future," Kamis, 7 Maret 2024.

Ekonomi sirkular adalah model ekonomi bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya dalam perekonomian selama mungkin, sehingga meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan. Ernest mencontohkan penggunaan material daur ulang ketimbang virgin material.

Aplikasi Rekosistem pun berhasil meraih penghargaan honorable mentions di Google Play's Best of 2023 Indonesia pada kategori Best Apps for Good. Selain itu, mereka mengklaim turut menyuplai 5.800 ton sampah untuk biofuel dan sumber energi terbarukan lainnya. Upaya-upaya tersebut menghasilkan penghematan karbon sebesar 16.167 ton sepanjang 2023.

Ernest turut menyampaikan, Rekosistem akan terus membuka fasilitas baru untuk menopang antusiasme pelanggan dalam pengelolaan sampah mereka, termasuk membangun Reko Waste Station baru di kota-kota lain. Sejauh ini, Reko Waste Station baru tersebar di beberapa kota besar, seperti Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.

Pelanggan yang ingin menyetorkan sampah anorganik dapat mengecek lokasi Reko Waste Station terdekat di kota mereka melalui aplikasi Rekosistem. 

Kampanye #PilahKemasSetor

Yuk, Mulai Gaya Hidup Ramah Lingkungan dengan Setor Sampah Anorganik di Waste Station Rekosistem
Yuk, Mulai Gaya Hidup Ramah Lingkungan dengan Setor Sampah Anorganik di Waste Station Rekosistem. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Selain mendukung pengelolaan berprinsip ekonomi sirkular, Rekosistem juga mendorong keberlanjutan lingkungan dengan kampanye #PilihKemasSetor. Kampanye dilakukan dengan memberikan insentif berupa rewards points di Aplikasi Rekosistem jika menyetor sampah anorganik melalui Reko Waste Station.

Rewards point tadi dapat dikumpulkan dan ditukar menjadi saldo e-wallet ataupun reward lainnya. Pada 2023, jumlah transaksi penyetoran sampah di Reko Waste Station adalah sebanyak 53.600 setoran sampah yang tersebar di 40 Reko Waste Station dan drop box.

Selain dalam bentuk waste station, Rekosistem turut mengembangkan fasilitas pemulihan materi, Reko Hub. Di Reko Hub, sampah yang dikumpulkan akan dipilah, diolah, dan disalurkan ke industri daur ulang atau tempat pemrosesan sampah yang bertanggung jawab. Kini, Reko Hub telah tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.

Tidak terbatas pada sampah-sampah berbahan plastik, Reko Hub turut memanfaatkan sampah yang sulit didaur ulang, bahkan mengubahnya menjadi energi terbarukan. Hal demikian dapat terlaksana dengan adanya kerjasama antara Rekosistem dengan PLN guna mengurangi emisi karbon.

Perkembangan Bisnis yang Positif

Rekosistem Berhasil Kelola 35 ribu Ton Sampah di 2023
Ernest Layman, CEO dan Co-Founder Rekosistem, perusahaan climate-tech yang bergerak dibidang penanganan sampah. (dok. Rekosistem)

"Dibandingkan dengan dua tahun lalu, bisnis ini sudah berkembang 66 kali lebih besar," sebut Ernest.

Ia menyatakan bahwa bisnis dalam hal pengelolaan sampah ini sehat dan terus berkembang. Saat ini, Rekosistem telah melayani lebih dari 150 perusahaan dan telah memiliki jumlah karyawan tetap, mitra pekerja, maupun mitra bisnis mencapai lebih dari 600 orang.

Ernest memproyeksikan dengan pertumbuhan di 2024, mereka akan menggenjot jumlah setoran sampah yang saat ini berada di 3.500 ton sampah per bulan menjadi 20.000 ton per bulan. Hal itu akan dibarengi dengan penambahan Reko Waste Station baru di beberapa wilayah lain yang belum dijangkau.

Rekosistem memakai strategi bisnis B2B atau B2B2C dengan tujuan menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang suportif secara ruang. "Kita nggak mungkin pasang waste station tanpa ekosistem yang mendukung. Jadi tetap perlu ada B2B. Contohya, ketika di MRT, Reko Waste Station ditaruh di stasiun. Kita nggak mungkin berdiri sendiri, tetapi kita buat sistem yang kuat," jelas Ernest soal skema bisnis ini.

Target Bersama Pengurangan dan Penanganan Sampah Nasional

Ilustrasi sampah plastik (pexels)
Prancis akan malarang penggunakan kemasan plastik untuk mayoritas jenis buah dan sayur demi mengurangi sampah plastik.

Target pengelolaan sampah 100 persen dan nol emisi per 2050 menjadi arahan nasional yang tengah didorong oleh negara. Jakstranas (Kebijakan Strategis Nasional) Pengelolaan Sampah yang bertujuan mengurangi 30 persen sampah di sumber dan 70 persen sampah terolah dengan baik turut menjadi target yang didukung oleh Rekosistem.

Ernest juga mengatakan bahwa koordinasi mereka dengan pemangku kepentingan dari unsur pemerintahan sudah berjalan sejak lama dan tentunya pengurangan dan penanganan sampah menjadi salah satu target yang juga dibawa oleh Rekosistem.

"(Kita) Pasti koordinasi sama KLHK dan DLH. Waktu itu Rekosistem jadi mitra DLH Jakarta dan Surabaya. Dan izin tersebut selalu sejalan dengan dinas-dinas di daerah yang ada," sebut Ernest.

Saat ini, Rekosistem masih berfokus sebagai solusi pengelolaan sampah di kawasan pemukiman dan kolaborasi dengan pemerintah atau perusahaan swasta di area Pulau Jawa. Pada 2024, Rekosistem akan meningkatkan daerah cakupannya agar lebih banyak elemen yang memiliki kesadaran akan pentingnya manajemen pengelolaan sampah yang baik.

Bahaya Sampah Plastik di Laut
Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya