Liputan6.com, Jakarta - Banyak tokoh, termasuk Presiden Jokowi akan menghadiri pembukaan Kongres IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Bali. Namun Gubernur DKI Jakarta Ahok yang selama ini dikenal dekat dengan kader-kader PDIP justru absen.
Kepastian ketidakhadiran pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Ketidakhadiran Ahok dipertegas dengan alasan agar Ibukota negara itu tak kosong pemimpin.
"Dia (Ahok) kirim salam supaya disampaikan dengan Ibu Megawati, beliau (Ahok) titip salam agar kongres berjalan aman. Ya, kalau Ahok juga datang, kosong kan DKI. Masa dua-duanya dikosongkan. Satu-satu aja, jangan semuanya," ujar Djarot yang notabene kader partai berlambang banteng moncong putih di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur Bali, Kamis (9/4/2015).
Di sisi lain, Djarot menegaskan sudah mengambil cuti untuk hadir ke dalam acara lima tahunan PDIP itu.
"Saya juga ketua DPP partai, jadinya saya hadir. Juga sebagai kader yang baik," tukas Djarot.
Saat ditanya bagaimana jalannya Kongres PDIP nanti, Djarot mengatakan akan dipenuhi dengan pembicaraan program dan bukan mengenai kepengurusan.
"Kalau ketua umum kan sudah jelas Ibu Megawati, di mana dari bawah hingga ke atas. Soal kepengurusan juga hak prerogatif beliau. Karena itu, fokus kongres kali ini, fokus pada program," pungkas Djarot.
Kongres IV PDIPÂ rencananya akan dibuka Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hari ini. Kongres akan digelar di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali sejak Kamis 9 April hingga Minggu 12 April mendatang.
Namun PDIP hanya mengundang partai pendukung Presiden Jokowi. Jadi, partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP), tidak diundang dalam perhelatan 5 tahunan PDIP itu.
"Kami tidak mengundang partai yang tidak mendukung pemerintahan Jokowi-JK," kata Pelaksana tugas (Plt) Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Sanur, Bali, Rabu 8 April 2015. (Ans)
Wagub DKI Djarot: Absen di Kongres PDIP, Ahok Titip Salam
Ketidakhadiran Ahok di Kongres IV PDIP di Sanur, Bali, dipertegas dengan alasan agar Ibukota negara itu tak kosong pemimpin.
diperbarui 09 Apr 2015, 08:15 WIBDiterbitkan 09 Apr 2015, 08:15 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ekonomi Indonesia Terancam Masuk Krisis, Ini yang Harus Dilakukan
Jangan Berlebihan, Ini 6 Bahaya Konsumsi Makanan dan Minuman Manis Bagi Kesehatan Tubuh
Resmi Bergulir, Kustomfest 2024 Sentil Plagiator
10 Saham Top Gainers-Losers pada 30 September-4 Oktober 2024
Jet Pribadi Diduga Milik P. Diddy Tepergok Parkir di Auckland, Siapa Penumpangnya?
Banyuwangi Jadi Satu-satunya Kabupaten di Indonesia yang Raih Predikat AA SAKIP dari Kemenpan RB
OJK: Anak Muda Kebanyakan Utang dari Paylater
Pinkan Mambo Gagal Berumah Tangga untuk Keempat Kalinya, Bercerai dengan Arya Khan
Dibidik Barcelona dan Juventus, Manchester United Ambil Sikap soal Alejandro Garnacho
Media Saudi Sebut Israel Bunuh Hashem Safieddine, Sosok Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah
7 Pola Hidup Sehat Ini Dapat Mengurangi Efek Samping Obat dan Risiko Hipertensi
Polisi Ungkap Kasus TPPO, Dijadikan Prostitusi di Malaysia