Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengaku kaget mendengar adanya usulan wacana pembiayaan partai politik atau dana parpol lewat uang negara sebesar Rp 1 triliun per tahun oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo‎. JK mengaku wacana tersebut belum pernah dibahas dalam rapat kerja kabinet.
"Apa? 1 partai 1 triliuan? Beuh..., kita belum bahas itu," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2015).
JK tampaknya kurang setuju dengan wacana tersebut. Menurut JK semestinya anggaran yang diberikan ke tiap partai harus sesuai dengan perolehan suara yang dimiliki oleh partai tersebut. JK mengaku kurang sepakat bila partai kecil yang memperoleh suara paling banyak disamakan dengan partai yang memperoleh suara terbanyak.
"Pertama itu ada tetap dihitung besarnya partai itu. Berapa kursi di DPR-nya dihitung sekian tetapi itu tidak besar. Waktu saya ketua Golkar hanya 1 tahun kira-kira terima Rp 2 miliar. Padahal anggota DPR Golkar paling banyak waktu itu, ada 126 kursi. Dana itu tergolong kecil (untuk partai sebesar Golkar), apalagi partai kecil, masa sama‎," ucap JK.
JK mengaku ia tetap mendukung adanya pendanaan parpol oleh negara, namun harus proporsional dan sesuai dengan jumlah suara yang diraih. "Itu perlu, untuk administrasi," papar Wapres JK.
Usulan tersebut pertama kali muncul dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Ia mewacanakan, bila APBN telah baik, partai politik bisa dibiayai negara melalui APBN.
"‎Dengan pengalaman Pilkada selama ini memang transparansi memang sulit dilakukan. Saya kira kalau keuangan baik, parpol bisa dibiayai (APBN). Sekarang hanya ada 10 parpol. 1 Partai per tahun Rp 1 triliun," kata Tjahjo Kumolo, beberapa waktu lalu.
Tjahjo menilai anggaran bagi operasional partai selama ini dirasa sangat kurang, karena kurangnya anggaran tersebut, dapat berpotensi menimbulkan tindakan korupsi yang dilakukan oleh politisi partai maupun kepala daerah.
"‎Anggaran parpol untuk sehari-hari, kaderisasi dan sebagainya akan dibiayai negara. Jadi bisa menekan angka korupsi. Nanti ada BPK yang diaudit," pungkas Mendagri Tjahjo Kumolo. (Ans)Â
JK Kaget Tjahjo Usulkan Anggaran Rp 1 Triliun per Parpol
Menurut JK semestinya anggaran yang diberikan ke tiap partai harus sesuai dengan perolehan suara yang dimiliki oleh partai tersebut.
diperbarui 10 Mar 2015, 08:22 WIBDiterbitkan 10 Mar 2015, 08:22 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
VIDEO: Kesal Tak Diberi Uang untuk Judi Online, Suami Tega Aniaya Istri
309 Ribu Orang Menyeberang ke Sumatera saat Libur Nataru 2024/2025
4 Tips Mudah dari Ustadz Adi Hidayat agar Sholat Subuh Tidak Kesiangan
6 Potret Kafe Bertema Hujan yang Turun Setiap 15 Menit, Sajikan Panorama Unik
Tradisi Raissa Ramadhani Sambut Tahun Baru, Bongkar Rencana Besar di 2025
Plt Kadis PUTR Toba Sofian Sitorus Diculik Usai Antar Anak Sekolah, 3 Terduga Pelaku Ditangkap
Bapak-bapak di China Rela Botak Demi Galang Dana untuk Anak Mereka yang Menderita Kanker
Ada Kebijakan Opsen Baru, Makassar Pede Raih PAD Rp 2 Triliun di 2025
VIDEO: Hasto Kristiyanto Jadi Tersangka KPK, Begini Tanggapan Jokowi
Meluncur April 2025, Ini Bocoran Harga Jaecoo J7 di Indonesia
Mengungkap Sejarah Perayaan Tahun Baru di Dunia, Tradisi Unik Sejak Zaman Kuno
Kaleidoskop 2024: PDNS 2 Kena Serang Ransomware, Layanan Publik Sempat Lumpuh