Anggota Serikat Petani Tewas, Diduga Dikeroyok Satpam Perkebunan

Kepolisian Tebo melakukan olah TKP dan membawa jasad Indra ke RSUD Tebo untuk divisum.

oleh Bangun Santoso diperbarui 01 Mar 2015, 14:04 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2015, 14:04 WIB
pemukulan

Liputan6.com, Jambi - Anggota Serikat Petani Tebo (SPT), Jambi, Indra, ditemukan tewas oleh tim dari Polres Tebo pada Sabtu 28 Februari 2015 sekitar pukul 11.00 WIB. Indra ditemukan tewas dengan kondisi tangan diikat, kaki, leher, dan mulut terikat kain di sebuah rawa penuh air.

Kuat dugaan Indra tewas oleh tujuh anggota tim unit pengamanan PT. Wirakarya Sakti (WKS), salah satu perusahaan perkebunan akasia terbesar di Jambi.

Dari informasi yang diperoleh Liputan6.com dari sejumlah warga, tewasnya Indra berawal dari selisih paham antara korban dengan petugas PT. WKS hingga berujung pemukulan pada Jumat 27 Februari 2015 sekitar pukul 17.00 WIB.

Lokasi perselisihan berada di Simpang Koridor PT. WKS, tepatnya di pos kembar 803. Selang beberapa waktu, terjadi penjemputan pada korban dengan menggunakan mobil URC PT. WKS  yang mengarah menuju distrik 8 perkebunan WKS.

Pada Sabtu siang, aparat Polres Tebo melakukan olah TKP dan membawa jasad Indra ke RSUD Tebo untuk divisum. Sayangnya, dari mulai proses visum hingga selesai, wartawan tidak dibolehkan mengambil foto untuk kepentingan berita.

"Ini masih dalam penyelidikan. Jadi jangan dulu difoto," ujar salah satu anggota Polres Tebo seraya melarang wartawan mengambil foto proses visum.

Sementara itu, Kepala Satuan Brimob Polda Jambi, Kombes Pol Suhendri menyebutkan, pihaknya menurunkan 100 personel ke TKP untuk mengantisipasi bentrokan antara petani dengan tim pengamanan PT. WKS di lokasi di distrik 8, Kabupaten Tebo.

Menurut dia, ada sekitar 50 anggota SPT ‎mendatangi pos sekuriti 803 PT. WKS untuk mempertanyakan kematian Indra.

Pernyataan Perusahaan

Sementara itu, berdasarkan rilis yang dikirim Humas PT. WKS, Taufik Qurohman,  kematian Indra disebabkan kesalahpahaman berujung kekerasan fisik dengan tim pengamanan perkebunan.

Menurut dia, peristiwa tersebut terjadi di Desa Lubuk Mandarsah, tepatnya di pos Kembar 803 Lubuk Mandarsah. Petugas keaamanan tersebut bekerja untuk PT. Manggala Cipta Persada (PT MCP) yang bertugas di wilayah PT. Wirakarya Sakti (WKS). Penyebab kesalahpahaman secara rinci belum diketahui, saat ini masih dibawah investigasi pihak berwajib.

Sebelum kejadian, pihak WKS dihubungi oleh pendamping masyarakat Lubuk Mandarasah dari WALHI Jambi,  Rudi, bahwa akan ada panen raya di sekitar konsesi WKS.

Untuk mengakomodir panen, pihak WKS menyatakan bersedia bekerja sama dengan masyarakat Lubuk Mandarsah dan WALHI Jambi. Karena lokasi panen raya melintasi pos keamanan WKS, maka pihak manajemen WKS membuka akses masyarakat melewati pintu pos.

Di lokasi inilah kesalahpahaman antara pihak keaamanan dan korban terjadi sehingga menyebabkan meninggalnya Indra.

"Saat sekarang WKS terus melakukan koordinasi dengan WALHI Jambi untuk membangun langkah bersama untuk mencari fakta kejadian ini, sekaligus membangun solusinya. Selain itu, WKS juga akan melakukan koordinasi dengan pihak Polda Jambi untuk mencari pelaku yang sampai saat ini belum ditemukan," jelas Taufik, Minggu (1/3/2015),.

Taufik menyebutkan, petugas keamanan yang saat itu bertugas berdasarkan data WKS ada 7 orang.

"Atas peristiwa tersebut, kami dari pihak WKS menyampaikan turut berbelasungkawa atas adanya korban karena peristiwa ini, semoga almarhum diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran dan keiklasan. Kami akan mengirim tim khusus ke keluarga korban untuk memberikan bantuan baik moril maupun materil," tambah Taufik.

Selain itu, kata Taufik, PT WKS siap melanjutkan dan berkerja sama penuh dengan pihak kepolisian untuk melakukan investigasi guna penyelesaian kasus ini sampai tuntas.

"Kami akan mendesak PT. Manggala Cipta Persada untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tim keamanan mereka dan melakukan tindakan yang diperlukan," kata Taufik. (Yus)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya