Hasto: Ada Menteri Jokowi saat Pertemuan Politik Abraham Samad

Hasto mengatakan, Jokowi tahu pertemuan antara Ketua KPK Abraham Samad dan politisi. Tapi reaksi Jokowi hanya manggut-manggut.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 22 Jan 2015, 15:31 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2015, 15:31 WIB
Canda Tawa Jokowi dan Abraham Samad di Bandara Adisutjipto
Pertemuan Jokowi dan Abraham Samad berlangsung di ruang VIP Bandara Adisucipto, Yogyakarta , Sabtu (3/5/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menegaskan kebenaran ceritanya soal manuver politik Ketua KPK Abraham Samad (AS) saat pilpres 2014 lalu, Pelaksana Tugas (plt) Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, ada politisi yang kini jadi menteri, ikut bertemu Samad beberapa waktu lalu.

"Ada 2 orang yang kini jadi menteri di Kabinet Kerja Jokowi," kata Hasto, di Jakarta, Kamis (22/1/2015).

‎Hasto menambahkan, Jokowi sendiri tahu pertemuan tersebut. Tapi hanya reaksi biasa yang ditunjukkan Presiden RI ke-7 itu. "Saya laporkan (ke Jokowi). Dia hanya manggut-manggut‎," ucap Hasto.

Menurut Hasto, cerita Rumah Kaca Abraham Samad merupakan fakta. Hasto menegaskan, apa yang diungkapkannya saat ini bukan sebagai perlawanan atas langkah KPK menetapkan calon kapolri tunggal Komjen Pol Budi Gunawan sebagai tersangka.

Saat ditanya alasannya mengungkap manuver politik Samad saat ini, bukan saat pilpres 2014, Hasto menjawab, PDIP berniat menutupi, tapi melihat perkembangan situasi hal itu tak jadi dilakukan.

"Saya tak simpulkan, tapi apa yang dikatakan Samad bahwa cerita di rumah‎ kaca itu fitnah, saya tak ada tendensi persoalan kapolri dan itu bukan persoalan kami. Presiden sudah dapat masukan Kompolnas, ke DPR, ini lebih respon karena Pak Samad bahwa itu fitnah, tapi itu kebenaran," tutur Hasto.

>>Rumah Kaca>>

'Rumah Kaca'

'Rumah Kaca'

Lewat tulisan 'Rumah Kaca Abraham Samad', akun dengan nama Sawito Kartowibowo mengungkapkan ada 6 kali pertemuan yang membahas Abraham Samad menawarkan diri sebagai Cawapres bagi Jokowi.
 
Penulis mengklaim memiliki data, yang bisa dikonfirmasi baik pada pihak Samad maupun pihak PDIP, dan penulis meminta agar kedua kubu itu menjelaskan semua hal-hal yang perlu diketahui publik, misalnya ada apa PDIP dengan Budi Gunawan.
 
"Ada Enam Pertemuan yang dilakukan oleh Abraham Samad dengan PDIP yang mengindikasikan Samad bukan lagi seorang Penyidik yang bebas kepentingan politik, tapi ia seperti Politisi biasa yang memanfaatkan peluang baik kesempatan maupun posisi," tulis akun tersebut yang diposting pada 17 Januari lalu.
 
Akun tersebut juga mengungkapkan pertemuan beberapa politisi PDIP dengan Samad di sejumlah tempat seperti apartemen mewah di Jakarta dan hotel bintang lima di Yogyakarta.
 
"Dalam beberapa pertemuan itu juga Samad memakai Masker dan Topi, Samad menemui petinggi PDIP dan menawarkan dirinya untuk mendampingi Jokowi.  Karena dalam pertemuan itu Samad masih dalam kedudukannya sebagai Ketua KPK," lanjutnya.
 
Selain itu, Samad juga dituding balas dendam politik setelah dirinya gagal mendampingi Jokowi dalam Pilpres. Penetapan status tersangka Komjen Pol Budi Gunawan yang berujung ditundanya ia menjadi Kapolri dituding penulis sebagai dendam.
 
"Karena apakah Samad benar-benar adil dalam melaksanakan tugas KPK, apakah itu hanya pada memenuhi investasi politiknya sekaligus menyelesaikan dendam politiknya? Kenapa ada dendam politik? Karena memang ada latar belakang atas keputusan ini yang harus ditanyakan pada Samad, baik publik yang sedang eforia Samad, sampai ada tulisan "Samad Adalah Kita", lalu melengos pada Jokowi saat Samad bermain tarik ulur soal Budi Gunawan," ungkap akun itu.

Menanggapi tulisan itu, Abraham menyatakan sebagai 'serangan' terhadap dirinya. Mengingat, ‎Budi Gunawan merupakan calon tunggal terpilih sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Pol Sutarman.

"Itu semua fitnah," kata Abraham Samad dalam pesan singkatnya Senin 19 Januari 2015. (Sun/Mut)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya