Bocah Korban Penggusuran Bolos Sekolah

Anak-anak warga kompleks permukiman Karangria, Manado, Sulut, tak sekolah setelah harta orang tua mereka tertimbun reruntuhan rumah yang digusur. Warga kelaparan menunggu bantuan makanan yang belum datang.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Des 2005, 10:23 WIB
Diterbitkan 01 Des 2005, 10:23 WIB
011205abreak-gusurmanado.jpg
Liputan6.com, Manado: Nasib nahas belum juga beranjak dari sekitar 200 warga korban penggusuran di kompleks permukiman Karangria, Manado, Sulawesi Utara. Setelah rumah mereka dirubuhkan, warga tak tahu harus tinggal di mana. Sementara anak-anak tak berangkat sekolah pada Senin (1/12) pagi. Sedangkan orang tua mereka hanya bisa memunguti puing-puing bangunan yang bisa dimanfaatkan.

Hingga berita ini disusun, belum ada bantuan makanan dan pakaian dari warga sekitar atau pemerintah setempat. Padahal sejumlah warga mengaku belum makan sejak kemarin siang karena harta benda mereka tertimbun reruntuhan. Tadi malam, ratusan korban penggusuran ini menginap di atas puing bekas rumah [baca: Warga Tetap Bertahan di Lokasi Penggusuran].

Warga juga bingung harus tinggal di mana setelah Pengadilan Negeri Manado memenangkan gugatan Jhon Hendrik sebagai pemilik lahan. Usaha sebanyak 89 kepala keluarga menolak digusur dengan cara menghadang polisi di depan jalan masuk lokasi permukiman tak berhasil. Permintaan mereka untuk menunda penggusuran setelah Natal dan Tahun Baru tak digubris [baca: Menolak Digusur, Warga Bentrok dengan Satpol PP].(YAN/Aldrin Arief)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya