Olimpiade Paris 2024 Siapkan Ranjang Anti-Seks, Berbahan Kardus dan Hanya Cukup Ditiduri Seorang

Akan ada ranjang anti-seks di Olimpiade Paris 2024. Ranjang dibuat dari karton sehingga rapuh dan akan roboh jika menanggung berat lebih dari dua orang. Selain itu, ranjang ini dianggap lebih sustainable untuk lingkungan.

oleh Rusmia Nely diperbarui 19 Mei 2024, 04:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2024, 04:00 WIB
Ilustrasi logo Olimpiade
Ilustrasi logo Olimpiade. (Photo by Kyle Dias on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Tampaknya tidak akan ada atlet yang bisa 'nakal' selama Olimpiade Paris 2024 berlangsung. Dikutip dari The New York Post, Rabu, 15 Mei 2024, ranjang anti-seks telah tiba di Paris menjelang ajang olahraga empat tahunan itu dengan bahan dan ukurannya yang kecil.

Dengan ukuran twin size, ranjang ini membuat atlet tidak bisa tidur bersama dengan orang lain. Ranjang tersebut dibuat oleh perusahaan Airweave, yang juga membuat produk sama untuk Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.

Menurut laporan Inside the Games, sustainability atau keberlanjutan jadi alasan pejabat Olimpiade untuk mengembalikan ranjang anti-seks tersebut ke tengah kompetisi. Kerangka ranjang terbuat dari bahan kardus yang dapat didaur ulang.

"Saya berharap upaya Paris 2024 untuk mengurangi dampaknya akan menunjukkan bahwa kita bisa melakukan berbagai hal secara berbeda," kata Georgina Grenon, Direktur Keunggulan Lingkungan Panitia Penyelenggara Olimpiade Paris 2024, dalam sebuah publikasi.

Namun, sepertinya tempat tidur karton tidak akan menghentikan para atlet Olympiade yang sedang bernafsu untuk beraktivitas seksual. Pasalnya, salah seorang atlet pernah mengklaim bahwa pesta seks di bak mandi air panas menjadi salah satu pilihan di tengah Olimpiade.

Olimpiade 2024 akan menandai peringatan 100 tahun sejak terakhir kali Paris menjadi tuan rumah pada 1924. Itu berarti, Paris akan menjadi tuan rumah Olimpiade untuk ketiga kalinya. Paris pertama kali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade pada 1900.

Rekam Jejak Atlet dan Seks di Tengah Kompetisi

Olimpiade Tokyo 2020
Benarkah sebagai tempat tidur anti seks untuk menghidari hubungan intim antar atlet?

Sudah lama cerita tentang seks liar yang terjadi di kalangan atlet Olimpiade banyak beredar di media. Misalnya, pemain tenis meja Matthew Syed pernah mengatakan kepada Times of London bahwa dia mengalami masa-masa yang 'liar' pada pertandingan pada 1992 di Barcelona, Spanyol. Syed mengatakan, "Saya lebih sering bercinta dalam dua setengah minggu itu dibandingkan sisa hidup saya."

The Mirror juga mengutip pernyataan peraih dua kali medali emas Amerika Serikat, "Saya pernah melihat orang-orang berhubungan seks di tempat terbuka. Di rumput, di antara gedung-gedung, orang-orang terjatuh dan kotor."

Pada Olimpiade 2012 di London, seorang atlet yang tidak disebutkan namanya mengaku melakukan aktivitas seksual berempat dengan rekan satu tim pria dan dua wanita di Olympic Village, menurut Mirror. Pada 2016, Olimpiade Rio de Janeiro 2016 memecahkan rekor dengan 450 ribu kondom yang dipesan untuk kebutuhan para atlet.

Ada 10.500 atlet yang ikut serta pada olimpiade di Brazil tersebut, yang artinya rata-rata seorang atlet menggunakan 42 kondom. Rekor ini mengalahkan sejarah sebelumnya di Olimpiade London 2012 dengan ada 150 ribu kondom yang dialokasikan.

Olympic Village dan Pelarangan Seks di Olimpiade Tokyo 2020

Ilustrasi atlet Olimpiade perempuan mengatur menstruasi mereka/unsplash Nicolas
Ilustrasi atlet Olimpiade perempuan mengatur menstruasi mereka/unsplash Nicolas

Dilansir dari The Sun, kisah tentang kondom telah menjadi topik utama dalam setiap Olimpiade. Olimpiade Paris 2024 sepertinya tidak akan berbeda, meskipun hubungan seks telah dilarang di Olimpiade Tokyo 2020. Olympic Village yang dikenal sebagai 'desa' dan tempat bermukim para atlet ternyata jadi sarang seks liar selama masa olimpiade.

Laporan pertama berasal dari Seoul pada 1988 ketika 8.500 kondom didistribusikan. Banyak yang ditemukan di atap bangunan Olympic Village yang menyebabkan larangan resmi Olimpiade terhadap seks di luar ruangan.

Pada 1992, angka tersebut meningkat lebih dari 10 kali lipat menjadi 90.000. Dana awal sebesar 70.000 di Olimpiade Sydney tidaklah cukup dan perbekalan tambahan harus dibawa selama acara tersebut. Ada 130.000 di Athena. Meskipun ada larangan seks, 160 ribu kondom telah didistribusikan di Olimpiade Tokyo 2020.

"Ini adalah cerita yang selalu mendapat perhatian media secara besar-besaran," kata komentator Olympian dan Channel Seven, David Culbert.

Culbert yang juga seorang spesialis media mengaku kagum dengan keputusan Komite Olimpiade Australia pada 2000 untuk menambah sekitar seribu kondom yang diklaim memberikan perlindungan ekstra terhadap virus Zika.

"Mereka membicarakan perlindungan terhadap virus Zika. Apa yang dilakukan Cate Campbell (perenang), menaruh kondom di kepalanya saat dia menyelam untuk berenang?" ucap Culbert, skeptis.

Momen 'Liar' Olimpiade yang Dibocorkan ke Media

Ilustrasi hubungan seks
Ilustrasi hubungan seks. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Meskipun para atlet menjunjung sikap 'what happened in Olympics stay in Oylmpics,"  masih banyak lagi atlet yang dengan senang hati berbagi pengalaman mereka tentang Olimpiade yang telah berlalu. Seperti yang diceritakan oleh peraih medali emas cabang snorboard, Jamie Anderson.

Ia menuturkan bahwa penggunaan aplikasi kencan, Tinder, berada di tingkat 'gila' pada saat dirinya berdiam di Olympics Village untuk Olimpiade Musim Dingin Rusia 2014. Beberapa atlet, terutama orang Amerika, merasa cukup bebas untuk berbicara bebas tentang seks. Pesepakbola AS, Hope Solo, mengatakan kepada ESPN bahwa dia melihat para atlet melakukan 'hubungan seks di tempat terbuka'.

ESPN melaporkan bahwa enam atlet menikmati pesta seks di bak mandi air panas di Olympics Village saat Olimpiade Musim Dingin Kanada 2010. Perenang Ryan Lochte, yang sering dijuluki ikon seksnya Olimpiade, menambahkan, "Olimpiade terakhir saya, saya punya pacar di mana itu kesalahan besar (sehingga tidak bisa liar). Sekarang saya lajang, jadi London seharusnya sangat bagus. Saya senang," sebutnya pada 2011.

 

Infografis Timnas Indonesia U-23 Berburu Tiket Terakhir Olimpiade Paris 2024 dan Harapan Menang Lawan Guinea
Infografis Timnas Indonesia U-23 Berburu Tiket Terakhir Olimpiade Paris 2024 dan Harapan Menang Lawan Guinea (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya