Liputan6.com, Jakarta - Gesekan antara anggota Polisi dan prajurit TNI di berbagai daerah di Indonesia beberapa kali terjadi. Tak jarang bentrok menimbulkan korban luka atau korban jiwa.
Salah satu kasus terakhir yang menyedot perhatian adalah bentrok antara anggota Brimob Polda Kepulauan Riau dengan prajurit Batalyon Infantri 134 Tuan Sakti, Batam. Dalam peristiwa ini sedikitnya 4 prajurit TNI mengalami luka tembak.
Kapuspen Mabes TNI Mayjen TNI Fuad Basya mengatakan, gesekan itu sering terjadi karena hal sepele. Bahkan, Fuad menyebut kejadian ini seperti kenakalan remaja.
"Penyebabnya istilahnya kenakalan remaja. Dari sekian banyak angggota, ada saja yang kelakuannya aneh-aneh," kata Fuad di Kantor Menkopolhukam, Jakarta, Selasa (14/10/2014).
Kendati paham betul dengan karakter para prajurit muda, Fuad tidak akan membiarkan para prajurit berbuat sesuatu yang melanggar aturan. Setiap anggota yang melakukan pelanggaran tetap harus ditindak.
"Namun kita komitmen apabila ada yang melanggar ya pasti kita hukum. Ada kitab undang-undang disiplin tentara/pidana," tegas Fuad.
Fuad memastikan TNI dan Polri tetap solid dalam menjaga keamanan negara. Meski terdapat beberapa gesekan, kebersamaan itu tetap dijaga dengan baik seperti saat penyelenggaraan Pemilu 2014.
"Sangat solid antara TNI dan Polri. Misalnya pada pemilu, sebelum proses saja kita selalu ada pertemuan," tandas Fuad.
Bentrok antara TNI dan Brimob di Batam terjadi Minggu 21 September lalu. Insiden berawal saat anggota Ditkrimsus dan Gegana Brimob Polda Kepri lakukan penggerebekan gudang BBM, jenis solar yang diduga ilegal milik Noldy (35). Lokasi itu berjarak kurang lebih 500 meter dari markas Brimob. Saat dilakukan penangkapan dan penyitaan, terjadi kesalahpahaman di lapangan antara petugas Polri dengan anggota Yonif 143 Tuah Sakti, Batam. (Ein)