Liputan6.com, Purworejo - Pemerintah belum menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Namun harga komoditi di tingkat eceran di sejumlah daerah melonjak. Hal ini terjadi akibat pembatasan pasokan yang membuat kelangkaan BBM bersubsidi beberapa waktu lalu.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (28/8/2014), kondisi ini terjadi di Purworejo, Jawa Tengah. Pedagang eceran yang kesulitan mendapatkan BBM subsidi jenis premium dan solar mengambil untung dengan menaikkan harga jual.
Andi salah satu pedagang eceran mengaku sangat sulit mendapatkan BBM subsidi. Ia harus mengantre panjang dan menempuh perjalanan jauh untuk menemukan SPBU yang masih memiliki stok BBM bersubsidi.
Kondisi itulah yang membuat Andi menaikkan harga BBM subsidi jenis premium yang dijualnya secara eceran. Tak tanggung-tanggung, harga eceran ditempatnya mencapai Rp 12 ribu per liternya atau naik Rp 5 ribu dari harga biasanya.
Sementara di Klaten, Jawa Tengah, larangan pembelian BBM bersubsidi menggunakan jeriken membuat ratusan warga mendatangi Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat.
Mereka yang mayoritas pedagang bensin eceran itu ingin mendapatkan surat rekomendasi agar bisa membeli BBM subsidi menggunakan jeriken. Bila mendapatkan surat itu, warga bisa membeli BBM bersubsidi menggunakan jerikan dengan jumlah 30 liter.
Di Bantul, DI Yogyakarta, kelangkaan BBM bersubsidi juga memaksa petani memutar otak agar lahan mereka tetap terairi. Mereka menggunakan gas lpg untuk menggerakkan pompa air yang sebelumnya berbahan bakar premium. Cara ini membuat petani berhemat biaya bahan bakar hingga 70%.
Hampir seluruh petani di daerah tersebut bergantung pada mesin pompa air untuk mengairi lahan pertaniannya. Oleh karenanya, kelangkaan BBM bersubsidi membuat mereka amat kesulitan.
Baca juga:
Tak Ada Antrean Panjang di SPBU, Jalanan Ibukota Kembali Macet
Baca Juga
Jokowi: Saya Minta SBY Naikkan Harga BBM, Tapi...
Advertisement