Ahok: Setiap Ada yang Mau Kasih Bus, Saya Pasti Dikerjain

Soal tudingan bus telah dimodifikasi, Ahok pun melawan. Dia menilai semua angkutan yang ada di Jakarta chasisnya telah dimodifikasi.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 04 Feb 2015, 14:31 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2015, 14:31 WIB
(lip6 Pagi) Wagub Ahok
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terpaksa gigit jari karena bus Mercedes Benz sumbangan dari Tahir Foundation tidak diperbolehkan beroperasi di Jakarta. Hal ini bukan pertama kali terjadi, karena sebelumnya ada saja aturan yang berbenturan dengan bus sumbangan yang datang.

"‎Kita mana bisa lawan pemerintah, tunggu saya jadi Presiden baru gue pecat. Itu makanya saya bilang kan, saya bukan suudzon, saya merasa setiap kali kalau ada orang menyumbang bus dari Transjakarta sampai bus tingkat itu dikerjain saya, selalu dikerjain. Tujuannya apa? Jangan-jangan agar kita impor lagi, masak merk Weicai Rp 3,3 miliar, Marcedez Benz Rp 2,8 miliar, dari mana?" ujar dia.

Kementerian Perhubungan memang melarang bus asal Jerman itu beroperasi karena ada beberapa spesifikasi yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah. Misalnya saja, berat bus harus 31 ton. Belum lagi soal chasis yang masih dipermasalahkan. Hal ini jelas membuat Ahok kesal.

"Saya nggak tahu, yang berkuasa kan mereka. Saya makanya bingung, Transjakarta yang gandeng itu menyalahin PP lho, karena beratnya melebihi 31 ton, kenapa boleh? Gubernur berhak mendiskresikan karena jalan saya yang bikin, hancur kan urusan saya. Nah sekarang bus Mercedes malah lebih ringan, masa nggak boleh? Cuma gara-gara administrasi nggak boleh, sementara kita butuh bus, ya dah lah," jelas dia.

Soal tudingan bus telah dimodifikasi, Ahok menilai semua angkutan yang ada di Jakarta chasis-nya telah dimodifikasi. Mulai Kopaja, molen, truk, kontainer sudah tidak asli. "Jadi cuma cari-cari alasan, sudah biasa cari alasan," pungkas Ahok. (Ado/Sss)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya