Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan bergabung dengan Pemerintahan Jokowi-JK. PAN menjadi salah satu anggota Koalisi Merah Putih (KMP) atau koalisi di luar Pemerintahan Jokowi-JK sejak gelaran Pemilihan Presiden 2014.
Sekretaris Fraksi PDIP di DPR Bambang Wuryanto mengaku gembira dengan merapatnya partai yang kini dipimpin oleh Zulkifli Hasan tersebut dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
"Itu sangat bagus. Dengan demikian situasi politik jadi nyaman, kuat dan pemerintah menjadi stabil. Dukungan di parlemen menjadi mayoritas dan stabilitas politik bisa membuat pemerintah membuat kebijakan lebih kuat dan baik," kata Bambang di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu September 2015 malam.
Ketika ditanya lebih lanjut soal reshuffle jilid II pascabergabungnya PAN pemerintahan Jokowi-JK, Bambang mengaku tidak tahu sama sekali. Namun untuk dilakukannya revisi Undang-Undang MPR, DPR, DPD, DPRD (UU MD3) di DPR, Bambang menyebutkan, kemungkinan itu bisa saja terjadi.
"Nanti kita bicarakan saja, yang pasti kita syukuri PAN. Terbuka kemungkinan terjadi revisi UU MD3, tapi harus lewati proses yang benar. PDIP siap revisi UU MD3," ujar Bambang.
Sementara itu politisi Partai Nasdem Johnny G Plate menyatakan, PAN memahami politik kebangsaan sehingga bergabung dengan pemerintah.
"Itu wujud politik kebangsaan karena untuk membangun bangsa dibutuh sinergi nasional. PAN memahami hal itu," kata anggota Komisi XI tersebut.
Tanggapan KMP
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengaku geram serta kesal melihat PAN berbelok arah mendukung serta bergabung dengan parpol koalisi pemerintah. Menurut Arief, bergabungnya partai besutan Zulkifli Hasan itu memang sudah diprediksinya sejak Ketua MPR itu memegang penuh kendali PAN.
"Ya kami (Gerindra) sudah memprediksi hijrah mereka sudah jauh-jauh hari. Dan di mata kami PAN telah menjadi parpol pengkhianat," kata Arief.
Arief pun menduga, pindahnya haluan politik PAN dari sebelumnya berada di KMP dalam mengkritisi pemerintah berbalik menjadi parpol pendukung, tidak lepas dari faktor aktor utama mereka, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Di satu sisi, Arief melihat PAN sekarang tidak lagi indentik dengan sosok Amien Rais sebagai tokoh utama. Sebab baik Zulkifli maupun Amien sekarang adalah satu keluarga.
"Sekarang pamor Amien Rais di PAN tidak sekuat dulu kan dia sekarang 'besan' bersama Zulkifli dan tidak lagi kuat seperti dulu. Jadi Amien ikut saja apa kata Zulkifli," terang dia.
Namun demikian, Arief menegaskan tanpa PAN, Gerindra sebagai inisiasi KMP serta penyeimbang pemerintah tidak akan goyah ataupun rontok untuk dapat mengkritisi pemerintahan Jokowi-JK.
"Bagi Gerindra mau itu cuma sama PKS ataupun sendiri nggak ada masalah karena Gerindra terbiasa dikeroyok kok, Gerindra akan tetap komite menjadi penyeimbang. Jadi nggak usah takut kita siap melawan," tandas Arief. (Mvi/Tnt)
Advertisement